Results for Law of Attraction

Aku dan Tuhan adalah cermin, satu kesatuan tak terpisah. Tuhan adalah realitasnya, dan kamu adalah bayangan-Nya. Tuhan ibarat satu objek realitas yang tercermin di banyak cermin. Laiknya cermin, keduanya, objek realitas dan bayangan, netral tanpa emosi dan pikiran. Yang membuat manusia sebagai bayangan, menjadi menderita adalah ia tidak menjadi bayangan realitas yang ada di depannya, padahal ia hanya bertugas memantulkannya. Rata-rata manusia justru memantulkan objek realitas yang lain sehingga gerak hidupnya tidak mencerminkan realitas yang harusnya ia pantulkan. 

Karena saling memantulkan Tuhan dan manusia sebenarnya adalah satu kesatuan. Jika bingung, lihat saja cermin. Jika kamu mengangkat tangan, maka citra yang dipantulkan di cermin juga akan mengangkat tangan. Itulah pentingnya hidup harus selaras dengan arus kehidupan. Karena arus kehidupan itu sendiri adalah Tuhan sebagai realitas. Namun bedanya dengan cermin, citra yang terpantul dalam cermin bisa juga menentukan apa yang ingin dilakukan. Ketika itu terjadi, maka Tuhan akan mengubah Diri-Nya menjadi cermin dari manusia. 

Syaratnya sudah dijelaskan di atas, yakni netral tanpa emosi dan pikiran yang selalu melogika. Ketika kamu tidak lagi memiliki emosi dan pikiran yang melogika, maka bahasamu akan sama dengan bahasa Tuhan. Apapun yang kamu mau, itu juga kemauan Tuhan, dan sebaliknya. Pasti hidupmu tidak akan lagi menemui kesulitan, karena kesulitan sendiri adalah hasil analisa pikiran. Ketika yang kamu maui adalah kebaikan, maka tak lama kebaikan akan tersedia di kehidupanmu. Kamu tidak perlu tahu caranya. Sama ketika yang kamu maui adalah keburukan, maka tak lama keburukan akan menjumpaimu. Keburukan di sini adalah persepsi yang mewakili segala hal yang membuatmu tidak nyaman dan harus mengeluarkan energi lebih untuk melaluinya. 


Ikuti saluran Whatsapp gratis kami di :

https://shorturl.at/dEvwR 













Wahyu Juniawan September 22, 2024
Read more ...
Kata "terima kasih" memiliki makna yang mendalam. Terima kasih memiliki filosofi jika semua yang kita berikan bukan materi. Materi hanyalah simbol semata. Namun sayang, saat ini mayoritas manusia , terutama di Indonesia, tidak paham makna sebenarnya terima kasih. Rata rata menyepelekan terima kasih, seolah oleh terima kasih hanya formalitas, sopan santun, atau sebatas penghargaan. Bahkan ada pula yang tidak pernah mengucapkan terima kasih ketika diberi sesuatu.

Contohnya ketika seseorang memberikan uang, maka orang yang diberi hanya berterima kasih atas uangnya. Sebaliknya orang yang memberipun demikian. Ia merasa telah memberikan uang. Bahkan ada yang memberi uang dengan harapan bertransaksi untuk mendapatkan timbal balik seperti surga, balas budi, atau uang yang lebih banyak. Tidak banyak lagi yang sadar jika uang adalah simbol. Uang adalah kesepakatan manusia sebagai alat tukar. Namun ketika anda memahami hakekat alam semesta, uang hanyalah kertas bergambar angka. Ia hanya mewakili nilai dari sebuah materi. Dan nilai adalah kesepakatan manusia. Alam tidak mengenal nilai dari uang. Seharusnya, ketika seseorang memberikan uang dengan nilai tertentu, sebenarnya ia sedang memberikan cinta kepada orang yang diberi. Nilai itu bisa jadi dibelikan makan oleh orang yang diberi, atau bahkan ditabung untuk biaya sekolah. Artinya seseorang yang memberikan uang sebenarnya sedang berbagi cinta kasih. Ia membantu agar si penerima uang bisa membeli makan, atau mungkin menabung untuk seklolah anaknya. Jadi pada hakekatnya ia tidak memberikan uang, melainkan cinta kasih lah yang diberi.

Maka ketika ada seseorang memberikan uang, dengan berharap timbal balik baik surga, balas budi, atau uang yang lebih banyak, orang tersebut tidak sedang memberikan cinta, melainkan sedang memberikan egonya. Ia memberi demi dirinya sendiri. Inilah yang dinamakan tidak ikhlas. Ikhlas berarti dalam memberi tidak ada transaksi apapun dengan Tuhan atau alam semesta. Tidak ada harapan apapun agar apa yang ia berikan kembali. Ketika seseorang memberi uang atau benda lain tanpa berharap kembali, maka ia sedang di frekuensi kelimpahan alam semesta. Mengapa? Karena memberi tanpa bertransaksi adalah sifat Tuhan atau sifat alam semesta. Seperti juga matahari yang memberi sinar, pohon yang memberi buah buahan dan sayuran, hewan hewan yang bergerak demi keseimbangan alam, air yang mengobati rasa haus, udara yang kita hirup dan buang, serta api yang membuat tubuh hangat dan bisa memasak apapun. Semua adalah sifat alam yang tidak pernah bertransaksi dengan manusia. Maka ketika manusia telah sampai pada kesadaran, jika apa yang diberikannya hanyalah simbol dari cinta kasihnya, dan tanpa ada transaksi apapun, saat itulah ia telah berada di frekuensi keberlimpahan alam semesta. Artinya, daya cipta pun bisa aktif di frekuensi tersebut, seperti yang diajarkan oleh para leluhur manusia.

Jadi, semua materi adalah energi. Memberi hanyalah memindahkan energi saja. Memberi sesuatu sama saja sedang memberikan cinta kasih. Apa yang kita beri hanyalah tanda atau simbol semata, yang mana adalah buatan atau kesepakatan manusia. Dibalik itu, apa yang kita beri hanyalah simbol dari rasa cinta kasih yang kita berikan kepada orang lain. Inilah makna dari "terima kasih", atau menerima kasih seseorang. Menerima cinta kasih dari seseorang... 



Wahyu Juniawan Maret 01, 2024
Read more ...

Pernahkah anda menonton konser atau pertunjukan?

Untuk menikmati sebuah pertunjukan, terlebih dahulu anda harus membeli tiketnya. Harga sebuah tiket pertunjukan tentulah berbeda-beda. Semakin bagus artisnya, semakin megah dan menarik pertunjukannya, maka tentulah harga tiketnya semakin mahal. 

