Results for Belajar Meditasi

Sakit, pegal, gatal, gelisah, atau bosan ketika bermeditasi adalah objek untuk belajar menghayati penerimaan. Semua adalah produk pikiran kita. Yang berkata sakit, pegal, gatal, gelisah, atau bosan adalah pikiran kita. Pada dasarnya semua hanyalah sensasi ketika anda yang terus berlari dalam kehidupan, tiba-tiba dipaksa duduk diam.


Segala rasa yang dialami seseorang dalam meditasi adalah alarm yang diciptakan oleh pikiran. Sifat pikiran adalah terus mengajak sesorang untuk bergerak. Kekhawatiran dan ketakutan adalah senjata utama pikiran untuk memaksa tubuh terus bergerak. Jangan sampai tubuh diam, karena diamnya tubuh anda akan dibaca sebagai ancaman untuk kelangsungan hidup tubuh. Tubuh harus hidup. Oleh karena itulah tubuh harus mengantisipasi segala ancaman di masa depan. Saat itulah apa yang dinamakan kekhawatiran dan ketakutan muncul dan memaksa tubuh untuk terus bergerak.

Lalu bagaimana jika tubuh "dipaksa" duduk diam dan bermeditasi? Tentunya ini tidak diinginkan oleh pikiran yang terus menerus bertugas membuat anda bergerak, guna menjamin tubuh anda tidak celaka atau mati. Pikiran terus membuat anda mengejar kenyamanan. Dalam hal ini kenyamanan berarti anda melakuka semua yang anda sukai. Ketika tidak suka, artinya itu tidak nyaman. Ketika bermeditasi dan anda memaksa tubuh anda diam, hal yang pertama dilakukan pikiran adalah berkata, ini tidak nyaman. Tubuh tidak boleh diam. Harus terus bergerak. Diam adalah ancaman!

Maka ketika anda bermeditasi, tubuh anda tentu merespon postur diam anda. Rasa pegal, sakit, dan lain lain akan hadir. Namun sebenarnya itu bukan masalah sebelum akhirnya pikiran membujuk anda untuk bergerak melawan rasa sakit, pegal, dan lain lain yang dianggap ancaman bagi tubuh. Pikiran akan berkata, ini harus segera berakhir! Dan ketika anda menyerah, maka pikiran anda menang. Anda kembali bergerak, dimana setiap gerakan adalah pikiran.

Tiap orang yang baru bermeditasi atau mungkin bahkan yang telah lama bermeditasi, rasa sakit, pegal, bosan, atau gelisah sangat lumrah dialami. Tidak perlu dilawan, ditolak, atau berusaha anda terima. Karena berusaha juga bagian dari gerakan pikiran. Jangan ada usaha apapun. Anda cukup menyadari segala sensasi yang muncul ketika bermeditasi. Sadarilah jika semua yang dinamai sakit, pegal, bosan, gelisah hanyalah sensasi tubuh dan gerakan pikiran yang menyimpan memori, bahwa sensasi sensasi yang anda rasakan dinamai gelisah, sakit, bosan, atau pegal. Bagaimana jika anda tidak pernah mengenal nama-nama yang mewakili sensasi yang anda rasakan?. Semua hanya akan menjadi sensasi saja. Segala macam sensasi yang anda rasakan, seperti sebuah perjalanan ke puncak gunung. Ketika sampai ke puncak, maka tentu yang kemudian anda lakukan adalah turun gunung. Hal itu juga berlaku bagi sensasi dalam meditasi. Ketika anda merasa ada bagian tubuh anda yang sakit, maka ia akan terus menerus meninggi hingga mencapai puncak, dan ketika telah sampai di puncak rasa sakit, rasa sakit itu akan menuruh dan perlahan hilang. Hal ini juga berlaku bagi rasa pegal, bosan, dan gelisah. Namun rata-rata orang yang bermeditasi tidak tahan untuk menerima sensasi-sensasi tersebut. Pelan-pelan pikiran logisnya akan memasukkan khawatir dan takut, hingga akhirnya orang tersebut menyerah kalah sebelum sensasi yang ia rasakan sampai pada puncaknya. Padahal ketika sensasi tersebut telah mencapai puncak, maka secara alamiah ia akan menurun dan hilang. Kuncinya adalah penerimaan. Menerima adalah diam pasif tanpa usaha apapun. Menerima adalah netral. Seperti batang ilalang yang tertiup angin, Kemanapun angin bertiup, ia akan mengikuti arah angin tanpa melawan. Apakah menerima sama dengan terombang ambing? Tentu berbeda. Terombang ambing adalah seperti rumput kering yang terbang kesana kemari tertiup angin. Sementara batang ilalang bukanlah rumput kering. Akar membuat ia tetap pada tempatnya walau batangnya mengikuti gerak tarian angin.

