Otak manusia seperti handphone multitasking yang hanya bisa mengarahkan perhatian pada satu titik fokus. Walau ada sejumlah aplikasi yg aktif bersamaan, namun hanya satu aplikasi saja yang benar benar aktif, sementara lainnya pasif. Begitulah manusia menciptakan realitas. Seperti tuning gelombang radio. Jika frekuensinya pas, maka suara stasiun radio akan terdengar jernih. Namun jika meleset sedikit saja, maka noise nya akan terdengar.
Panca indera hanya sensor tubuh untuk menangkap sumber dari luar yang berupa cahaya (mata), getaran dan vibrasi (telinga, kulit, lidah), dan energi (hidung). Selama ini manusia mengira jika panca indera menangkap bentuk materi, namun sebenarnya bentuk materi diciptakan oleh otak kita dari bahan input yang ditangkap panca indera. Lalu bentuk itu pun eksis di dalam pikiran kita. Persamaan paling mudah adalah persamaan sistem mata dengan sistem kamera. Lensa kamera hanya menangkap cahaya, yang kemudian oleh prosesor dibentuk menjadi ribuan titik titik yang membentuk citra atau visual. Bedanya jika visual hasil dari kamera di putar di perangkat berbeda seperti tv atau gadget, visual hasil olah mata diputar di dalam otak kita sendiri sehingga kita seolah olah sedang melihat benda atau materi. Dan menariknya keduanya sama sama memiliki delay, yakni proses dari mulai lensa/mata manangkap cahaya hingga prosesor/otak membentuk materi. Artinya realitas yang kita tangkap dan kita putar (lihat) sebenarnya selisih seper sekian ribu detik. Itu berarti yang kita lihat sebenarnya hanyalah rekaman. Realitas sebenarnya telah berlalu. Namun karena selesihnya sangat tipis seolah olah apa yang kita lihat adalah realitas yang sedang terjadi. Ini sama seperti bintang yang jaraknya seribu tahun cahaya dari Bumi. Bintang yang kita lihat adalah bintang seribu tahun silam (jarak perjalanan cahaya dari bintang tersebut sampai ke mata kita). Artinya bintang itu sekarang bisa jadi sudah tidak ada di lokasi yang kita lihat atau bahkan telah lenyap.
Dalam menciptakan bentuk materi, otak manusia harus memfokuskan pada satu objek saja, yang disebut konsentrasi atau perhatian. Contoh ketika melihat tanaman, kita tidak akan melihat tanaman secara utuh (fokus). Walau kita melihat satu tanaman utuh, namun otak hanya akan fokus pada satu daun, tangkai, atau bunga. Selain itu akan outfokus. Itulah mengapa ketika kita melamun di jalan saat mengendarai kendaraan, adalah kondisi ketidakselarasan ketika otak kita bekerja di tempat lain, sementara tubuh sedang mengendarai motor. Karena otak bekerja tidak selaras dengan apa yang sedang dilakukan tubuh yang sedang berkendara, akibatnya visual di depan kita menjadi outfocus. Fokus kita ada pada sesuatu yang kita pikirkan atau perhatikan di dalam otak kita, bukan jalan yang ada di depan kita. Bisa dikatakan jalan di depan kita tidak terbentuk secara realitas walau tubuh kita mengalaminya. Itulah mengapa meditasi mengajarkan manusia untuk menyelaraskan otak (pikiran) dan tubuh. Ketika otak dan tubuh selaras, maka itulah yang disebut kesadaran (dasar).
Dalam penelitian fisika quantum, elektron, proton dan neutron adalah energi pembentuk partikel atau materi. Elektron adalah ruang kosong atau biasa disebut dark matter yang menjadi landasan pembentuk materi. Elektron tidak akan terbentuk jika tidak diberi perhatian/fokus. Ia ada dimana saja dalam bentuk bidang energi yang maha luas tak terbatas. Ketika kita ingin memperhatikan elektron muncul di satu titik, barulah elektron akan terbentuk di titik tersebut. Hal ini lah yang menjadi dasar hukum terbentuknya materi, ruang, dan waktu. Artinya masa depan akan tercipta dimana pikiran kita memberikan perhatian. Perhatian di sini tidak hanya berupa fokus pikiran, namun juga rasa dalam kesadaran penuh yang dinamakan keyakinan.
Pada gambar di bawah ini, sebenarnya setiap persimpangan garis ada sebuah titik. Namun otak manusia tidak akan bisa melihat seluruh titik dalam waktu bersamaan. Otak hanya mampu melihat satu titik saja alias satu titik saja yang terbentuk menjadi realitas. Hal membuktikan bahwa otak manusia hanya bisa memperhatikan satu fokus perhatian saja. Dengan itulah materi alam semesta terbentuk di pikiran setiap manusia. Dan kurang lebih seperti itulah elektron terbentuk. Dan seperti itu pula materi, ruang, dan waktu terbentuk.