Demikianlah salah satu cara untuk mewujudkan keinginan. 

Anda ingin mendapatkan sesuatu?. Maka sebelumnya belilah tiketnya. Tiket tidak mungkin anda beli setelah anda menikmati pertunjukan. 

Artinya, untuk mendapatkan keinginan anda, maka sebelum keinginan anda terwujud, anda harus mengeluarkan sesuatu seharga keinginan yang ingin anda wujudkan. Semakin besar keinginan anda, maka anda juga harus mengeluarkan sesuatu yang juga lebih besar. 


Jika anda ingin mendapatkan uang 100 juta rupiah, anda harus mengeluarkan uang terlebih dahulu. Bisa dengan bersedekah, menyantuni anak yatim, atau membantu pendidikan anak-anak orang miskin. Untuk mendapatkan uang 100 juta, nilainya tentu harus besar. Anda tidak bisa menginginkan uang 100 juta rupiah, namun nilai yang anda sedekahkan hanya 100 ribu rupiah. Nilai yang anda sedekahkan harus tidak mengikuti kata pikiran anda yang penuh kekhawatiran. Biasanya banyak orang yang bilang, sedekahkan semampu anda. Inilah doktrin yang salah kaprah. Ketika anda berkata sedekahkan semampu anda, otomatis anda akan membuat garis aman agar anda tidak khawatir. Padahal hukum tarik menarik, mengharuskan anda melampaui rasa khawatir. Namun anda juga perlu bijak dalam memberikan sedekah. Bijak berbeda dengan dilandasi rasa khawatir. bijak artinya anda yakin dengan uang sisa di kantong anda, anda tidak khawatir kekurangan dan tetap bisa hidup bahagia. 


Simulasinya begini. Seumpama anda memiliki uang 1 juta rupiah, anda mungkin takut untuk bersedekah lebih dari 500 ribu. Jika anda bersedekah 500 ribu, tentu uang anda tinggal 500 ribu di kantong. Lalu anda bertanya, bagaimana jika uang saya tidak cukup untuk hidup?. Karena kekhawatiran itu, anda pun hanya berani menyumbang maksimal 200 ribu, karena lebih besar dari itu anda akan khawatir. Padahal sebelumnya, alam bisa saja tidak memberi anda 1 juta rupiah, namun 500 ribu saja. Berandai-andailah bagaimana jika sebelumnya uang di kantong anda hanya 500 ribu?. Anda tentu akan mencari cara bukan untuk hidup dengan uang 500 ribu?. Namun karena anda memiliki uang 1 juta, anda lantas menarik batas, karena anda membayangkan ketidaknyamanan memiliki uang kurang dari 1 juta, apalagi masih harus bersedekah 500  ribu.  

Hal inilah yang dinamakan limitasi diri sendiri. anda merasa tidak bisa hidup jika uang anda 500 ribu. Padahal ketika rejeki anda hanya 500 ribu pun anda tentu masih bisa hidup, walau dengan cara yang berbeda, yang mungkin dianggap oleh pikiran anda sebagai ketidaknyamanan.  

Pikiran kita akan memproteksi diri dari ketidaknyamanan. Itulah tugas pikiran, yakni mencegah hal hal yang dianggap membahayakan tubuh. itulah yang dinamakan limitasi. Limitasi ini tergantung dari mentalitas dan kepercayaan anda. Limitasi berada di dimensi ketiga alias dimensi material. Sementara keinginan anda masih berada di dimensi kuantum, alias sudah ada namun belum berbentuk.

Dalam agama pun teori sedekah ini telah disebutkan. Jika anda bersedekah, maka anda akan mendapatkan 10 kali lipatnya. Anggaplah jika anda ingin uang 100 juta rupiah, maka anda minimal harus bersedekah 10 juta rupiah. Atau jika anda tidak memiliki uang 10 juta, anda bisa bersedekah secara rutin. Namun syaratnya, lampaui limitasi anda akan kemampuan anda bersedekah. Jika anda hanya memiliki uang 1 juta, agar semakin cepat anda mendapatkan uang 100 juta, maka anda perlu bersedekah 500 ribu rupiah. Jika ini rutin anda lakukan dengan kepercayaan, tanpa rasa takut, tanpa tujuan, tanpa keluhan, alias pikiran anda diam, maka dalam 20 bulan anda akan mencapai sedekah 10 juta. Sekali lagi ini baru batas minimal menurut hitungan agama. Namun jangan salah, angka 10 juta ini hanyalah angka, karena alam semesta tidak mengenal hitung menghitung. Bagi semesta, semakin mahal anda membeli tiket, maka anda dijamin akan mendapatkan pertunjukan yang spektakuler!!



Wahyu Juniawan Desember 21, 2023
Read more ...

Apa yang mengubah nasib anda? Mengapa banyak orang yang gagal mempraktekkan Law of Attraction?

Pertanyaan ini pasti relate dengan apa yang anda lakukan. Anda sudah berusaha mati-matian mengubah nasib anda, namun hasilnya justru sebaliknya. Nasib anda tidak berubah, bahkan lebih buruk dan jauh dari harapan anda. Hal ini berlaku juga bagi anda praktisi Law of Attraction. Anda sudah melakukan afirmasi secara detail, namun apa yang afirmasikan dan realitas yang anda jalani sungguh berbeda dan tak kunjung terwujud.