Menerima seperti anda mendayung perahu di tengah arus sungai. Ikuti saja arusnya, jangan dilawan. Terus gerakkan dayung anda agar arah perahu anda tetap terjaga. Berbeda dengan terombang ambing, dimana anda hanya diam saja tanpa menggerakkan dayung ketika arus sungai menghanyutkan anda. Ketika sensasi-sensasi dalam meditasi anda terima saja seberapapun sakitnya, pegalnya, bosannya, atau gelisahnya, maka pelan-pelan, semuanya akan mengecil dan hilang. Namun bagi anda yang memiliki sakit yang agak berat, maka ketika anda tidak tahan lagi dengan rasa sakit, segera akhiri meditasi anda. Jangan pula paksa tubuh anda dengan keras. Pelan pelan saja dan bertahap, agar tubuh tidak kaget. Pertama mungkin anda bisa bermedita si 10 menit. Jika semua baik baik saja, tambah durasinya pelan pelan, hingga anda bisa melakukan meditasi minimal satu jam. Perlu kemauan dan disiplin untuk meningkatkan kualitas meditasi anda....



Wahyu Juniawan September 18, 2023
Read more ...

Apa beda mengosongkan pikiran dan pikiran diam? Dalam tata bahasa Indonesia, mengosongkan pikiran adalah "usaha" untuk membuat pikiran kosong. Pertanyaannya apakah pikiran bisa kosong? Pertanyaan ini harus dikorelasikan dengan pertanyaan, apa sebenarnya pikiran?

Pikiran adalah sistem kinerja dari otak manusia yang tugas utamanya adalah untuk bertahan hidup. Otak sendiri memiliki fungsi fungsi, diantaranya adalah sebagai memori atau penyimpan data. Lamanya penyimpanan tergantung dari emosi yang menyertai data yang disimpan. Semakin tinggi emosi, semakin lama memori tersimpan di otak. Fungsi kedua adalah fungsi analitis dimana otak akan mengolah data yang masuk dari panca indera, dikombinasikan dengan memori, untuk kemudian menghasilkan sebuah prediksi yang dinamakan juga dengan prasangka. Prasangka ini akan mengaktifkan hormon stress yang dinamakan  kortisol. Hormon ini adalah hormon untuk bertahan hidup. Ketika hormon ini aktif, akan muncul emosi yang pada dasarnya adalah alarm bagi sistem bertahan hidup yang dimulai dengan detak jantung menjadi kencang untuk memompa darah ke arah organ tubuh yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Ini terkait dengan fungsi ketiga otak yang berfungsi sebagai pusat komando motorik tubuh. Semua sistem ini dikendalikan oleh otak secara otomatis. Pada dasarnya, pikiran sendiri adalah sistem analitis otak yang memungkinkan kita mengantisipasi segala hal sebagai cara tubuh manusia kita bertahan hidup. Yang namanya sistem tentulah tidak bisa dipecah pecah. Pikiran adalah satu kesatuan sistem kerja.

Pertanyaannya jika semua otomatis, lalu apakah pikiran bisa dikosongkan? Tentu saja tidak. Usaha untuk mengosongkan pikiran, adalah produk pikiran juga. Artinya segala usaha untuk mengosongkan pikiran akan sia sia karena pikiran akan terus bekerja secara otomatis. Sementara pikiran diam adalah kondisi saat pikiran terus bekerja, namun tidak mempengaruhi kesejatian kita. Ia hanya lewat saja seperti awan awan putih yang terus bergerak tanpa mempengaruhi langi biru di belakangnya. Salah satu metode agar pikiran diam yang diajarkan guru saya adalah dengan memberikan pikiran pekerjaan. Salah satu pekerjaannya adalah mengamati objek meditasi seperti nafas. Mengapa nafas?

Nafas adalah salah satu diantara sejumlah sistem kerja tubuh yang dikendalikan syaraf otonom. Artinya sistem nafas berada di luar sistem pikiran atau tidak dikendalikan oleh pikiran. Nafas dan detak jantung terkait dengan kinerja otak sebagai pusat komando, namun tidak diperintahkan oleh pikiran. Ia tetap bekerja walau sistem pikiran tidak ada. Pikiran hanya mempengaruhi kinerjanya saja. Nafas dan jantung akan terus bekerja selama tidak ada sistem tubuh yang rusak. Ibarat sebuah motor, mesin akan menyala walau gas tidak kita putar. Sama dengan pikiran. Ia hanya mempengaruhi sebarapa kencang tubuh anda "berlari", bukan hidup dan mati tubuh anda. Pikiran hanya mempengaruhi seberapa tinggi kecepatan yang kita inginkan sehingga kita bisa memutar gas sesuai kebutuhan. Ibaratnya, jika seumpama pikiran kita buang, tubuh akan tetap hidup dengan setelan pabrikan atau netral seperti awal saat motor keluar pabrik.

