Apa yang mengubah nasib anda? Mengapa banyak orang yang gagal mempraktekkan Law of Attraction?

Pertanyaan ini pasti relate dengan apa yang anda lakukan. Anda sudah berusaha mati-matian mengubah nasib anda, namun hasilnya justru sebaliknya. Nasib anda tidak berubah, bahkan lebih buruk dan jauh dari harapan anda. Hal ini berlaku juga bagi anda praktisi Law of Attraction. Anda sudah melakukan afirmasi secara detail, namun apa yang afirmasikan dan realitas yang anda jalani sungguh berbeda dan tak kunjung terwujud.

Perlu anda ingat, bahwa apa yang anda afirmasikan pastilah sesuatu yang baik, menguntungkan, dan anda sukai ingin anda wujudkan dalam realitas kehidupan anda. Artinya semua masih ada di masa depan dan belum nyata. Artinya juga semua masih berbentuk energi. Dalam penelitian ilmiah, partikel pembentuk materi tidak berwujud, atau katakanlah masih berbentuk elektron yang tak berwujud. Ia baru akan berwujud saat kita mengalokasikan perhatian kepada elektron tersebut. Elektron akan muncul ketika ada perhatian, dan sebaliknya akan hilang ketika perhatian kita pun hilang. Ia akan mewujud sesuai kondisi pikiran dan emosi kita. Artinya energi akan membentuk diri tidak hanya berupa hal-hal positif saja, melainkan juga hal-hal negatif. Ketika anda mengafirmasikan sesuatu, tentulah apa yang anda afirmasikan tersebut adalah hal-hal positif bagi kehidupan anda. Kekayaan, kesuksesan, kesehatan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Namun banyak yang lupa, bahwa kekayaan, kesuksesan, kesehatan, dan lain lain memiliki getaran yang sangat tinggi. Berbeda dengan frustasi, kegagalan, ketidakyakinan, dan lain sebagainya yang berada dalam getaran rendah. Jika anda mengafirmasikan kekayaan misalnya, harusnya kekayaan tersebut akan membuat anda bahagia, merasa sukses, yakin, dan optimis. Ingat, nasib anda adalah apa yang anda pancarkan, bukan apa yang anda inginkan. Jika anda ingin kekayaan, anda harus memancarkan frekuensi kekayaan. Dalam bahasa energi, energi meminta anda untuk 'menjadi' terlebih dahulu, baru ia akan 'melakukan'. Banyak praktisi Law of Attraction gagal mewujudkan afirmasinya karena ia 'doing something' atau melakukan sesuatu, dibanding 'become the energy' atau menjadi energi itu sendiri. Jika diterjemahkan dalam praktek, seseorang yang 'doing something' terlebih dahulu selalu berpikir 'ia akan menjadi bahagia jika...', atau 'aku harus menghasilkan banyak uang karena aku kekurangan materi'. Berbeda dengan 'become the energy', dimana seseorang akan menjadi kaya jika ia saat ini memancarkan frekuensi kaya. Kaya adalah keberlimpahan, bukan kekurangan. Anda tidak perlu alasan apapun untuk menjadi kaya. Artinya anda saat itu menjadi kaya dan memancarkan energi kaya. Ketika anda saat ini merasa berkelimpahan, maka anda menjadi energi kaya itu sendiri. Saat anda menjadi energi kaya, maka kaya yang tadinya masih berupa energi akan mendapat perhatian yang selaras frekuensinya, sehingga kaya akan menjadi wujud realitas. 

Berbeda ketika seseorang yang ingin kaya, namun pikiran bawah sadar dan emosinya, justru memancarkan frekuensi yang tidak selaras dengan energi kaya seperti merasa kekurangan, panik akan masa depan, terjepit kebutuhan, harus melakukan ini harus melakukan itu, mengeluh, dan lain sebagainya. Maka orang tersebut hanya menginginkan kekayaan, namun ia justru 'become the energy' atau menjadi energi miskin yang memiliki frekuensi sangat rendah. Apakah kekayaan akan mewujud?

Jadi energi ekuivalen dengan pikiran, rasa, dan emosi anda. Kekayaan justru akan datang ketika anda sudah merasa kaya. Tidak hanya kaya dalam pikiran dan keinginan anda saja. Frekuensi anda harus selaras dengan frekuensi energi yang ingin anda wujudkan. Inilah kunci mengapa Law of Attraction anda bekerja atau tidak bekerja. Semua harus dilatih. Jika anda ingin kaya, berlatihlah untuk mensyukuri apa yang anda miliki dan jalani saat ini, bukan nanti. Berlatihlah menjadi kaya, maka kekayaan akan mewujud ke dalam kehidupan anda.







