Seorang teman lama yang baru saja bertemu dengan saya, menceritakan kisah hidupnya yang rumit dan penuh masalah. Ia sekarang sedang belajar meditasi di sebuah biara. Ketika saya bertanya mengapa ia meninggalkan kehidupan gemerlap dan memilih di jalan sunyi. Ia menjawab dengan singkat..: "Aku ingin menyederhanakan hidup. Karena hidup yang sederhana akan jauh dari masalah.."
Lalu seperti apakah hidup yang sederhana itu?Dari pengalaman hidup yang saya jalani, hidup sederhana bukan lantas anda menjadi malas, pasif, atau menghindari segala hal karena takut bertemu masalah. Hidup yang sederhana adalah hidup normal apa adanya. Yang dimaksud sederhana adalah sederhananya pikiran kita. Mayoritas manusia di planet Bumi menganggap hidupnya rumit. Padahal bukan hidup yang rumit, melainkan pikiran kitalah yang rumit. Pikiran adalah hasil kinerja dari otak manusia.
Dalam penyelidikan saya terhadap diri saya sendiri, fungsi otak ada 2 :
1. Pusat komando tubuh
2. Pusat data dan analisa (pikiran)
Otak sebagai pusat komando tubuh adalah fungsi otak yang menjadi pusat kendali timbal balik dari semua blok atau bagian organ tubuh. Sementara fungsi otak juga sekaligus sebagai pusat data dan analisa (pikiran). Disini fungsi otak manusia adalah
1. Sebagai memori atau penyimpan data. Kapasitas besaran data dan durasi penyimpanan data dipengaruhi berdasarkan tingkat emosi seseorang ketika data itu dibuat.Contoh anda pernah kehilangan orang yang anda cintai. Semakin anda sedih, maka kapasitas data yang anda simpan akan semakin besar. Tentu hal ini juga akan memakan energi yang sangat besar untuk media penyimpanannya. Semakin besar emosi yang anda masukkan, maka durasi penyimpanannya juga akan semakin lama. Itulah mengapa banyak manusia stress dan menjadi sakit akibat trauma atau terintimidasi oleh peristiwa kesedihan di masa lalu. Namun sebaliknya, semakin kecil emosi yang menyertai sebuah peristiwa yang anda alami, maka kapasitas penyimpanannya pun akan semakin kecil, yang otomatis juga tidak memakan banyak energi saat memori itu disimpan. Memori seperti ini biasanya adalah peristiwa peristiwa kecil dalam hidup anda, yang tidak lagi anda ingat. Selain itu, memori juga terkait dengan identitas segala sesuatu yang anda simpan sebagai data pengetahuan, contoh adalah identitas seseorang yang anda kenal dari mulai nama hingga sifat dan perbuatan yang dilakukan orang tersebut.
2. Lalu fungsi kedua adalah fungsi analitis.
Fungsi ini membuat pikiran sebagai benteng perlindungan dari bahaya dan sekaligus pengolah data untuk menganalisa respon terhadap lingkungan luar. Jika memori lebih cenderung menganalisa masa lalu, maka fungsi analitis lebih cenderung terkait dengan masa depan. Misal saat berkendara, anda melihat ada mobil di sisi yang berseberangan dengan jalur anda, berjalan terlalu ke tengah jalan. Maka fungsi analitis dalam sekian detik akan mengatakan kepada anda akan adanya bahaya jika mobil itu bisa bertabrakan dengan anda. Fungsi inilah yang kemudian dinamakan ego.
Namun jangan salah, semua fungsi di atas tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait. Contoh kasusnya adalah ketika anda berjumpa seorang teman lama di suatu tempat. Saat berjumpa, maka fungsi memori akan langsung mengakses data yang anda simpan tentang teman anda tersebut dari mulai nama, perjumpaan terakhir dengan teman tersebut, sifat, perilaku dan lain sebagainya. Apalagi jika anda pernah sakit hati dengan teman anda tersebut. Maka fungsi otak memori akan menyampaikan pesan kepada fungsi pusat kendali tubuh untuk menarik memori emosional tersebut menjadi perintah kimiawi yang menghasilkan respon kinetik, berupa jantung berdebar keras yang mengakibatkan aliran darah menjadi semakin cepat, dan membuat suhu tubuh memanas. Itulah yang kemudian dinamakan marah atau jengkel ketika anda kembali melihat teman tersebut. Jika teman tersebut dahulu senang berhutang tanpa membayar, maka selanjutnya pikiran analitis akan berjalan. Anda akan menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi saat anda bertemu kembali dengan teman anda. Inilah yang memproduksi rasa takut dan khawatir. Lalu munculah kalimat di pikiran anda, "Jangan jangan dia mau pinjam duit lagi..".
Kalimat itu adalah hasil dari analisa yang berfungsi mengantisipasi apa yang akan terjadi. Maka ketika emosi tercipta, anda kemudian juga akan mengaktifkan fungsi analitis yang menimbang apa yang harus anda lakukan ketika anda bertemu dengan orang tersebut. Dan yang istimewa, semua fungsi tersebut akan berjalan simultan saling terkait selama sepersekian detik saja.
Namun jangan salah, semua fungsi tersebut sebenarnya hanya berguna bagi tubuh manusia untuk bertahan hidup di planet Bumi, sekaligus membangun peradaban maju seperti sekarang. Namu ketika fungsi itu tidak kita gunakan pada tempatnya, fungsi fungsi terutama pikiran tadi akan menghabiskan energi anda. Mengapa?Karena konsumsi energi yang digunakan otak sangat besar. Saat tidur saja, otak akan mengonsumsi 25% dari seluruh energi yang dimiliki tubuh, apalagi jika saat fungsi fungsi tersebut digunakan. Akibatnya energi anda akan habis. Ketika energi habis, maka fungsi fungsi tubuh lain seperti anti body, regenerasi sel, dan lain lain akan kekurangan energi. Akibatnya anda akan mudah jatuh sakit.
Hidup sederhana seperti yang dikatakan teman saya di atas, adalah bagaimana kita menjalani kehidupan dengan cara menggunakan fungsi otak yang berhubungan dengan pikiran, hanya pada saat di butuhkan saja. Anda memiliki opsi atau pilihan untuk tidak menggunakan fungsi fungsi di atas. Fungsi pikiran tetap ada, namun tidak selalu anda gunakan. Ini juga jangan disalah artikan dengan 'tidak mau mikir atau tidak punya pikiran'. Apa yang saya bahas adalah cara untuk menggunakan pikiran pada saatnya. Dengan sadar anda tahu kapan harus berpikir dan kapan anda menetralisir pikiran anda.
Caranya : berlatih meditasi, lalu berlatih mengenali pikiran, dan akhirnya menetralisir fungsi pikiran. Ketika saya melakukan hal itu, saya menjumpai ketenangan dan kesederhanaan yang luar biasa dalam kehidupan. Jadi bagi saya tidak ada yang namanya iblis pembisik yang ingin menjerumuskan kita ke neraka. Semua murni kinerja pikiran kita.