Untuk menetralkan ke setelan pabrik, apakah gas perlu kita buang? Tentu saja tidak. Gas tetap ada, namun tidak kita gunakan. Maka agar pikiran menjadi diam, caranya bukan mengosongkan pikiran, namun anda perlu masuk ke setelan pabrikan tadi. Beri pikiran pekerjaan untuk mengamati nafas. Mengamati "bukan konsentrasi", melainkan merasakan atau mengetahui dengan sadar. Dengan terus menerus mengamati nafas atau detak jantung, maka pikiran tidak akan sempat melakukan analisis analisis terhadap data. Hal ini akan membuat gas menurun atau kalau dalam tubuh disebut gelombang otak akan bergeser dari beta, menjadi alpha dan kemudian theta. Pada saat gelombang otak sampai kepada gelombang theta atau meditasi mendalam, maka saat itulah pikiran diam. Motor anda atau tubuh anda tetap hidup, namun dia tidak kemana mana dengan setelan gas netral. Tubuh tetap hidup namun gas netral. Artinya anda tidak perlu mematikan mesin untuk mendapatkan gas netral.

Saat otak berada di gelombang theta, maka otomatis anda akan bergabung dengan syaraf otonom yang mana adalah syaraf syaraf sistem kehidupan yang tidak dikendalikan pikiran agar tetap bekerja. Pada saat inilah anda akan berada dalam kondisi netral, bergabung dalam arus energi alam semesta. Pikiran akan benar benar diam tanpa perlu didiamkan atau dikosongkan. Anda adalah alam semesta dan alam semesta adalah anda. Anda akan bergabung dalam arus besar kesatuan kehidupan alam semesta yang sistematis di luar kendali anda. Tidak ada lagi saya atau anda. Semua menjadi satu kesatuan tanpa batas.

Seperti juga tulisan tulisan saya yang lain, saya selalu mengingatkan agar JANGAN PERCAYA dengan tulisan ini. Selidikilah kebenaran atau bahkan salahnya dengan menyelidikinya ke dalam diri anda sendiri. Anda akan menemukan kebenaran bukan dengan membaca tulisan ini, melainkan dengan MENYELAMI DIRI ANDA SENDIRI..



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

 Melanjutkan topik mengenai meditasi di postingan terakhir, sekarang saya ingin membahas masalah yang dihadapi rata-rata meditator pemula, yakni ketiduran saat meditasi. 

Ketiduran saat meditasi biasa terjadi pada banyak meditator, dari meditator pemula maupun yang sudah berpengalaman. Saya bahkan pernah bersama-sama bermeditasi dengan seorang Bikkhu, dan saya melihat beliau pun terkantuk-kantuk di tengah meditasi. Ada beberapa penyebab mengapa kita ketiduran saat meditasi :

1. Badan terlalu lelah dan kurang tidur

2. Posisi meditasi terlalu nyaman

Badan yang terlalu lelah setelah beraktifitas membuat otak butuh beristirahat. Secara otomatis, tidur merupakan sistem charging tubuh setelah energi terkuras. Sama seperti handphone, jika baterai sudah hampir habis, satu satunya cara untuk mengembalikan daya adalah dicharge. Walau anda mau menggunakan aplikasi penghemat baterai sekalipun, baterai anda tidak akan bertahan lama. Sama seperti tubuh kita yang memiliki sistem kerja otomatis. Jika tubuh lelah dan butuh mengembalikan energi, maka tidur adalah solusi satu satunya. Maka jika tubuh anda lelah, lebih baik jangan memaksakan bermeditasi. Mengikuti apa kebutuhan tubuh juga sebuah meditasi. Anda tahu kebutuhan tubuh anda, dan anda mengikutinya. Toh meditasi bukan kegiatan rutin wajib seperti berangkat ke kantor. Meditasi yang baik justru dilakukan saat badan fit. Maka jika badan anda lelah, tidurlah terlebih dahulu. Setelah bangun dan merasa fit, barulah anda bisa bermeditasi. 

Kedua, anda harus membuat diri anda nyaman, namun jangan juga terlalu nyaman. Jangan mengkondisikan sesuatu yang menyebabkan anda bisa lelap tertidur. Itulah mengapa salah satu fungsi menegakkan tulang belakang, selain untuk melancarkan jalur energi di tulang belakang, posisi tulang belakang tegak namun rilek juga akan mencegah anda tertidur saat meditasi. Memang posisi yang disarankan untuk berlatih meditasi juga hanya duduk bersila (apapun posisinya) dan duduk di kursi. Tidak disarankan bermeditasi sambil bersandar di sandaran kursi, apalagi kursi anda adalah kursi empuk bersandaran tinggi. Hal itu akan membuat anda terlalu nyaman dan tertidur. Tidak disarankan pula bermeditasi sambil tiduran, karena hal itu juga akan membuat anda mudah terlelap. Namun jika anda sudah berpengalaman, anda baru bisa bermeditasi sambil tiduran. Bahkan ada teknik meditasi tidur, dimana anda tetap berkesadaran saat anda tidur. Jadi saat tertidur, anda tahu jika anda tertidur. Namun teknik ini sangat sulit dipelajari jika anda belum berpengalaman.