Wahyu Juniawan Agustus 14, 2023
Read more ...

Dalam meditasi Vipassana yang pernah saya ikuti di Vihara Mendut selama 3 hari 2 malam beberapa tahun lalu, kami para peserta tidak diperkenankan berbicara satu sama lain walau sepatah kata. Handphone juga dititipkan ke panitia penyelenggara. Dan saya baru merasakan jika diam itu sangat sulit. 

Bicara adalah representasi pikiran dalam suara verbal. Setiap bicara, pasti ada pikiran yang bekerja, tidak mungkin tidak. Karena setiap kata mengandung arti atau identitas sesuatu. Kata adalah pengelompokan pengelompokan berdasarkan kesepakatan. Contoh kata "meja", adalah pengelompokan dari kayu, paku, lem yang dibentuk dengan bentuk tertentu sesuai kesepakatan dan fungsinya pun sesuai kesepakatan manusia. Dengan mengatakan kata "meja" artinya anda sedang melakukan penyingkatan elemen elemen meja tadi menjadi satu kata : "meja". Maka setiap anda berkata meja, otomatis anda sedang mengakses memori pikiran yang tertanam di otak anda tentang informasi mengenai meja. Maka di ajaran Hindu, Buddha, Siwa Buddha, Jawa, hingga spiritualisme suku Indian Amerika dikenalah mantra. Mantra adalah kumpulan kalimat tanpa makna. Hong, Ong, Om, Aum, Amen, Amin, Alif lam mim, Yaasin, atau mantra mantra lain yang tidak memiliki makna, namun tujuannya hanya untuk menggetarkan energi. 

Jadi tidak hanya "kata" saja, dalam setiap bicara anda sedang menggetarkan energi. Energi yang bergetar otomatis akan menimbulkan gelombang. Jika frekuensi gelombangnya selaras dengan frekuensi alam, maka saat anda menggetarkan bunyi, anda sedang berkomunikasi tidak hanya dengan sesama manusia, melainkan juga alam semesta. Bedanya mantra dengan bicara adalah, mantra merupakan bunyi tanpa makna yang digetarkan, sementara bicara selalu mengandung bahasa yang memiliki arti. Sekali lagi, arti terkoneksi dengan memori makna dan kesepakatan manusia. Sementara ketika anda mengucapkan mantra tak bermakna, anda tidak memiliki memori apapun terkait arti dari sebuah kata atau kalimat yang anda dengungkan. Frekuensi bicara pun berbeda beda. Ketika anda bicara dengan nada tinggi, atau rendah, lawan bicara anda akan merespon dengan emosi yang berbeda beda. Namun ketika sebelah anda mengucapkan mantra, apakah anda memiliki respon emosi? Yang ada adalah respon energi karena ketika mantra itu selaras dengan organ tubuh tertentu misalnya jantung, vibrasi energi dari mantra itu akan membuat molekul molekul jantung menjadi dinamis. Seperti deretan lonceng gantung yang anda getarkan salah satunya, maka yang lain akan ikut bergetar. Cobalah perhatikan, jika anda seorang muslim dan sedang melakukan ibadah sholat jamaah di masjid yang besar. Ketika semua jamaah melafalkan amin secara bersamaan, rasakan getarannya di tubuh anda. 

Bahasa dan bicara adalah pedang bermata dua. Di satu sisi bermanfaat, di sisi lainnya sangat berbahaya. Seseorang bisa melakukan pembunuhan hanya karena salah bicara, karena kalimat yang diucapkan mempengaruhi pikiran orang lain. Apa yang mempengaruhi? Tentunya makna, intonasi (frekuensi), dan vibrasi tak terlihat yang dihasilkannya. Belum lagi dampak ke orang yang berbicara karena sekali lagi dengan anda berbicara, otomatis anda sedang berpikir. 

Itulah mengapa, dalam beberapa ajaran kuno, "Tuhan" dinamai dengan nama yang tak memiliki makna. Selain karena tak ada yang bisa menjelaskan atau menggambarkan secara makna, nama "Tuhan" dalam beberapa ajaran berkonotasi dengan bunyi (frekuensi). Ketika dilafalkan, maka bunyi yang dihasilkan tanpa makna (otomatis pikiran menjadi tidak aktif), dan frekuensinya selaras dengan frekuensi "Tuhan" sendiri. Ketika dilafalkan berulang, maka gelombang otak akan menurun menjadi theta bahkan gamma. Atau dalam bahasa spiritual disebut meditasi mendalam. 