Perlu anda ingat, bahwa apa yang anda afirmasikan pastilah sesuatu yang baik, menguntungkan, dan anda sukai ingin anda wujudkan dalam realitas kehidupan anda. Artinya semua masih ada di masa depan dan belum nyata. Artinya juga semua masih berbentuk energi. Dalam penelitian ilmiah, partikel pembentuk materi tidak berwujud, atau katakanlah masih berbentuk elektron yang tak berwujud. Ia baru akan berwujud saat kita mengalokasikan perhatian kepada elektron tersebut. Elektron akan muncul ketika ada perhatian, dan sebaliknya akan hilang ketika perhatian kita pun hilang. Ia akan mewujud sesuai kondisi pikiran dan emosi kita. Artinya energi akan membentuk diri tidak hanya berupa hal-hal positif saja, melainkan juga hal-hal negatif. Ketika anda mengafirmasikan sesuatu, tentulah apa yang anda afirmasikan tersebut adalah hal-hal positif bagi kehidupan anda. Kekayaan, kesuksesan, kesehatan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Namun banyak yang lupa, bahwa kekayaan, kesuksesan, kesehatan, dan lain lain memiliki getaran yang sangat tinggi. Berbeda dengan frustasi, kegagalan, ketidakyakinan, dan lain sebagainya yang berada dalam getaran rendah. Jika anda mengafirmasikan kekayaan misalnya, harusnya kekayaan tersebut akan membuat anda bahagia, merasa sukses, yakin, dan optimis. Ingat, nasib anda adalah apa yang anda pancarkan, bukan apa yang anda inginkan. Jika anda ingin kekayaan, anda harus memancarkan frekuensi kekayaan. Dalam bahasa energi, energi meminta anda untuk 'menjadi' terlebih dahulu, baru ia akan 'melakukan'. Banyak praktisi Law of Attraction gagal mewujudkan afirmasinya karena ia 'doing something' atau melakukan sesuatu, dibanding 'become the energy' atau menjadi energi itu sendiri. Jika diterjemahkan dalam praktek, seseorang yang 'doing something' terlebih dahulu selalu berpikir 'ia akan menjadi bahagia jika...', atau 'aku harus menghasilkan banyak uang karena aku kekurangan materi'. Berbeda dengan 'become the energy', dimana seseorang akan menjadi kaya jika ia saat ini memancarkan frekuensi kaya. Kaya adalah keberlimpahan, bukan kekurangan. Anda tidak perlu alasan apapun untuk menjadi kaya. Artinya anda saat itu menjadi kaya dan memancarkan energi kaya. Ketika anda saat ini merasa berkelimpahan, maka anda menjadi energi kaya itu sendiri. Saat anda menjadi energi kaya, maka kaya yang tadinya masih berupa energi akan mendapat perhatian yang selaras frekuensinya, sehingga kaya akan menjadi wujud realitas. 

Berbeda ketika seseorang yang ingin kaya, namun pikiran bawah sadar dan emosinya, justru memancarkan frekuensi yang tidak selaras dengan energi kaya seperti merasa kekurangan, panik akan masa depan, terjepit kebutuhan, harus melakukan ini harus melakukan itu, mengeluh, dan lain sebagainya. Maka orang tersebut hanya menginginkan kekayaan, namun ia justru 'become the energy' atau menjadi energi miskin yang memiliki frekuensi sangat rendah. Apakah kekayaan akan mewujud?

Jadi energi ekuivalen dengan pikiran, rasa, dan emosi anda. Kekayaan justru akan datang ketika anda sudah merasa kaya. Tidak hanya kaya dalam pikiran dan keinginan anda saja. Frekuensi anda harus selaras dengan frekuensi energi yang ingin anda wujudkan. Inilah kunci mengapa Law of Attraction anda bekerja atau tidak bekerja. Semua harus dilatih. Jika anda ingin kaya, berlatihlah untuk mensyukuri apa yang anda miliki dan jalani saat ini, bukan nanti. Berlatihlah menjadi kaya, maka kekayaan akan mewujud ke dalam kehidupan anda.







Wahyu Juniawan Agustus 14, 2023
Read more ...

Apa yang membuat Law of Attraction atau hukum tarik menarik gagal adalah karena anda masih mengira waktu itu ada atau eksis. Pikiran anda masih mempercayai adanya masa lalu dan masa depan. Padahal semua adalah konsep buatan manusia semata. Yang disebut masa lalu adalah memori yang tersimpan di otak anda, sementara masa depan adalah sesuatu yang ada di angan angan semata.


Bagaimana bisa waktu itu tidak ada?

Waktu adalah penanda, hanya sekadar penanda. Waktu tidak berlaku linier berjalan dari masa lalu menuju masa depan, atau bergerak dari belakang ke depan. Apa yang dinamakan waktu adalah kehidupan itu sendiri, yakni gerakan energi, persepsi yang mewujudkan sesuatu, dan kondisi yang kita anggap sebagai realitas saat ini. Bayangkan kehidupan adalah roda sepeda yang menggelinding di sebuah turunan. Tidak ada gas, tidak ada kayuhan kaki, dan semua terjadi begitu saja. Anda adalah roda yang menggelinding di turunan. Atau bisa juga anda adalah air yang mengalir begitu saja menuju ke bidang lebih bawah tanpa adanya dorongan. Baik roda maupun air sama sama mematuhi hukum semesta dalam bergerak. Apakah air yang anda lihat di depan anda terpisah dari air di belakang atau depannya seperti anda memisahkan masa lalu, masa depan, dan saat ini? Tidak. Air mengalir yang anda lihat di depan anda adalah satu kesatuan dengan air yang ada di belakang atau depannya. Tidak terpisah maupun terputus oleh waktu. Yang membedakan adalah dimana posisi anda melihat air yang mengalir?

Untuk lebih memahami tiadanya konsep waktu ini, coba bayangkan anda ada di pinggir sebuah sungai dan melihat air sungai mengalir. Lalu anda bagi posisi sungai menjadi tiga, A adalah air yang mengalir paling depan, B adalah air yang mengalir di depan anda atau di belakang A, dan C adalah air yang mengalir paling belakang atau di belakang B. Anggaplah A adalah masa depan, B adalah saat ini, dan C adalah masa lalu. Ini adalah konsep ketika anda berdiri di posisi B atau yang anda anggap saat ini. Namun bagaimana jika anda saat ini berdiri di titik A dimana anda sekarang melihat air A (masa depan) yang tadinya ada di depan air B (saat ini), sekarang ada di hadapan anda atau sekarang menjadi air B, dan air yang tadinya B (saat ini) menjadi air C (masa lalu). Lalu bagaimana jika anda berdiri di titik air C? Air C yang tadinya ketika anda berdiri di titik air B adalah masa lalu, bukankah ketika anda melihatnya di titik C kini menjadi "saat ini"?
Sebenarnya aliran A, B, dan C adalah satu kejadian, dan menjadi seperti seolah ada air di depan, tengah, dan belakang tergantung darimana anda melihatnya.
Sekarang cobalah melihat sungai dari atas. Apakah ada titik A, B, dan C yang membuat seolah olah ada aliran di depan (A), aliran di tengah (B), dan aliran (C)? Semua hilang... Aliran itu ternyata satu kesatuan!