Jadi sebelum memulai meditasi, persiapkan vitalitas tubuh anda. Jika anda terbiasa bermeditasi malam hari, saran saya tidur terlebih dahulu. Selain untuk menjaga kesehatan tubuh anda yang butuh beristirahat, hal itu juga akan membantu anda bermeditasi dengan baik. 

Lalu ada pertanyaan, "Badan saya fit, tidur saya cukup, dan posisi meditasi saya juga tidak membuat saya terlalu nyaman, namun mengapa saya tetap tertidur?"

Jawabannya adalah kesadaran. Ketika anda bisa menjaga kesadaran secara stabil saat bermeditasi, maka anda tidak akan tertidur. Tertidur bisa juga disebabkan karena kesadaran anda hilang, hanyut oleh permainan pikiran, dan menyebabkan anda tertidur. Maka bagi meditator pemula disarankan anda membuat jangkar saat gelombang otak anda terus menurun ketika bermeditasi. Jangkarnya adalah nafas. Ketika anda mulai terhanyut dan tertidur, kembalikan kesadaran dengan cara merasakan proses anda bernafas. Selain nafas, scanning bagian tubuh satu persatu juga akan mengembalikan kesadaran. Bisa juga menyadari suara, rasa, atau bau. Mendengarkan musik yang membuat anda nyaman mungkin bisa membantu. Sadari musik yang anda dengar.

Mengapa perlu jangkar?Salah satu alasannya karena ketika anda mengantuk, ada sesuatu yang anda pegang untuk memulihkan kesadaran. Namun memulihkan kesadaran BUKAN berarti menolak apapun yang datang di pikiran. Sadar berarti tahu dan memperhatikan. Hanya sekadar Tahu....

Terakhir, satu tips jika anda mengantuk saat bermeditasi, maka berlatihlah meditasi dengan mata terbuka. Latihan ini sangat bagus untuk berlatih mengenali kesadaran dan tentunya mencegah anda mengantuk. Buka mata dan sadari semua yang ditangkap panca indera anda. Syaratnya satu : jangan gunakan otak analitis anda untuk menganalisa data dari semua hal yang anda tangkap dengan panca indera. "Cukup tahu.... " itu saja...Selain itu anda juga bisa berlatih meditasi jalan setiap pagi. Caranya sama...Bedanya hanya meditasi dilakukan sambil berjalan. Sadari langkah demi langkah anda tanpa terdisktraksi pikiran yang akan membawa anda ke masa lalu atau masa depan. Saat saya berlatih meditasi di vihara Mendut, para Bikkhu vihara Mendut rutin melakukan meditasi jalan setiap pukul 03.30 pagi, sebelum nantinya melanjutkan dengan meditasi duduk. Meditasi berjalan juga sangat baik untuk menjaga kesehatan anda, terutama orang tua atau anda yang memiliki hipertensi dan kelainan jantung..



Wahyu Juniawan April 15, 2023
Read more ...

Banyak orang yang salah mengira jika meditasi dilakukan untuk mencapai ketenangan. Akibatnya saat bermeditasi, justru pikiran menjadi liar serta melompat-lompat ke masa depan dan masa lalu. Saat hal itu terjadi, yang bisa dilakukan hanyalah mengamati gerak pikiran. Namun bagi meditator pemula, hal itu justru akan membuat jengkel karena ketenangan yang ingin dicapainya tidak terwujud. 

Akhirnya ia berpikir meditasi tidak berguna apa-apa bagi dirinya.

Lalu bagaimana sebenarnya melakukan meditasi?

Meditasi seharusnya dilakukan tanpa tujuan apapun guna menghindari keterikatan pada tujuan yang memunculkan kekecewaan saat tujuan tersebut tidak tercapai. Lakukan meditasi hanya sekadar untuk berhenti sejenak dari aktifitas, atau bahasa lainnya mengistirahatkan tubuh dan pikiran anda yang terus menerus bekerja. Namun yang lebih penting adalah mengembalikan kesadaran kita bahwa hidup hanyalah saat ini saja. Terima apa yang kita miliki saat ini, walau sebenarnya semua hanya fasilitas pinjaman saja selama kita hidup. Sadari jika kebutuhan kita untuk hidup sebenarnya sangat sederhana, yakni makan (hanya apa yang tersedia), minum (hanya apa yang tersedia), dan tidur dimanapun kita bisa tidur dengan nyenyak. Selebihnya adalah fasilitas tambahan yang disediakan Tuhan untuk menyempurnakan kebahagiaan kita dan menunjang tugas kahidupan kita. Jika kita menyadari hal itu, pasti akan ada penolakan dari ego yang terus menerus membisikkan segala hal yang mendorong anda untuk membahagiakan diri anda dengan kebahagiaan semu dan membuat anda terus ingin mencapai sesuatu. Sadari saja jika itu adalah ego anda, dan bukan kebutuhan hidup anda.