Saya sendiri selalu mempraktekkan untuk diam, atau puasa berbicara ketika saya mulai terseret oleh emosi dan arus pikiran. Saya selalu menyendiri di ruang meditasi di sudut rumah saya barang sejenak atau sampai saya kembali kepada kesadaran. Bahkan uniknya selalu setiap pikiran saya diam (bukan berarti tidak ada), saya sendiri hanya hidup dalam kesadaran. Kadang untuk menulispun saya tidak memiliki ide, karena ide muncul ketika pikiran bekerja. Mengapa? Karena tulisan adalah bentuk lain dari berbicara. Maka saya kadang heran, ketika banyak orang berpuasa, namun justru banyak berbicara, menulis, atau menghabiskan waktu dengan ngobrol sambil menunggu berbuka puasa. Apanya yang puasa jika yang puasa hanya perutnya saja, namun pikirannya tidak. 

Maka puasa berbicara adalah salah satu metode yang cukup efektif untuk melatih mendiamkan pikiran dalam meditasi Vipassana. Anda bisa melihat, banyak guru guru suci yang sangat irit berbicara ketika ilmunya semakin tinggi. Bicara hanya seperlunya saja... Tidak seperti saya yang masih banyak berbicara, termasuk di tulisan ini... 

- www.youtube.com/berbagicahaya -



Wahyu Juniawan Juli 17, 2023
Read more ...

Apa yang membuat Law of Attraction atau hukum tarik menarik gagal adalah karena anda masih mengira waktu itu ada atau eksis. Pikiran anda masih mempercayai adanya masa lalu dan masa depan. Padahal semua adalah konsep buatan manusia semata. Yang disebut masa lalu adalah memori yang tersimpan di otak anda, sementara masa depan adalah sesuatu yang ada di angan angan semata.


Bagaimana bisa waktu itu tidak ada?

Waktu adalah penanda, hanya sekadar penanda. Waktu tidak berlaku linier berjalan dari masa lalu menuju masa depan, atau bergerak dari belakang ke depan. Apa yang dinamakan waktu adalah kehidupan itu sendiri, yakni gerakan energi, persepsi yang mewujudkan sesuatu, dan kondisi yang kita anggap sebagai realitas saat ini. Bayangkan kehidupan adalah roda sepeda yang menggelinding di sebuah turunan. Tidak ada gas, tidak ada kayuhan kaki, dan semua terjadi begitu saja. Anda adalah roda yang menggelinding di turunan. Atau bisa juga anda adalah air yang mengalir begitu saja menuju ke bidang lebih bawah tanpa adanya dorongan. Baik roda maupun air sama sama mematuhi hukum semesta dalam bergerak. Apakah air yang anda lihat di depan anda terpisah dari air di belakang atau depannya seperti anda memisahkan masa lalu, masa depan, dan saat ini? Tidak. Air mengalir yang anda lihat di depan anda adalah satu kesatuan dengan air yang ada di belakang atau depannya. Tidak terpisah maupun terputus oleh waktu. Yang membedakan adalah dimana posisi anda melihat air yang mengalir?

Untuk lebih memahami tiadanya konsep waktu ini, coba bayangkan anda ada di pinggir sebuah sungai dan melihat air sungai mengalir. Lalu anda bagi posisi sungai menjadi tiga, A adalah air yang mengalir paling depan, B adalah air yang mengalir di depan anda atau di belakang A, dan C adalah air yang mengalir paling belakang atau di belakang B. Anggaplah A adalah masa depan, B adalah saat ini, dan C adalah masa lalu. Ini adalah konsep ketika anda berdiri di posisi B atau yang anda anggap saat ini. Namun bagaimana jika anda saat ini berdiri di titik A dimana anda sekarang melihat air A (masa depan) yang tadinya ada di depan air B (saat ini), sekarang ada di hadapan anda atau sekarang menjadi air B, dan air yang tadinya B (saat ini) menjadi air C (masa lalu). Lalu bagaimana jika anda berdiri di titik air C? Air C yang tadinya ketika anda berdiri di titik air B adalah masa lalu, bukankah ketika anda melihatnya di titik C kini menjadi "saat ini"?
Sebenarnya aliran A, B, dan C adalah satu kejadian, dan menjadi seperti seolah ada air di depan, tengah, dan belakang tergantung darimana anda melihatnya.
Sekarang cobalah melihat sungai dari atas. Apakah ada titik A, B, dan C yang membuat seolah olah ada aliran di depan (A), aliran di tengah (B), dan aliran (C)? Semua hilang... Aliran itu ternyata satu kesatuan!