Begitulah waktu, ia hanya perspektif dan permainan pikiran kita saja. Masa lalu, saat ini, dan masa depan bukanlah sesuatu yang linier. Semua tergantung dari perspektif dimana anda memandangnya. Masa sekarang akan menjadi masa lalu ketika anda hidup di masa lalu yang tersimpan di pikiran anda. Anda juga bisa hidup di masa depan ketika anda terus menerus berkhayal. Inilah yang membuat saya tertawa ketika ada orang yang berkata sok menasehati, "Bermimpilah setinggi langit". Bermimpi?? Jika anda bermimpi anda akan terus hidup dalam angan angan masa depan.

Dalam hukum tarik menarik, atau Law of attaraction, tidak ada yang namanya mimpi. Tidak ada yang namanya "halu" jika anda paham. Namun ketika anda paham bahwa waktu itu tidak ada, maka anda akan bisa hidup di saat ini dengan desain masa depan yang anda rancang. Ini bukan bermimpi, berangan angan, atau bercita cita. Masa depan itu nyata dalam rasa, pikiran, tindakan, dan emosi yang selaras. Alam semesta tidak mengenal masa lalu, saat ini, atau masa depan. Hukum hukum semesta membaca energi anda yang anda ciptakan dengan keselarasan rasa, pikiran, tindakan, dan emosi. Yang akan anda ciptakan sebenarnya bukan masa depan, karena masa depan tidak pernah ada. Yang sebenarnya terjadi adalah anda sedang berpindah dari melihat air di titik B ke titik A untuk melihat air di titik A.

Agak sulit, namun semoga bisa dipahami. Jika belum paham, jangan khawatir, mungkin nanti anda akan paham jika anda tekun berproses. Semua ada waktunya. Satu yang pasti, kehidupan hanya sebuah proses tanpa jeda...



Wahyu Juniawan Juli 07, 2023
Read more ...

Setiap kali saya merasakan momen "saat ini" yang begitu berharga, saya memutus koneksi pikiran masa lalu dan masa depan saya. Caranya adalah menyadari segalanya. Sadar, merasakan penuh, dan hidup benar benar di saat ini. Ketika saya merasakan momen "saat ini", saya menjadi tidak lagi terburu-buru dalam bergerak. Yang membuat kita gelisah saat kita diam adalah pikiran kita sendiri yang terus menerus mengajak kita memikirkan masa depan dan masa lalu. Mengapa?Karena begitulah tugas pikiran : memory dan menganalisa data untuk kepentingan anda bergerak.

Dan ketika kita diam di saat ini dengan kesadaran penuh, otomatis pikiran akan diam. Jadi anda tidak akan berhasil menyuruh pikiran anda diam. Menyuruh pikiran diam adalah kehendak, dan kehendak adalah produk pikiran juga. Saat pikiran anda diam, maka anda sedang menginvestasikan energi anda untuk hal hal yang lebih berguna. Mengapa?Saya sudah sebutkan di tulisan lain, bahwa dari 100 % energi tubuh, 25% sudah anda alokasikan untuk memelihara energi otak anda saat anda tidur. Diantara semua organ tubuh, otak adalah konsumer terbesar energi anda. Ia ibarat super komputer canggih yang memerlukan daya listrik sangat besar. Bahkan menurut penelitian, untuk menghidupkan otak, anda memerlukan listrik bermega mega watt. Listrik di rumah anda tidak akan cukup untuk menghidupkan otak anda. Hal ini berarti, otomatis ketika anda dalam posisi tidak tidur dan berpikir, maka akan lebih banyak energi yang anda alokasikan untuk menggerakkan pikiran. Artinya anda bisa jadi kehabisan energi untuk memelihara sel sel sehat, membangun imunitas, dan bahkan menggerakkan daya cipta anda terhadap sesuatu yang ingin anda alami. Daya cipta ini mirip dengan analogi gelas teh. Gelas anggaplah pikiran kita. Ketika anda memiliki segelas berisi air teh, dan anda tiba tiba ingin meminum kopi, maka yang anda lakukan bukanlah membuat seduhan kopi di dalam gelas yang masih berisi teh. Anda juga tidak perlu mencari gelas lain. Yang anda lakukan adalah habiskan tehnya, cuci gelasnya hingga bersih, lalu seduh kopi di gelas yang sudah kosong. Jika tidak mengosongkan gelasnya terlebih dahulu, anda tidak akan mendapatkan rasa kopi yang nikmat, karena seduhan kopi tadi bercampur dengan teh.

Dalam dunia pikiran, ketika seseorang ingin mewujudkan sesuatu, satu satunya cara adalah dengan mendiamkan pikiran anda terlebih dahulu. Inilah rahasia Law of Attraction yang terkenal itu, namun tidak banyak dipahami orang orang yang mempraktekkannya. Saat diam, artinya gelas anda telah kosong. Di gelas kosong itu, anda bebas menuang air apapun yang anda suka. Diam tidak harus anda latih bertahun tahun. Saat ini juga anda bisa mendiamkan pikiran dengan cara menyadari semuanya di momen saat ini.

Kebanyakan manusia, tanpa sadar, telah mendikte dan menciptakan masa depannya sendiri. Selepas bangun tidur dan sebelum tidur adalah waktu ketika pikiran anda belum banyak anda gunakan, seharusnya....

Sehingga di ajaran manapun, bangun tidur dan sebelum tidur, adalah waktu yang baik untuk mendiamkan pikiran dan hanya berada di momen saat ini saja. Namun saat ini, banyak sekali manusia yang justru saat bangun tidur langsung diisi dengan pikiran berisi jadwal pekerjaan dan hal hal yang anda akan lakukan. Artinya, saat pikiran anda sedang minim, anda justru langsung mengisinya dengan mendikte masa depan anda. Akibatnya, masa depan anda sudah bisa diketahui sebelum anda masuk ke waktunya. Akhirnya muncul rasa gelisah, khawatir, takut, yang kemudian membuat anda terburu buru untuk bergerak. Musnahlah sudah momen berharga anda di pagi hari. Saat sebelum tidur pun sama. Seharusnya pikiran anda diam, namun malah anda isi dengan rekaman masa lalu atau kekhawatiran masa depan esok hari. Akibatnya saat tubuh harus tidur, pikiran anda tetap bangun, dan menyebabkan energi anda terus terkuras habis walau anda dalam posisi tidur.

Dalam tradisi Islam, hal ini dengan indah diterjemahkan dengan sholat shubuh, mendiamkan pikiran setelah bangun tidur di jam jam dimana energi Bumi masih sangat bersih, dan belum terkontaminasi pikiran banyak manusia. Saat saya belajar di Vihara Mendut, Magelang pun sama. Bikkhu bikhhu dan para samanera (calon Bikkhu) bangun di pagi buta untuk melakukan meditasi jalan. Setelah itu mereka meneruskan dengan meditasi duduk hingga pukul 7 pagi.