Jika sudah, langkah berikut ini yang jarang dipahami para meditator : Buat diri anda rilek dan senyaman mungkin! Rata-rata saat memulai meditasi, para meditator terutama pemula, akan langsung mengambil posisi bersila atau duduk di kursi. Banyak yang memaksakan memulai meditasi tanpa membuat dirinya tenang atau rilek terlebih dahulu. Kondisi rilek dan nyaman bisa dicapai dengan mencari tempat yang tenang (bagi pemula),  duduk di kursi atau tempat yang nyaman. Jika anda tidak nyaman duduk di lantai, gunakan alas yang empuk agar pantat tidak sakit. Dan jika anda tidak nyaman duduk bersila atau posisi lotus, jangan paksakan diri untuk melakukan itu. Duduklah di kursi yang anda miliki, dengan posisi kaki menyentuh lantai. Namun yang penting jangan bersandar, karena bersandar akan membuat anda ngantuk dan tertidur. Cari posisi yang paling membuat anda nyaman dan rilek. Jangan terikat dengan posisi ini itu, tangan harus ini harus itu dan lain lain. Apapun posisinya yang penting satu : posisi tulang belakang tegak namun rilek untuk menjaga agar aliran energi yang melewati jalur tulang belakang menjadi lancar. Tulang belakang adalah jalan tol bagi setiap lalu lintas informasi dan energi di tubuh anda. Jangan pernah menargetkan berapa lama anda akan bermeditasi. Mengalir saja.. Lebih baik bermeditasi secara singkat, sekitar 10 menit, namun dilakukan berulang-ulang daripada meditasi panjang, namun jarang dilakukan dan malah akan membuat anda trauma atau tidak nyaman.

Jangan langsung memulai meditasi dengan memejamkan mata. Rasa senang, bahagia dengan apa adanya yang anda miliki, serta mengembalikan kesadaran ke saat ini adalah faktor sangat penting sebelum memulai meditasi. Atau jika anda sudah terbiasa berlatih meditasi, awali dengan meditasi membuka mata. Hanya melihat, hanya mendengar, hanya mencium, dan hanya merasa tanpa menganalisa apapun. Scan tubuh satu persatu untuk merasakan setiap jengkal tubuh manusia anda. Hal ini untuk memaksa pikiran ikut merasakan tubuh anda saat ini. Bawalah si pikiran menyatu dengan kondisi yang anda lakukan saat ini. 

Setelah melakukan hal di atas, anda akan merasakan rilek karena pikiran menjadi diam dan menyatu dengan apapun gerak tubuh anda saat ini. 

Tahan selama mungkin kondisi rilek tersebut dengan hidup apa adanya. Hanya amati apapun yang terjadi dan ditangkap panca indera anda, karena apapun yang ditangkap panca indera kita tidak akan bertahan lama. Ia selalu akan selesai dan lewat, seperti juga setiap hal dalam kehidupan dan sistem alam semesta. Tidak ada yang akan sama dan menetap terus menerus. Misal ada suara yang mengganggu, cukup amati saja dan tahu ada suara. Jangan menganalisa suara apa, darimana, siapa, dan lain-lain karena hal itu akan menimbulkan rasa jengkel akibat anda merasa jika suara itu menganggu situasi rilek anda. Cukup amati dan tahu saja, suara itu pasti akan berlalu.

Jika sudah dalam posisi rilek, mulailah memejamkan mata dan bermeditasi. Jangan memulai meditasi dengan kondisi pikiran kacau dan  tubuh anda tidak nyaman. Kondisi rilek ini akan mempercepat gelombang otak anda turun menjadi gelombang otak theta atau kondisi meditasi mendalam. Saya tidak akan menceritakan lebih lanjut seperti apa pada saat meditasi karena pengalaman masing masing orang berbeda-beda. Cukup lakukan teknik persiapan seperti di atas, dan alami sendiri apa yang terjadi dalam meditasi anda. 

Lalu bagaimana jika di tengah meditasi malah ngantuk?

Ini akan saya bahas di tulisan selanjutnya...

Selamat mencoba...



Wahyu Juniawan April 15, 2023
Read more ...

Kesadaran bagi orang orang biasa sulit sekali dipahami. Bahasa bahasa tradisi spiritual juga banyak yang sulit dipahami oleh orang orang awam. Bahkan banyak orang belajar spiritual, memiliki daya atau kelebihan dibanding manusia normal, namun tidak memahami apa itu kesadaran. Banyak pula yang langsung melakukan ritual ritual berat namun lupa memahami apa itu kesadaran. Agama pun hampir mayoritas pengikutnya tidak memahami kesadaran, namun sudah menghakimi ini benar itu salah. 