Begitulah waktu, ia hanya perspektif dan permainan pikiran kita saja. Masa lalu, saat ini, dan masa depan bukanlah sesuatu yang linier. Semua tergantung dari perspektif dimana anda memandangnya. Masa sekarang akan menjadi masa lalu ketika anda hidup di masa lalu yang tersimpan di pikiran anda. Anda juga bisa hidup di masa depan ketika anda terus menerus berkhayal. Inilah yang membuat saya tertawa ketika ada orang yang berkata sok menasehati, "Bermimpilah setinggi langit". Bermimpi?? Jika anda bermimpi anda akan terus hidup dalam angan angan masa depan.

Dalam hukum tarik menarik, atau Law of attaraction, tidak ada yang namanya mimpi. Tidak ada yang namanya "halu" jika anda paham. Namun ketika anda paham bahwa waktu itu tidak ada, maka anda akan bisa hidup di saat ini dengan desain masa depan yang anda rancang. Ini bukan bermimpi, berangan angan, atau bercita cita. Masa depan itu nyata dalam rasa, pikiran, tindakan, dan emosi yang selaras. Alam semesta tidak mengenal masa lalu, saat ini, atau masa depan. Hukum hukum semesta membaca energi anda yang anda ciptakan dengan keselarasan rasa, pikiran, tindakan, dan emosi. Yang akan anda ciptakan sebenarnya bukan masa depan, karena masa depan tidak pernah ada. Yang sebenarnya terjadi adalah anda sedang berpindah dari melihat air di titik B ke titik A untuk melihat air di titik A.

Agak sulit, namun semoga bisa dipahami. Jika belum paham, jangan khawatir, mungkin nanti anda akan paham jika anda tekun berproses. Semua ada waktunya. Satu yang pasti, kehidupan hanya sebuah proses tanpa jeda...



Wahyu Juniawan Juli 07, 2023
Read more ...

Jika anda menemui guru-guru yang telah mencapai tingkat ilmu yang tinggi, anda akan menjumpai kesamaan : rata-rata beliau beliau ini lebih banyak diam, tidak ingin muncul ke publik, atau ribut dengan urusan politik, urusan orang lain, ataupun urusan negara.

Sebelum ini saya bertanya kepada diri saya sendiri, apa korelasi antara banyak diam dengan pemahaman akan ilmu kehidupan?

Dulu saya berpikir beliau beliau ini semakin banyak tahu, maka semakin merasa tidak tahu banyak,  sehingga memilih diam. Setelah saya observasi kepada diri saya sendiri, ada benarnya juga.

Namun ternyata setelah saya praktekkan ke diri saya sendiri, semakin tinggi ilmu seseorang,  ditentukan oleh semakin heningnya pikiran. Ia hanya sadar dan mengalir saja. Ia tahu dengan segala konsekuensi sebab akibat (yang akan saya bagi di tulisan selanjutnya), sehingga segala sesuatu yang ia lakukan adalah untuk dirinya sendiri. Hal ini berbeda dengan ego yang hanya ingin menguntungkan diri sendiri. Sadar dan hanya fokus kepada diri sendiri sangat berbeda dengan egois. Sadar dan hanya fokus kepada diri sendiri berhubungan dengan tahu segala resiko yang ditimbulkan dari setiap tindakan.

Lantas seperti apa pikiran yang hening yang membuat kita menjadi diam?Sederhananya adalah begini. Setiap manusia selalu menganalisa apapun yang masuk melalui panca indera bukan?Analisa itulah pikiran. Ia akan menghasilkan analisa yang ujung ujungnya akan memberikan anda emosi serta  pertimbangan apa yang akan anda lakukan untuk merespon sesuatu. Inilah sistem ego atau sistem bertahan hidup manusia yang terdiri dari lingkar kerja yang berpusat pada pikiran. Itulah mengapa meditasi yang benar, mengajarkan anda untuk mengenali kesadaran. Setelah anda sadar barulah anda akan benar benar mengenali sistem pikiran anda.

Pikiran yang sibuk menganalisa dan menilai sana sini, akan berpengaruh pada berisiknya percakapan dalam diri anda. Percakapan inilah yang disebut batin. Batin seolah olah berada di hati atau jantung, namun sebenarnya batin, atau mind dalam bahasa Inggris, adalah suara dari pikiran anda sendiri. Batin adalah rahasia setiap manusia. Tidak ada satupun manusia yang tahu batin orang lain.