Kembali ke daya cipta tadi, pikiran diam ibarat gelas kosong yang bisa anda isi dengan apapun. Dalam dunia sains dan spiritual kuno, daya cipta dimulai ketika pikiran diam. Ketika pikiran diam, apapun yang anda ingin ciptakan, akan mewujud dengan bantuan sistem hukum semesta yang telah dianugerahkan Tuhan dengan begitu sempurna. (Saya tidak akan membahas caranya karena sudah saya tulis berkali kali di tulisan lain). Ketika pikiran anda diam, anda telah memutus pendiktean anda akan masa depan anda sendiri. Anda juga tidak terkoneksi dengan hal hal yang anda ketahui sebelum terjadi (prediksi seperti jadwal kerja, rencana, dll). Anda juga terputus dengan memori masa lalu secara otomatis.

Jadi sangat penting untuk mendiamkan pikiran anda, tidak hanya untuk kedamaian anda, namun juga untuk membentuk masa depan anda sendiri..



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Scripting atau menulis adalah salah satu bentuk meditasi. Mengapa tulisan orang orang dahulu bagus bagus dibanding orang sekarang? Ternyata jawabannya sederhana, Orang-orang jaman dahulu pikirannya masih sederhana, tidak serumit manusia sekarang. Pikiran yang rumit dan penuh kekhawatiran selalu membuat kita tergesa gesa. Saat anda menulis dengan tergesa gesa, bisa dijamin tulisan anda tidak akan rapi. Artinya bagus tidaknya tulisan anda, tergantung dari seberapa rumit pikiran anda. Tulisan adalah hasil perbuatan anda. perbuatan yang dilakukan dengan pelan pelan akan lebih rapi dan berhati hati.

Scripting atau menulis adalah salah satu cara untuk belajar merekonstruksi masa depan anda. Saya pernah menjelaskan di beberapa tulisan, bagaimana cara alam semesta bisa mewujudkan kehidupan anda. Masa depan anda, andalah penentunya, andalah yang menariknya ke kehidupan yang akan anda jalani. Anda diberi kunci untuk mengendalikan kehidupan anda. Kunci itu mau anda pakai atau tidak, tidak ada masalah.Kunci itu bisa anda gunakan untuk merekonstruksi masa depan anda.

Kunci itu adalah "rasa" atau bahasa awamnya keyakinan kuat, emosi nol persen, dan pikiran nol persen. Ketika anda sudah menggunakan kunci tersebut, anda bisa mengarahkan masa depan anda kemanapun anda mau dengan cara merekonstruksi secara detail apa yang anda inginkan. Rekonstruksi bisa dilakukan dengan cara menggambarkan secara detail masa depan anda dalam kepala anda. Namun jika anda sulit melakukannya, anda bisa merekonstruksinya dengan scripting atau menulis secara detail apa masa depan yang anda tuju. Caranya : tidak hanya menulis apa masa depan anda tentunya. Anda perlu menambahkan rasa jika masa depan tersebut telah terjadi.Jika anda menginginkan rumah baru, maka lihatlah rumah itu di kepala anda dan deskripsikan dalam tulisan anda. Anda juga bisa menambahkan bagaimana anda benar benar menyentuh temboknya, bagaimana bau harum udara di ruangannya, bagaimana anda mendengar suara burung burung di halamannya, dan detail detail lainnya seperti apa yang alami saat ini. Syaratnya : pikiran diam dan emosi nol. Tidak ada harapan, tidak ada doa, tidak ada kata "berharap", "semoga", atau "ingin". Ini sama seperti anda mendeskripsikan apa yang sedang anda alami saat ini beserta rasa dan emosinya dalam tulisan anda. Pikiran dan emosi nol persen ibarat anda menelepon teman anda. Jika nomornya tepat, maka frekuensi telepon anda akan terkoneksi dengan telepon teman anda. Setelah terhubung anda bisa berbicara apapun dengan teman anda. Pikiran dan emosi diam adalah cara anda menelepon alam semesta untuk bisa terhubung. Setelah terhubung anda bisa menyampaikan apa saja. Alam semesta akan menangkap apa saja yang akan anda sampaikan secara detail, karena bahasa alam semesta bukan bahasa verbal melainkan bahasa vibrasi dan rasa. Anda tidak perlu berdoa sampai sujud sujud dengan air mata bercucuran. Cukup lakukan hal di atas, yang telah saya buktikan sendiri di berbagai kesempatan.

Scripting atau menulis adalah cara saya "berdoa" dan menyampaikan gagasan saya akan masa depan saya kepada semesta. Yang penting, setelah menulis secara detail rekonstuksi masa depan saya, maka buku pun saya tutup. Saya tidak akan mempertanyakan kapan dan bagaimana, masa depan yang saya tulis tadi akan terwujud. Dalam dunia film atau televisi, hal ini sama dengan menulis skenario drama. Bukankah skenario drama yang kita tulis adalah bentuk masa depan di drama yang akan kita produksi?



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Diri anda hanyalah bentuk bayangan yang disebut holografik, hasil dari getaran dan frekuensi. Itupun belum selesai. Bentuk yang anda lihat adalah rekaman dari bayangan bentuk holografik tadi. Hal ini berlaku untuk semua benda dan mahluk di seluruh alam semesta. Setiap bentuk adalah hasil rekaman (bayangan) dari bentuk bayangan yang dihasilkan dari getaran yang menghasilkan frekuensi yang berbeda-beda. Setiap organ tubuh anda dibentuk dari frekuensi getaran yang berbeda-beda tergantung fungsinya. Jika anda  mengetahui frekuensi getarannya, maka yang sakit akan sembuh, anda akan terkoneksi dengan frekuensi alam semesta. Anda bahkan bisa memaksimalkan tubuh anda seperti kisah kisah yang diceritakan dalam dongeng. Para alchemis bukanlah dongeng. Semua bukan hanya dongeng atau kehaluan semata. Semua sudah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern. 

Dan luar biasanya, leluhur Nusantara telah mengetahui frekuensi getaran ini melalui aksara-aksara semenjak ribuan tahun silam...