Mengapa kesadaran begitu penting? Saya sendiri sudah menulis beberapa artikel tentang kesadaran. Namun banyak yang menyepelekan pentingnya berkesadaran dan memahami apa itu kesadaran. Perjalanan belajar saya pun dimulai dengan hal sederhana, memahami dulu apa itu kesadaran yang saya tempuh hampir 5 tahun lamanya. Kesadaran adalah pondasi paling dasar jika anda ingin memahami hidup dan kehidupan. Tanpa kesadaran, walaupun ilmu anda sudah tinggi, anda hanya akan berkutat di situ situ saja dan menggunakan kelebihan anda justru untuk kepentingan ego anda.

Lalu pertanyaannya apa itu kesadaran, dan mengapa begitu penting? Ini adalah kisah dari pengalaman saya memahami dan menerapkan kesadaran saya, dari mulai betapa sulitnya memahami kesadaran hingga dengan mudah menerapkan kesadaran dalam kehidupan saya sehari hari, walaupun secara alamiah, kesadaran saya juga belum stabil.

Kesadaran adalah tahu apa yang sedang anda lakukan. Anda sedang makan, maka anda tahu anda sedang makan. Bagi orang orang biasa, kebanyakan merasa jika selama ini sudah sadar. Selama tidak pingsan, atau tidur maka ia menganggap dirinya sadar. Bagi para penganut agama juga sama saja, sadar berarti sudah memahami kesalahan yang diperbuatnya. "Saya sadar telah salah..." adalah kata kata yang sering di sinonimkan dengan kesadaran. Padahal kesadaran bukan hal hal di atas. Kesadaran sekali lagi adalah tahu apa yang anda lakukan. Ketika anda makan, anda sadar atau tahu sedang makan sepanjang anda makan. Rata rata untuk makan saja orang tidak sadar. Tangannya memegang sendok penuh nasi dan lauk, mulutnya mengunyah, namun pikirannya ada di kantor, ada di rumah, ada di masa lalu, atau bahkan ada di masa depan. Mengunyah namun pikirannya berpikir nanti setelah makan ini bagaimana presentasi di depan klien?Atau sambil makan berpikir mengapa tadi saya melakukan ini kepada si A ya? Jadi kesadaran adalah keselarasan antara pikiran dan tubuh. Tubuh melakukan sesuatu, pikiran pun melakukan hal yang sama dengan tubuh. Tubuh sedang makan, pikiran pun ada di tempat dan waktu anda makan, bukan kemana mana. 

Kesadaran sendiri sebenarnya selalu ada dengan kita, namun pikiran manusia yang melompat lompat seperti monyet membuat kesadaran yang sangat mudah dan sederhana ini menjadi tak lagi dikenali. Maka fungsi awal meditasi adalah untuk mengenali kesadaran anda yang tertimbun oleh pikiran pikiran anda yang banyaknya bisa berkontainer kontainer jika anda nantinya bisa mengamati pikiran. 

Kesadaran begitu penting bagi manusia, karena dengan kesadaran manusia akan selalu waspada. Kesadaran juga yang mengenali benar dan salah. Kesadaran juga membuat manusia sangat teliti dan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Namun yang paling penting adalah dengan kesadaran, manusia bisa mengenali bentuk pikirannya dan mengendalikan emosi dan perilaku yang akan diperbuatnya untuk merespon apapun yang menimpanya. Ketika anda terus menerus terbiasa dengan kesadaran, entah mengapa ilmu ilmu rahasia alam semesta tiba tiba akan melimpah ruah dalam pemahaman anda. Tidak perlu kitab suci, tidak perlu orang yang berceramah berbusa busa mengenai aturan ini aturan itu supaya anda hidup dengan benar. Apapun yang anda temui dan alami akan menjadi kitab anda, pengingat anda. Apapun gerak alam semesta pun akan membuat anda mengetahui pertanyaan pertanyaan yang sulit terjawab, seperti mengapa kita hidup, apa itu kehidupan, apa itu kelahiran, apa itu kematian, dan termasuk  pertanyaan paling tabu ditanyakan di agama apapun, yakni "apa" atau "siapa" sebenarnya yang disebut Tuhan.

Kesadaran akan menjadi rem anda di rumah, di kantor, di cafe, dan dimana saja. Ketika rata rata manusia dikendalikan pikiran dan emosinya, orang orang yang sadar justru mengendalikan pikiran dan emosinya. Ia tak lagi diperbudak emosi, sehingga respon terhadap apapun yang menimpanya menjadi sangat terukur dan aman. Dan semua berujung pada kedamaian dan kebahagiaan. 

