Apa beda mengosongkan pikiran dan pikiran diam? Dalam tata bahasa Indonesia, mengosongkan pikiran adalah "usaha" untuk membuat pikiran kosong. Pertanyaannya apakah pikiran bisa kosong? Pertanyaan ini harus dikorelasikan dengan pertanyaan, apa sebenarnya pikiran?
Pikiran adalah sistem kinerja dari otak manusia yang tugas
utamanya adalah untuk bertahan hidup. Otak sendiri memiliki fungsi fungsi,
diantaranya adalah sebagai memori atau penyimpan data. Lamanya penyimpanan
tergantung dari emosi yang menyertai data yang disimpan. Semakin tinggi emosi,
semakin lama memori tersimpan di otak. Fungsi kedua adalah fungsi analitis
dimana otak akan mengolah data yang masuk dari panca indera, dikombinasikan
dengan memori, untuk kemudian menghasilkan sebuah prediksi yang dinamakan juga
dengan prasangka. Prasangka ini akan mengaktifkan hormon stress yang
dinamakan kortisol. Hormon ini adalah
hormon untuk bertahan hidup. Ketika hormon ini aktif, akan muncul emosi yang
pada dasarnya adalah alarm bagi sistem bertahan hidup yang dimulai dengan detak
jantung menjadi kencang untuk memompa darah ke arah organ tubuh yang dibutuhkan
untuk bertahan hidup. Ini terkait dengan fungsi ketiga otak yang berfungsi
sebagai pusat komando motorik tubuh. Semua sistem ini dikendalikan oleh otak
secara otomatis. Pada dasarnya, pikiran sendiri adalah sistem analitis otak
yang memungkinkan kita mengantisipasi segala hal sebagai cara tubuh manusia
kita bertahan hidup. Yang namanya sistem tentulah tidak bisa dipecah pecah.
Pikiran adalah satu kesatuan sistem kerja.
Pertanyaannya jika semua otomatis, lalu apakah pikiran bisa
dikosongkan? Tentu saja tidak. Usaha untuk mengosongkan pikiran, adalah produk
pikiran juga. Artinya segala usaha untuk mengosongkan pikiran akan sia sia
karena pikiran akan terus bekerja secara otomatis. Sementara pikiran diam
adalah kondisi saat pikiran terus bekerja, namun tidak mempengaruhi kesejatian
kita. Ia hanya lewat saja seperti awan awan putih yang terus bergerak tanpa
mempengaruhi langi biru di belakangnya. Salah satu metode agar pikiran diam
yang diajarkan guru saya adalah dengan memberikan pikiran pekerjaan. Salah satu
pekerjaannya adalah mengamati objek meditasi seperti nafas. Mengapa nafas?
Nafas adalah salah satu diantara sejumlah sistem kerja tubuh
yang dikendalikan syaraf otonom. Artinya sistem nafas berada di luar sistem
pikiran atau tidak dikendalikan oleh pikiran. Nafas dan detak jantung terkait
dengan kinerja otak sebagai pusat komando, namun tidak diperintahkan oleh
pikiran. Ia tetap bekerja walau sistem pikiran tidak ada. Pikiran hanya
mempengaruhi kinerjanya saja. Nafas dan jantung akan terus bekerja selama tidak
ada sistem tubuh yang rusak. Ibarat sebuah motor, mesin akan menyala walau gas
tidak kita putar. Sama dengan pikiran. Ia hanya mempengaruhi sebarapa kencang
tubuh anda "berlari", bukan hidup dan mati tubuh anda. Pikiran hanya
mempengaruhi seberapa tinggi kecepatan yang kita inginkan sehingga kita bisa
memutar gas sesuai kebutuhan. Ibaratnya, jika seumpama pikiran kita buang,
tubuh akan tetap hidup dengan setelan pabrikan atau netral seperti awal saat
motor keluar pabrik.
Untuk menetralkan ke setelan pabrik, apakah gas perlu kita
buang? Tentu saja tidak. Gas tetap ada, namun tidak kita gunakan. Maka agar pikiran
menjadi diam, caranya bukan mengosongkan pikiran, namun anda perlu masuk ke
setelan pabrikan tadi. Beri pikiran pekerjaan untuk mengamati nafas. Mengamati
"bukan konsentrasi", melainkan merasakan atau mengetahui dengan
sadar. Dengan terus menerus mengamati nafas atau detak jantung, maka pikiran
tidak akan sempat melakukan analisis analisis terhadap data. Hal ini akan
membuat gas menurun atau kalau dalam tubuh disebut gelombang otak akan bergeser
dari beta, menjadi alpha dan kemudian theta. Pada saat gelombang otak sampai
kepada gelombang theta atau meditasi mendalam, maka saat itulah pikiran diam.
Motor anda atau tubuh anda tetap hidup, namun dia tidak kemana mana dengan
setelan gas netral. Tubuh tetap hidup namun gas netral. Artinya anda tidak
perlu mematikan mesin untuk mendapatkan gas netral.
Saat otak berada di gelombang theta, maka otomatis anda akan
bergabung dengan syaraf otonom yang mana adalah syaraf syaraf sistem kehidupan
yang tidak dikendalikan pikiran agar tetap bekerja. Pada saat inilah anda akan
berada dalam kondisi netral, bergabung dalam arus energi alam semesta. Pikiran
akan benar benar diam tanpa perlu didiamkan atau dikosongkan. Anda adalah alam
semesta dan alam semesta adalah anda. Anda akan bergabung dalam arus besar
kesatuan kehidupan alam semesta yang sistematis di luar kendali anda. Tidak ada
lagi saya atau anda. Semua menjadi satu kesatuan tanpa batas.
Seperti juga tulisan tulisan saya yang lain, saya selalu
mengingatkan agar JANGAN PERCAYA dengan tulisan ini. Selidikilah kebenaran atau
bahkan salahnya dengan menyelidikinya ke dalam diri anda sendiri. Anda akan
menemukan kebenaran bukan dengan membaca tulisan ini, melainkan dengan
MENYELAMI DIRI ANDA SENDIRI..