Aku dan Tuhan adalah Cermin

Aku dan Tuhan adalah cermin, satu kesatuan tak terpisah. Tuhan adalah realitasnya, dan kamu adalah bayangan-Nya. Tuhan ibarat satu objek realitas yang tercermin di banyak cermin. Laiknya cermin, keduanya, objek realitas dan bayangan, netral tanpa emosi dan pikiran. Yang membuat manusia sebagai bayangan, menjadi menderita adalah ia tidak menjadi bayangan realitas yang ada di depannya, padahal ia hanya bertugas memantulkannya. Rata-rata manusia justru memantulkan objek realitas yang lain sehingga gerak hidupnya tidak mencerminkan realitas yang harusnya ia pantulkan. 

Karena saling memantulkan Tuhan dan manusia sebenarnya adalah satu kesatuan. Jika bingung, lihat saja cermin. Jika kamu mengangkat tangan, maka citra yang dipantulkan di cermin juga akan mengangkat tangan. Itulah pentingnya hidup harus selaras dengan arus kehidupan. Karena arus kehidupan itu sendiri adalah Tuhan sebagai realitas. Namun bedanya dengan cermin, citra yang terpantul dalam cermin bisa juga menentukan apa yang ingin dilakukan. Ketika itu terjadi, maka Tuhan akan mengubah Diri-Nya menjadi cermin dari manusia. 

Syaratnya sudah dijelaskan di atas, yakni netral tanpa emosi dan pikiran yang selalu melogika. Ketika kamu tidak lagi memiliki emosi dan pikiran yang melogika, maka bahasamu akan sama dengan bahasa Tuhan. Apapun yang kamu mau, itu juga kemauan Tuhan, dan sebaliknya. Pasti hidupmu tidak akan lagi menemui kesulitan, karena kesulitan sendiri adalah hasil analisa pikiran. Ketika yang kamu maui adalah kebaikan, maka tak lama kebaikan akan tersedia di kehidupanmu. Kamu tidak perlu tahu caranya. Sama ketika yang kamu maui adalah keburukan, maka tak lama keburukan akan menjumpaimu. Keburukan di sini adalah persepsi yang mewakili segala hal yang membuatmu tidak nyaman dan harus mengeluarkan energi lebih untuk melaluinya. 


Ikuti saluran Whatsapp gratis kami di :

https://shorturl.at/dEvwR