Saya menceritakan pengalaman saya saja. Saya dahulu adalah seorang yang sangat temperamental alias emosional. Ribut dengan orang, gampang tersinggung, berkelahi adalah masa lalu saya yang tidak bisa saya sembunyikan, namun sekarang bisa saya terima dengan baik. Setelah saya mengenal kesadaran, istri saya yang tadinya penganut agama yang cukup kaku pun kini tervibrasi dan mengenal serta menerapkan kesadaran dengan baik, tanpa saya minta. Sekarang jarang sekali terjadi keributan di tengah keluarga kami. Perbedaan diselesaikan tanpa ego dan marah. Namun apakah marah tetap ada?pasti! Emosi tidak akan hilang, namun menjadi lebih terkendali. Ketika saya marah, saya hanya mengasingkan diri di kamar meditasi di rumah saya untuk berdiam diri. Dan istri saya tahu itu, dan membiarkan saya diam untuk menyadari semuanya dan kembali ke jalurnya. Dan benar, tak sampai satu jam, semuanya kembali baik.

Rata rata orang yang emosi, ledakannya hanya berlangsung sesaat. Namun satu ledakan tanpa terkendali sudah membuat hidup anda runyam dan kebahagiaan serta kedamaian anda lenyap. Setelah emosi anda meledak, tak lama kemudian rata rata orang menyesali mengapa ia emosi? Dengan kesadaran, anda bisa mengendalikan emosi anda dan tidak membiarkannya meledak serta membuat kacau hidup anda. Rata rata orang yang meledak emosinya karena ia tidak berkesadaran sehingga pikirannya dikuasai emosi, tidak bisa berpikir jernih dan tidak rasional tindakannya. Haha..Saya mengalami itu bertahun tahun lalu! Sekarang, bahkan ada orang yang marah marah di depan saya, tindakan respon saya pun menjadi terukur, tidak langsung berkelahi seperti dulu. Saya hanya mengamati pikiran saya yang hanya bisa dilakukan saat saya sadar. Selain mengamati pikiran, saya juga mengamati dan mengenali emosi yang saya rasakan. Saya tahu ada orang marah marah kepada saya. Jika saya tahu saya salah, saya akan meminta maaf. Namun jika saya merasa semua baik baik saja, saya akan mengamati gerak pikiran saya yang ditimbulkan oleh marahnya orang itu kepada saya. Orang ini marah karena hal ini, saya lantas menganalisa apa yang terjadi. Lalu sepersekian detik ketika pikiran selesai mengolah, emosi muncul, Ketika emosi muncul, saya segera mengenali ini adalah emosi marah saya, jengkel saya, dan rasa tersinggung saya. Jika anda belajar lebih mendalam, maka anda akan tahu semua pikiran dan emosi memiliki bahan yang sama : egoisme kita. Ketika saya mengenali ini adalah emosi marah, jengkel, dan lain-lain, ajaibnya reaksi menjadi datar karena saya tahu untung ruginya tindakan atau respon yang akan saya kembalikan kepada orang itu. Tak lama kemudian, emosi menjadi datar dan tidak jadi meledak. Semua ada di bawah kendali kesadaran. Bahkan kadang orang yang marah tadi, ketika respon saya pasif, dia pun menjadi tidak enak karena melampiaskan amarah kepada saya dan minta maaf. Bagi saya ini adalah magic dari kesadaran! Bahkan karena genetik dan dulu emosional, saya kini menderita hipertensi. Namun ketika suatu hari saya cek kesehatan di rumah sakit di Yogyakarta, dokter heran mengapa tekanan darah saya stabil tanpa minum obat. 

Namun lagi lagi, sulitnya menjelaskan kesadaran yang abstrak  membuat orang tidak memahami apa itu kesadaran. 

Bagi sahabat sahabat muslim maupun Kristiani pun, sebelumnya saya mohon maaf, banyak yang beribadah tanpa kesadaran. Gerakannya sholat, namun pikirannya di tempat kerja. Tubuhnya di gereja, namun pikirannya di rumah. Ibadahpun kemudian menjadi ritual yang sia sia dan hanya memenuhi kewajiban semata, anda tidak dapat apa apa. Padahal setiap perintah ibadah pasti selalu memiliki nilai atau value yang berguna untuk diri anda sendiri.

Jadi sekali lagi kesadaran adalah terintegrasinya gerak tubuh dan pikiran. Saya sedikit punya tips yang mungkin berguna untuk anda, untuk mengenali kesadaran dengan mudah. Ini adalah yang saya lakukan sendiri selama perjalanan saya mengenali kesadaran saya selama 5 tahun sampai sekarang saya menerapkan kesadaran di kehidupan sehari hari saya.

1. Pertama anda harus tahu bahwa hidup hanya saat ini, masa lalu sudah tidak ada dan masa depan belum terjadi. Jadi kapan anda hidup ya hanya saat ini. Maka bawa pikiran anda selalu di masa kini. Ini harus dilatih secara telaten karena stabil membawa pikiran ke masa sekarang sangatlah sulit.