Selama ribuan tahun, leluhur manusia menciptakan sebuah teknologi canggih, yang nantinya digunakan untuk menguasai dunia, bernama komunikasi. Komunikasi adalah dengung suara yang keluar dari mulut manusia, berisi simbol simbol dalam bentuk suara yang mewakili pikiran seseorang. Akibatnya dengan berkomunikasi, seorang manusia bisa 'bertukar pikiran' dengan manusia lain. Pikiran yang tadinya rahasia pun bisa diungkapkan kepada orang lain dengan simbol simbol bunyi bernama bahasa, dan simbol berupa huruf atau tulisan. Jadi setiap percakapan anda sebenarnya adalah cara anda untuk mengungkapkan pikiran pikiran anda. Semakin banyak omongan maka korelasinya anda pasti memiliki banyak pikiran, entah yang remeh temeh hingga yang paling penting. Namun ada pula jenis orang yang tidak banyak berkomunikasi namun pikirannya banyak. Biasanya orang seperti ini  bukan telah mencapai keheningan, melainkan justru karena ia minder, dan tidak merasa pandai berkomunikasi. Lagi lagi, rasa minder muncul karena pikiran juga. Artinya pikiran anda tidak tunggal, namun berlapis-lapis. Semakin banyak pikiran, hidup anda menjadi semakin berisik dan tidak tenang, karena apapun yang masuk ke panca indera pasti anda pikirkan. Bahkan kadang hal hal sepele anda pikirkan, contohnya suatu hari anda melihat teman anda memakai celana berwarna merah. Pikiran anda langsung menganalisa : "mengapa, merk apa, beli di mana, kok aneh pakai celana merah, dan lain lain".

Sampai sini anda mungkin akan paham mengapa meditasi melatih anda, intinya UNTUK MENDIAMKAN PIKIRAN. Jika anda berpikir mendiamkan pikiran harus mati terlebih dahulu, maka anda masih jauh sekali dari pemahaman akan sistem pikiran anda. Itulah mengapa para guru besar selalu berhati hati dalam berbicara, karena berbicara sama dengan membuka rahasia pikiran anda. Dan ketika para guru besar yang telah berhasil mengheningkan pikirannya, tidak ada lagi yang dapat beliau beliau katakan selain hal hal yang memang penting untuk dikatakan. Karena sekali lagi, setiap kalimat yang anda ucapkan =  apa yang sedang anda pikirkan. Lalu bagaimana cara berlatih mengheningkan pikiran? Persedikit untuk melihat keluar, banyak-banyaklah melihat ke dalam diri anda sendiri...



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Bukankah yang membuatmu kebingungan dengan kehidupan ini adalah karena pikiranmu sendiri yang terus mengajakmu bergerak?

Hingga saat diam-mu di penghujung malam pun, ia terus saja memaksamu bergerak dari posisi duduk heningmu. Pikiran tidak akan membiarkanmu berlama lama diam. Jadi percayalah, kamu melakukan hal sia sia ketika memerintahkan pikiranmu untuk diam, karena pikiran bekerja otomatis sesuai sistem tubuh manusiamu yang telah berevolusi selama ribuan tahun.

Jadi sambutlah ketika ia datang, namun tolak ketika ia mengajakmu pergi dari keheningan dan kesendirian. Banyak manusia yang mentasbihkan dirinya memiliki ilmu agama tinggi, namun tidak paham sama sekali mengenai kinerja pikiran. Mereka berpikir keruwetan hidup, emosi, dan stress disebabkan oleh faktor luar dan orang lain. Padahal kamu bisa diam, walau egomu terus memberontak untuk membuatmu menjadi yang paling hebat, paling dikagumi, paling pandai, paling kaya, paling berkuasa. Hanya satu bahasa ego....yakni "ter"....Aku terhebat, tercantik, terbaik, terkaya, tersuci, terpandai, memiliki ilmu tertinggi, dan ter-ter lainnya. Amati saja seolah pikiran, emosi, dan ego adalah tamu di rumahmu. Persilakan ia masuk ke pintu rumahmu dan minta ia duduk diam. Ketika ia mengajakmu pergi, sadari saja dan tolaklah dengan cinta kasih, karena pikiran, emosi, dan ego adalah keluargamu juga.

Pikiran akan selalu datang ketika kamu melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa sesuatu. Ia adalah perangkat tubuhmu, yang memberikan beragam analisis untuk kebaikanmu agar kamu selamat dan tetap hidup di planet indah ini. Ia adalah seorang patih Sengkuni buat Duryudana. Ia adalah sang Prabu Bathara Kresna untuk para Pandawa. Penasehat ulung yang selalu menguntungkan dirimu. Tugasnya adalah sebagai penimbang, analis, sekaligus penasehat bagi setiap manusia. Ia lah yang membedakanmu dengan satwa dan tumbuh-tumbuhan sehingga kamu tidak hanya memiliki insting seperti mereka, namun juga pilihan yang menentukan nasib dan kemana kamu akan melangkah dalam hidup.