Jika anda belum paham, tenang saja. Kalau anda tekun berlatih, suatu hari anda akan paham. Dan ketika anda paham, anda telah 'sedikit' mengetahui rahasia kebenaran alam semesta yang disembunyikan ribuan tahun di candi-candi, kisah-kisah, dan lontar-lontar kuno warisan leluhur bangsa Nusantara. Jika anda paham, anda akan tahu bahwa simbol simbol kuno seperti bintang daud, lingga yoni, yin yang, bahkan lambang kerajaan Majapahit yang berbentuk Surya Majapahit sebenarnya bukanlah matahari, melainkan bentuk partikel alam yang agung..Tidak percaya?Silakan telusuri sendiri dengan tekun...Anda akan menemukan ketakjuban luar biasa. Anda tidak akan menemukan di literatur manapun. Semua hanya bisa anda kumpulkan sekeping demi sekeping pengetahuan sepanjang hidup.



Wahyu Juniawan April 04, 2023
Read more ...

Pikiran manusia adalah kelebihan sekaligus kekurangan manusia. Pikiran menjadi kelebihan ketika digunakan sebagai mesin analistis, terkait logika dan identifikasi sesuatu. Ilmu pengetahuan tidak akan berkembang tanpa adanya fungsi pikiran. Anda tidak akan tahu alamat rumah anda dan jalur untuk pulang ke rumah setelah bekerja, tanpa adanya pikiran. Namun bagaimana bisa pikiran sekaligus menjadi kelemahan manusia?

Pikiran adalah sumber keterpisahan manusia dari akar alam semesta. Sifat pikiran adalah mengidentifikasi segala sesuatu yang berarti memisah misahkan satu hal dengan lainnya. Dalam kondisi berpikir, materi manusia dan alam semesta menjadi materi yang solid. Semakin solid atau padat, maka manusia semakin terpisah dari akarnya, yakni energi terhalus dimana alam semesta bekerja dalam sebuah sistem besar. Sistem alam semesta bekerja dalam satu kesatuan dan saling terkoneksi. Untuk mengakses sistem tersebut, diperlukan frekuensi otak yang sangat rendah. Frekuensi otak yang sangat rendah hanya terjadi saat manusia tidak berpikir dan menganalisa. Sebaliknya semakin menggunakan pikiran, maka frekuensi otak manusia akan semakin tinggi. Ibarat anda ingin pulang ke rumah, namun anda justru berjalan ke arah sebaliknya dari jalan yang menuju rumah. Demikianlah ketika pikiran bekerja. Namun bagi mereka yang tidak memahami bagaimana alam semesta bekerja dan tubuh manusianya bekerja, akan bertanya dengan sinis, "Bagaimana caranya tidak berpikir?Bukankah hanya kematian yang membuat manusia tidak berpikir?"

Siapa bilang harus mati dahulu baru kita tidak berpikir?Berpikir adalah salah satu fungsi otak manusia. Ibarat sebuah komputer, anda memiliki pilihan untuk menggunakannya atau tidak untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Misal anda ingin menghitung laporan keuangan. Bukankah menggunakan Microsoft Excel adalah pilihan?Anda bisa kok menggunakan cara manual. Buktinya sebelum komputer ditemukan, bukankah laporan keuangan bisa diselesaikan secara hitungan manual? Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara untuk tidak menggunakan pikiran agar anda terhubung dengan keagungan alam semesta yang disebut Tuhan?

Selama ribuan tahun, leluhur manusia justru telah memahami kinerja kehidupan bahkan jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang maju seperti sekarang. Meditasi adalah teknik yang paling umum untuk melatih tidak berpikir. Dalam meditasi yang benar, manusia dilatih untuk tidak menganalisa apapun. Hanya menyadari keberadaan saja yang dinamakan kesadaran. Banyak yang tidak paham, jika sebenarnya mata kita bukanlah organ untuk melihat, telinga bukan organ untuk mendengar, dan begitu pula tiga organ lainnya. Mata hanya menangkap cahaya. Yang membentuk objek bukanlah mata, melainkan ketika cahaya sampai ke dalam otak, otak pun mengolahnya menjadi bentuk yang kemudian diputar dalam pikiran kita sendiri. Jadilah kita 'seolah melihat benda'. Demikian pula dengan telinga yang menangkap getaran atau vibrasi yang kemudian diolah oleh otak menjadi yang dinamakan bunyi. Sistem ini berlaku untuk semua panca indera. Saya pernah menulis hal ini dalam tulisan terdahulu jika ingin mengetahui sistem lengkapnya. Jadi panca indera hanyalah sensor atau lubang data seperti kabel eksternal hardisk yang menghubungkan data alam semesta yang kemudian diolah oleh otak kita. Demikianlah penjelasan paling mudahnya. Jadi siapa yang menganalisa?mata kah?telinga kah?lidah kah?hidungkah?Bukan. Semua yang anda lihat, dengar, rasa, dan bau adalah hasil kerja otak, bukan panca indera semata. Bisa dibayangkan, semakin anda menggunakan otak untuk berpikir, maka segala sesuatu semakin solid dan berbentuk. Namun bentuk yang dihasilkan bukanlah esensi atau bentuk aslinya. Semakin anda memfokuskan diri pada sesuatu, maka sesuatu itu akan semakin solid. Paling mudah adalah ketika ada berkendara, namun sembari melamun memikirkan urusan kantor yang sebenarnya tidak ada sewaktu anda berkendara. Apakah jalan di depan anda akan terlihat semakin solid?Pasti tidak. Anda terbayang urusan kantor seperti pekerjaan, kertas kertas menumpuk, atasan anda marah marah, yang mana hal itu tidak ada saat anda berkendara di jalan. Semua hanya imajinasi pikiran anda. Semakin anda fokus pada pikiran di kantor, jalan di depan anda semakin kabur. Akibatnya bisa ditebak : kecelakaan. 

Sayangnya banyak orang yang mengaku guru meditasi, justru mengajarkan cara meditasi yang salah. Salah satunya adalah fokus pada sesuatu. Siapa bilang meditasi dilakukan dengan cara fokus pada sesuatu?Contoh banyak yang mengajarkan meditasi fokus pada nafas. Semakin anda fokus  pada nafas, nafas anda akan semakin solid dan anda justru menepiskan hal lainnya selain nafas. Padahal meditasi yang benar justru membuat segala sesuatu yang solid menjadi lebur menjadi asal muasal atau yang disebut sebagai sunyata. Meditasi yang benar adalah hanya menyadari saja, tanpa fokus pada apapun. Saat anda fokus pada sesuatu, di situ justru pikiran menjadi aktif. Padahal meditasi melatih pikiran menjadi tidak aktif. Seperti analogi Microsoft Excel di atas, pikiran bukan berarti tidak ada. Pikiran tetap ada, namun tidak anda gunakan. Anda hanya tetap berada di kesadaran. Mata melihat tanpa menganalisa apa yang anda lihat, seperti bentuknya, namanya, warnanya, dan lain lain. Demikian pula panca indera  yang lain. Yang benar bukanlah fokus pada nafas, melainkan merasakan nafas anda saja. Merasakan udara keluar masuk, tanpa dianalisa. Mengenai teknik meditasi ini juga telah saya tulis di tulisan sebelumnya.