2, Kesadaran adalah yang tahu anda sedang melihat, mendengar, mencium, merasa, dan lain lain. Panca indera hanya alat, namun yang tahu ini asin, manis, tinggi, rendah siapa?Apakah otak?jelas bukan. Otak hanya organ pengolah data, dia hanya alat. Namun yang mempergunakan alat itu adalah kesadaran.

3. Kesadaran tidak terpengaruh oleh emosi anda, atau pikiran anda. Justru kesadaran seperti ruang tempat emosi anda atau pikiran anda menjadi tamu, Kesadaran ibarat langit biru, sementara emosi dan pikiran ibarat awan awan mendung yang mendatangkan hujan. Apakah ketikah hujan langit menjadi kelabu? Tidak, langit tetap biru karena warna kelabu akibat langit yang berwarna biru tertutup oleh awan awan emosi dan pikiran berwana kelabu. Dibelakang itu, langit tetap biru. 

4. Duduklah dengan santai, saya sarankan membuka mata, jangan menutup mata. Lalu bawa pikiran anda ke tempat dimana anda duduk. Lihat benar benar lihat apapun benda di depan anda, apakah tanaman, batu, pagar, tembok. Lihat dan pikiran anda pun juga ikut melihat tanaman, batu, pagar dan tembok tadi. Kuncinya satu : jangan menganalisa, membuat kesimpulan, atua pertanyaan atas apa yang anda lihat. Cukup lihat saja. Dan ketika pikiran mendesak anda untuk terbang ke tempat lain, ke masa lalu, atau ke masa depan, jangkarnya adalah nafas anda. Anda harus merasakan dan mengamati nafas anda sebagai jangkar kesadaran agar saat anda hanyut oleh pikiran anda akan kembali kepada kesadaran. Lakukan sepuluh menit saja, baik di rumah, di ruangan kantor, atau di tempat makan, bebas! Yang penting usahakan untuk awalan, carilah tempat yang sepi dan tidak terganggu orang lain. 

JIka anda sudah berlatih dengan melihat, berikutnya anda berlatih untuk mendengar. Dengar apapun suara yang anda tangkap di telinga anda. Bawa juga pikiran ke tempat anda mendengar, dan pikiran tahu ada suara, dan sekali lagi jangan dianalisa itu suara apa. Cukup anda tahu anda suara. Berlatihlah dengan cara yang sama dengan saat anda berlatih melihat. Setelah suara, berikutnya adalah berlatih dengan rasa saat anda makan. Sama dengan melihat dan mendengar, anda cukup tahu ada rasa dalam makanan yang anda makan tanpa menyimpulkan itu manis, asing, gurih, atau pahit. Cukup tahu ada rasa, titik!

Ini adalah cara yang saya lakukan untuk berlatih kesadaran. Saya melakukannya dengan mata terbuka kenapa? Karena ketika dilakukan dengan mata tertutup, anda akan mengantuk dan pikiran anda mudah melayang kemana mana. Nanti setelah anda mahir "hanya" melihat, mendengar, merasa, dan lain-lain, anda bisa berlatih meditasi dengan mata tertutup. Namun ingat, kesadaran yang sebenarnya bukan hanya pada saat meditasi, namun justru saat anda beraktifitas sehari hari. Percayalah, orang yang sudah mengenali kesadaran, ia akan lebih cerdik dan cerdas menghadapi segala sesuatu. Lama lama ia juga akan peka terhadap segala sesuatu yang sifatnya lebih halus dari materi padat. Semakin anda peka, insting anda dapat berkembang dengan semakin peka pula tanpa harus menggunakan pance indera anda. Inilah yang dinamakan mata ketiga. Tenang saja, jangan terprovokasi oleh ketidaktahuan dan propaganda sesat. Saya sendiri juga tidak mau menjadi pengikut setan atau kejahatan. Jadi yang dinamakan mata ketiga bukanlah simbol Dajjal atau kejahatan, namun justru mata pengetahuan kepada wajah asli alam semesta yang tidak bisa diakses dengan panca indera anda...Masalahnya jika anda sudah bisa mengaksesnya, anda tidak bisa ditipu lagi. Maka lalu dibuatlah fitnah jika mata ketiga adalah mata setan...

Pesan saya, berlatih kesadaran tidak bisa instan. Anda harus rutin dan telaten berlatih. Jangan mudah percaya dengan orang orang yang bicara kesadaran ini itu, harus bayar, dan lain lain..Percayalah, jika anda tekun berlatih, guru sejati anda masing masing akan menuntun anda menuju pencerahan yang sebenarnya...

Selamat mencoba dan semoga berguna...




Wahyu Juniawan April 15, 2023
Read more ...