Sayangnya banyak manusia yang menyepelekan pikiran dan tidak mengetahui bahwa pikiran adalah iblismu. Iblis adalah malaikat yang menggerakkan ego serta emosimu yang membuat kamu memakan buah khuldi atau apel kehidupan. Buah yang membuatmu nyaman dan lupa diri, bahwa kenikmatan di hidupmu adalah semu. Ia akan kamu tinggalkan ketika tubuhmu tidak lagi kuat dan berfungsi membuatmu berjalan di atas tanah planet Bumi.  Iblis tidak selamanya jahat karena ia juga malaikatmu. Begitulah manusia yang dikisahkan sebagai mahluk yang bisa menjelma menjadi iblis yang penuh api, atau malaikat yang bercahaya.

Pikiran adalah sumber dari keterpisahanmu dengan frekuensi alam semesta, dan kesejatian dirimu. Ia ibarat sebilah pisau yang jika digunakan dengan baik, akan sangat berguna. Namun ia juga sekaligus menjadi senjata pembunuh yang mematikan. Maka diperlukan kebijaksanaan untuk menggunakannya "hanya" saat kamu memerlukannya.

Pikiran juga lah yang menciptakan duniamu, dan dunia orang lain. Demikian juga pikiran orang lain lah yang menciptakan dunianya dan duniamu. Begitulah ketika setiap manusia saling menjadi pengamat atas dirinya sendiri dan kehidupan. Tanpa ada pikiranmu yang memiliki frekuensi pembentuk materi, mustahil dunia yang saling bersilangan ini akan terbentuk. Dan akan selalu ada mahluk yang berpikir, karena ketika semua mahluk tidak lagi berpikir, maka alam semesta ini akan lenyap menjadi keheningan tanpa bentuk. Dengan adanya pikiran, maka terbentuklah frekuensi-frekuensi yang tervibrasi dan kemudian menjadikan semua materi terbentuk.

Tanpa pikiran, tidak akan ada dualitas, tidak akan ada keindahan semesta, tidak akan ada matahari yang bersinar lembut di pagi hari.

Dia yang menjelma dalam setiap tubuh-tubuh manusia dan semua mahluk, menggunakan pikiran tubuh untuk menciptakan masing-masing cerita bagi setiap individu sekaligus menciptakan habitat bagi individu tersebut. Yang perlu kamu lakukan adalah rawat pikiranmu dan gunakan dengan kebijaksanaan yang diajarkan para leluhur. Percayalah, bijaksana berada di atas level benar dan salah, karena benar dan salah adalah dualitas dan produk pikiranmu semata. Sementara kebijaksanaan adalah Dia yang merupakan sejatinya dirimu. Pikiran adalah kecerdasan tubuh manusiamu yang memberimu tugas berat di alam semesta, menjadi pencipta, pemelihara sekaligus pelebur bagi duniamu..



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Setiap kali saya merasakan momen "saat ini" yang begitu berharga, saya memutus koneksi pikiran masa lalu dan masa depan saya. Caranya adalah menyadari segalanya. Sadar, merasakan penuh, dan hidup benar benar di saat ini. Ketika saya merasakan momen "saat ini", saya menjadi tidak lagi terburu-buru dalam bergerak. Yang membuat kita gelisah saat kita diam adalah pikiran kita sendiri yang terus menerus mengajak kita memikirkan masa depan dan masa lalu. Mengapa?Karena begitulah tugas pikiran : memory dan menganalisa data untuk kepentingan anda bergerak.

Dan ketika kita diam di saat ini dengan kesadaran penuh, otomatis pikiran akan diam. Jadi anda tidak akan berhasil menyuruh pikiran anda diam. Menyuruh pikiran diam adalah kehendak, dan kehendak adalah produk pikiran juga. Saat pikiran anda diam, maka anda sedang menginvestasikan energi anda untuk hal hal yang lebih berguna. Mengapa?Saya sudah sebutkan di tulisan lain, bahwa dari 100 % energi tubuh, 25% sudah anda alokasikan untuk memelihara energi otak anda saat anda tidur. Diantara semua organ tubuh, otak adalah konsumer terbesar energi anda. Ia ibarat super komputer canggih yang memerlukan daya listrik sangat besar. Bahkan menurut penelitian, untuk menghidupkan otak, anda memerlukan listrik bermega mega watt. Listrik di rumah anda tidak akan cukup untuk menghidupkan otak anda. Hal ini berarti, otomatis ketika anda dalam posisi tidak tidur dan berpikir, maka akan lebih banyak energi yang anda alokasikan untuk menggerakkan pikiran. Artinya anda bisa jadi kehabisan energi untuk memelihara sel sel sehat, membangun imunitas, dan bahkan menggerakkan daya cipta anda terhadap sesuatu yang ingin anda alami. Daya cipta ini mirip dengan analogi gelas teh. Gelas anggaplah pikiran kita. Ketika anda memiliki segelas berisi air teh, dan anda tiba tiba ingin meminum kopi, maka yang anda lakukan bukanlah membuat seduhan kopi di dalam gelas yang masih berisi teh. Anda juga tidak perlu mencari gelas lain. Yang anda lakukan adalah habiskan tehnya, cuci gelasnya hingga bersih, lalu seduh kopi di gelas yang sudah kosong. Jika tidak mengosongkan gelasnya terlebih dahulu, anda tidak akan mendapatkan rasa kopi yang nikmat, karena seduhan kopi tadi bercampur dengan teh.