Jadi semakin pikiran anda tidak menganalisa apapun, maka pikiran akan non aktif (bukan berarti tidak ada).Semakin non aktif, maka frekuensi gelombang otak kita akan menurun. Selain itu getaran tubuh kita juga akan menurun. Semakin menurun getarannya, maka anda akan semakin memasuki asal muasal diri anda yang tak terpisah dan menjadi bagian dari sistem besar alam semesta. Jadi...selamat mencoba untuk terhubung dengan diri sejati anda yang sebenarnya bukan tubuh anda, melainkan alam semesta atau jagat ageng atau makro kosmos. Anda adalah alam semesta dan alam semesta adalah anda. Seperti ombak dan air laut. Anda adalah ombak sekaligus air laut....




Wahyu Juniawan April 04, 2023
Read more ...

Saya pernah diminta menjadi pembicara di depan sebuah forum bertema komunikasi di dunia science yang dihadiri oleh dokter-dokter senior yang sebagian telah menjadi guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Saat saya menerima tawaran tersebut, saya enteng-enteng saja. Namun menjelang hari H forum, saya tidak bisa tidur. Stres mengingat tamu tamu yang hadir nanti adalah orang orang pandai yang sudah memakan asam garam di dunia kedokteran. Apalagi teman saya mengatakan hal yang semakin membuat saya stres, "Nanti pakaian rapi, jaga sopan santun, dan bikin materi yang menyenangkan..."

Saya ingat bagaimana di otak saya, ratusan pertanyaan muncul serempak tanpa terbendung. Saya berpikir keras apa yang harus saya lakukan nanti?Bagaimana jika nanti materi saya membosankan?Bagaimana jika saya salah berbicara?Bagaimana jika saya diberi pertanyaan yang sulit saya jawab?Siapakah saya ini?Saya bukan siapa siapa dibandingkan para hadirin..dan ratusan pikiran lain yang berseliweran tanpa terbendung. Di hari H, untuk melangkahkan kaki ke dalam ruangan sudah terasa sangat berat, apalagi ketika memulai pembicaraan dan pemaparan materi. Lidah terasa kaku, dan benar...situasi mencekam seperti puncak cerita film horor. Lima menit terasa sangat menegangkan.

Setelah saya berbicara 5 menit, 10 menit, 15 menit, situasi berangsur angsur cair. Ternyata situasinya tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Para dokter senior tersebut justru penuh canda tawa. Ada memang satu dua yang terlihat kaku, nanun rata-rata peserta justru membuat suasana menjadi sangat hidup. Kalimat demi kalimat pun keluar dari mulut saya tanpa ada keraguan. Di akhir sesi, saya bahkan mendapat banyak terima kasih dari para dokter hebat tersebut!

Setelah forum itu, saya merenungkan semuanya. Ternyata benar apa kata guru saya. Sebuah pekerjaan akan terasa sangat berat ketika kita terlalu banyak berpikir tentang pekerjaan itu. Apalagi jika pekerjaan tersebut tidak kita sukai. Pikiran akan memunculkan keluhan-keluhan yang tidak beralasan. Padahal ketika pekerjaan itu berlangsung, semuanya begitu ringan kita jalani. Seringkali sebelum melakukan pekerjaan kita terlalu banyak berpikir ini itu, mengkhawatirkan ini itu, menimbang ini itu yang semuanya bahkan belum kita jalani. Beberapa orang bahkan lebih fokus pada hal-hal negatif, termasuk hal negatif dirinya, dibandingkan hal positif. Dalam kasus di atas contohnya. Para dokter senior tersebut benar-benar pandai, namun pandai pada bidangnya yakni kedokteran. Untuk urusan komunikasi, tentulah saya sebagai orang media lebih berpengalaman. Bukankah mereka mau belajar dari saya?

Begitulah manusia, daripada langsung bekerja, banyak yang lebih memilih terlalu banyak berpikir terlebih dahulu. Padahal sebuah pekerjaan akan terasa sangat ringan jika kita langsung mengerjakannya. Banyak yang belum belum sudah mengkhawatirkan ini itu. Pada saat itu ego lah yang bekerja Ego adalah sistem pertahanan diri. Belum-belum sudah fokus ke hal hal negatif, lalu muncul kekhawatiran jika nanti "aku" dipermalukan, dihina, dilecehkan, disudutkan, dijadikan omongan di belakang, tidak lagi dihargai, tidak lagi dihormati, mengecewakan orang lain, dan banyak ego "aku" "aku" lainnya. Padahal seharusnya saya justru fokus pada kelebihan saya saja dan mempersiapkan materi yang akan saya sajikan. Ketika semua saya kerjakan begitu saja dan menyerahkannya pada mekanisme alam semesta dengan kepasrahan, hukum alam semesta akan mengarahkan saya kepada situasi dimana semua akan baik baik saja. Hal ini juga ternyata berlaku di pekerjaan-pekerjaan saya lainnya...





Wahyu Juniawan Desember 15, 2022
Read more ...

Sesi pengajaran malam itu diawali guru dengan pertanyaan kepada para siswa.

"Apa yang dimaksud kelahiran, kehidupan, dan kematian?Apakah kelahiran, kehidupan, dan kematian adalah peristiwa tunggal?"

Para siswa terdiam, tidak ada satupun yang berani menjawab pertanyaan paling dasar mengenai kehidupan tersebut.
Guru terdiam selama beberapa saat, memperhatikan para siswa yang terdiam, lalu tersenyum hangat.
"Banyak manusia yang menganggap kelahiran, kehidupan, dan kematian adalah peristiwa tunggal. Itulah yang membuat banyak manusia mengalami ketakutan yang tak beralasan. Tahukah kalian jika yang kita sebut kehidupan ini adalah proses menuju kematian? Kematian bukanlah terjadi dalam satu waktu, namun sebuah proses panjang. Sejak manusia dilahirkan, sejak itulah proses kematian mulai berlangsung. Sama seperti kehidupan yang berlangsung selama beberapa waktu bahkan tahun, maka kehidupan itu sendiri adalah proses menuju kematian. Sementara sama dengan kehidupan dan kematian, kelahiran juga sebuah proses yang tidak tunggal. Proses yang bernama kelahiran berlangsung sejak pembuahan di dalam rahim ibu, dan berlangsung kurang lebih sembilan bulan lamanya. Kelahiran bukan hanya saat tubuh seorang bayi keluar dari perut ibu saja.."