Dalam dunia pikiran, ketika seseorang ingin mewujudkan sesuatu, satu satunya cara adalah dengan mendiamkan pikiran anda terlebih dahulu. Inilah rahasia Law of Attraction yang terkenal itu, namun tidak banyak dipahami orang orang yang mempraktekkannya. Saat diam, artinya gelas anda telah kosong. Di gelas kosong itu, anda bebas menuang air apapun yang anda suka. Diam tidak harus anda latih bertahun tahun. Saat ini juga anda bisa mendiamkan pikiran dengan cara menyadari semuanya di momen saat ini.

Kebanyakan manusia, tanpa sadar, telah mendikte dan menciptakan masa depannya sendiri. Selepas bangun tidur dan sebelum tidur adalah waktu ketika pikiran anda belum banyak anda gunakan, seharusnya....

Sehingga di ajaran manapun, bangun tidur dan sebelum tidur, adalah waktu yang baik untuk mendiamkan pikiran dan hanya berada di momen saat ini saja. Namun saat ini, banyak sekali manusia yang justru saat bangun tidur langsung diisi dengan pikiran berisi jadwal pekerjaan dan hal hal yang anda akan lakukan. Artinya, saat pikiran anda sedang minim, anda justru langsung mengisinya dengan mendikte masa depan anda. Akibatnya, masa depan anda sudah bisa diketahui sebelum anda masuk ke waktunya. Akhirnya muncul rasa gelisah, khawatir, takut, yang kemudian membuat anda terburu buru untuk bergerak. Musnahlah sudah momen berharga anda di pagi hari. Saat sebelum tidur pun sama. Seharusnya pikiran anda diam, namun malah anda isi dengan rekaman masa lalu atau kekhawatiran masa depan esok hari. Akibatnya saat tubuh harus tidur, pikiran anda tetap bangun, dan menyebabkan energi anda terus terkuras habis walau anda dalam posisi tidur.

Dalam tradisi Islam, hal ini dengan indah diterjemahkan dengan sholat shubuh, mendiamkan pikiran setelah bangun tidur di jam jam dimana energi Bumi masih sangat bersih, dan belum terkontaminasi pikiran banyak manusia. Saat saya belajar di Vihara Mendut, Magelang pun sama. Bikkhu bikhhu dan para samanera (calon Bikkhu) bangun di pagi buta untuk melakukan meditasi jalan. Setelah itu mereka meneruskan dengan meditasi duduk hingga pukul 7 pagi.

Kembali ke daya cipta tadi, pikiran diam ibarat gelas kosong yang bisa anda isi dengan apapun. Dalam dunia sains dan spiritual kuno, daya cipta dimulai ketika pikiran diam. Ketika pikiran diam, apapun yang anda ingin ciptakan, akan mewujud dengan bantuan sistem hukum semesta yang telah dianugerahkan Tuhan dengan begitu sempurna. (Saya tidak akan membahas caranya karena sudah saya tulis berkali kali di tulisan lain). Ketika pikiran anda diam, anda telah memutus pendiktean anda akan masa depan anda sendiri. Anda juga tidak terkoneksi dengan hal hal yang anda ketahui sebelum terjadi (prediksi seperti jadwal kerja, rencana, dll). Anda juga terputus dengan memori masa lalu secara otomatis.

Jadi sangat penting untuk mendiamkan pikiran anda, tidak hanya untuk kedamaian anda, namun juga untuk membentuk masa depan anda sendiri..



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Tidak ada yang istimewa dari manusia dibandingkan mahluk lain di alam semesta. Manusia hanya bagian kecil dari sebuah mega sistem peredaran tata surya, pergerakan antar bintang, dan simbiosis kehidupan yang saling terkait, menjalin kerja sama sesuai fungsi dan peran masing-masing.