Guru melihat Danang Aji dan kawan-kawan manggut-manggut mencoba mencerna kata demi kata dari guru yang harus dipahami pelan-pelan.

"Kematian hanyalah konsep buatan manusia saja. Bagi manusia yang hidup di alam kita sekarang, kematian berarti pergi..lenyap...mati. Namun bagi manusia yang mati, kematian bukanlah kepergian, namun kelahiran di alam yang berbeda. Mereka yang mati juga sedang terlahir kembali. Maka jika disederhanakan, tidak ada kelahiran dan kematian. Semua adalah kehidupan. Lihatlah ulat-ulat yang menjadi menjadi kepompong untuk kemudian berubah menjadi kupu-kupu. Apakah ulat bisa disebut mati?Apakah kepompong bisa disebut mati?Apakah kupu-kupu bisa disebut lahir?Ulat adalah kepompong, sekaligus kupu-kupu. Ulat hanya berubah bentuk saja.
Kalian lihat bunga Kenikir di pinggir sawah itu? Dia tumbuh dari biji yang jatuh dari bunga induknya. Lalu ia tumbuh, berkembang, dan layu. Namun sebelum layu, ia merontokkan benih-benih dari bunganya ke tanah, dan menjadi bibit-bibit kenikir baru yang segera tumbuh..
Itulah kehidupan...Tidak pernah terputus oleh kematian.."



Wahyu Juniawan November 27, 2022
Read more ...

Mental block saya ibaratkan sebuah jangkar yang membuat kapal tidak bisa melaju. Atau rantai besi yang menyandera langkah anda untuk maju ke depan. Sebagian besar manusia tidak menyadari dirinya memiliki mental block. Padahal ia merasa dirinya baik baik saja. Dalam teknik Law of Attraction, mental block ini menghalangi kinerja energi alam semesta untuk mewujudkan visualisasi anda. 

Kemarin seorang teman, membuat sebuah permainan sederhana. Saya diminta menulis apa saja ketakutan saya, atau kekhawatiran saya saat ini di atas selembar kertas putih. Dia meminta saya menuliskannya dengan pensil atau pulpen, sembari menyadari rasa takut dan khawatir yang saya punyai (tidak boleh diketik). Setelah saya menulis sekitar tiga ketakutan yang saya rasakan saat ini, teman saya meminta saya menyelidiki penyebab ketakutan pertama. Setelah diketahui apa sebabnya, saya diminta menyelidiki sebab dari sebab ketakutan itu apa. Dan terus saya lakukan dengan cara bertanya "apa sebabnya?" ke setiap sebab yang saya tulis. Saya baru boleh berhenti ketika tidak ada lagi jawaban dari pertanyaan "apa sebabnya?". 

Ketika akhirnya saya selesai, dan tidak ada lagi jawaban dari " apa sebabnya?", saya terkejut karena apa yang saya selidiki dan tulis, ternyata membentuk cabang cabang berbentuk seperti sel kanker ganas. Dan saya bergidik ngeri karena hanya berasal dari satu kekhawatiran saja, bentuknya sudah  mengerikan seperti sel kanker ganas yang berakar sangat panjang dan tertanam sangat dalam di dalam memori saya, dan berlangsung selama belasan tahun! Itu padahal baru berasal dari satu ketakutan atau kekhawatiran. Dan di kertas itu saya menulis ada tiga ketakutan!Bisa dibayangkan seperti apa mental block yang mengakar dalam pikiran saya yang selama ini tidak saya sadari!

Lalu kalau sudah dipetakan, apalagi?

Dengan teknik meditasi kesadaran mengamati, yang pernah saya tulis di beberapa postingan lalu, maka amati kekhawatiran dan sebab sebabnya, yang anda sudah tulis tadi. Amati seperti anda mengamati sebuah sungai dari puncak bukit (bukan dari dalam sungai). Ibaratkan satu persatu sebab tersebut sebagai sebuah lampu jalan yang berjajar dan menyala. Lalu sadari satu persatu, dan matikan lampu tersebut satu persatu berurutan, dari sebab terdalam hingga ketakutan atau kekhawatiran anda yang pertama anda tulis. Matikan semua lampu, sampai situasi gelap total karena semua lampu sudah padam. 

Setelah semua padam dan gelap gulita, lalu mulai amati mimpi dan visualisasikan kehidupan anda di masa depan. Ibaratkan mimpi atau visualisasi itu sebagai lampu di seberang sisi jalan dari lampu yang anda matikan tadi. Nyalakan satu persatu lampunya sembari menyadari setiap visualisasi anda.Jangan lupa nyalakan pula pikiran pikiran positif, dan rasakan ketika apa yang anda visualisasikan itu terwujud. Terangkan cahayanya, hingga menerangi jalanan di samping lampu itu berdiri. Lakukan hal ini berulang ulang senyaman anda. 

Sekarang anda sudah memetakan mental block anda dan menyadarinya, serta berusaha memadamkannya..

Ingat mental block adalah bagian dari diri anda yang dibentuk dari pengalaman hidup anda, dan penanaman ajaran atau pendidikan oleh orang tua yang sangat mempengaruhi pola pandang anda terhadap diri anda. Contoh, ketika saya kecil, hal paling sering diperlihatkan orang tua saya, adalah jika kami merupakan keluarga pas pasan yang memiliki banyak hutang. Hal ini yang kemudian membentuk kepercayaan dalam diri saya, bahwa saya adalah orang yang pas pas an...Bukan berasal dari keluarga kaya yang berlebih. Saya juga menganggap, kekayaan sebagai sebuah balas dendam atas kondisi masa kecil saya, bukan sebuah berkah yang membuat saya bisa lebih banyak membantu mahluk mahluk dan manusia lain yang membutuhkan. Hal itulah yang menciptakan mental block bagi saya sehingga saya tidak percaya bisa sukses, kaya, dan memiliki banyak uang. Ketika mental block itu perlahan hilang, maka anda akan memiliki sebuah kehidupan baru yang lepas dari mental block dan kenangan akan masa lalu yang menjadi rantai besi bagi anda untuk melangkah maju.



Wahyu Juniawan November 15, 2022
Read more ...