Tidak hanya manusia, setiap virus, protein, molekul, bakteri, debu kosmik, gelombang elektromagnetik, dan semua bagian memiliki kecerdasannya masing-masing. Ketika manusia berfungsi sebagai "manusia", maka otomatis kecerdasan manusia adalah kecerdasan sistemik dalam sistem besar alam semesta. Namun ketika manusia tidak berfungsi sebagai manusia, maka kecerdasan manusia adalah sel sel kanker yang perkembangannya terus diawasi, dan siap dihancurkan kapan saja dengan antivirus untuk menjaga mega sistem alam semesta tetap berjalan..



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Tahukah kamu, "pengetahuan" yang sebenarnya adalah mengetahui banyaknya hal yang tidak kita ketahui di dalam diri kita?

Gerbang semesta ada di dalam dirimu. Cinta kasih dan kedamaian selalu ada bersamamu. Namun kau terlalu sibuk menilai orang lain dan memperjuangkan segala hal yang tak akan kau bawa pulang.

Ketika kamu lelah dengan hidupmu, kamu pun sibuk mencari cinta dan kedamaian kesana sini.

Kamu sibuk memohon mohon kepada Tuhanmu yang tak pernah ada, karena Tuhan yang kau minta sama dengan Tuhan yang kau tunjuk sebagai syirik : Tuhan berbentuk materi.

Namun bukankah itu yang dikatakan oleh para penceramah yang kau percayai? Bukankah mereka juga orang-orang yang tidak tahu, sama seperti dirimu?Lantas mengapa kau lebih percaya mentah mentah perkataan mereka daripada menyelam ke dalam dirimu sendiri dan menemui Sang Hening yang sebenarnya?

Kita adalah pecahan cermin yang merefleksikan sebuah objek yang sama. Kita tidak pernah tahu apa apa karena ada yang lebih Maha Tahu dari segalanya. Jadi berhentilah percaya para penjual kedamaian, para penjual surga, dan para renternir spiritual. Percayalah kepada dirimu yang tidak tahu, karena di balik ketidaktahuan itu ada "Mata Sang Maha Tahu.."





Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Kehidupan tidak mengenal awal dan akhir. Setiap awal bisa jadi akhir dari sesuatu, demikian pula setiap akhir bisa jadi merupakan awal dari sesuatu.

Apakah matahari terbit adalah awal hari?Bisa jadi. Namun matahari terbit bisa juga akhir dari malam.

Demikian pula dengan senja yang bisa jadi akhir dari sebuah hari, namun bisa juga awal dari malam.

Setiap peristiwa dalam hidup kita adalah awal sekaligus akhir dari sesuatu. Sebuah kelahiran bukan berarti sebuah awal dari sebuah kehidupan, kelahiran bisa jadi akhir dari sebuah fase kehidupan lain (Dalam kandungan). Kematian juga bukan berarti akhir namun bisa jadi sebuah awal perjalanan panjang. Jika anda menganggap kematian sebagai sebuah akhir, maka anda hanya akan menemukan ketakutan dan kekhawatiran.

Ketika anda berhasil menghilangkan racun "awal dan akhir", maka anda akan melihat keindahan kehidupan anda sendiri yang tak pernah terputus oleh awal dan akhir...



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Apa beda mengosongkan pikiran dan pikiran diam? Dalam tata bahasa Indonesia, mengosongkan pikiran adalah "usaha" untuk membuat pikiran kosong. Pertanyaannya apakah pikiran bisa kosong? Pertanyaan ini harus dikorelasikan dengan pertanyaan, apa sebenarnya pikiran?

Pikiran adalah sistem kinerja dari otak manusia yang tugas utamanya adalah untuk bertahan hidup. Otak sendiri memiliki fungsi fungsi, diantaranya adalah sebagai memori atau penyimpan data. Lamanya penyimpanan tergantung dari emosi yang menyertai data yang disimpan. Semakin tinggi emosi, semakin lama memori tersimpan di otak. Fungsi kedua adalah fungsi analitis dimana otak akan mengolah data yang masuk dari panca indera, dikombinasikan dengan memori, untuk kemudian menghasilkan sebuah prediksi yang dinamakan juga dengan prasangka. Prasangka ini akan mengaktifkan hormon stress yang dinamakan  kortisol. Hormon ini adalah hormon untuk bertahan hidup. Ketika hormon ini aktif, akan muncul emosi yang pada dasarnya adalah alarm bagi sistem bertahan hidup yang dimulai dengan detak jantung menjadi kencang untuk memompa darah ke arah organ tubuh yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Ini terkait dengan fungsi ketiga otak yang berfungsi sebagai pusat komando motorik tubuh. Semua sistem ini dikendalikan oleh otak secara otomatis. Pada dasarnya, pikiran sendiri adalah sistem analitis otak yang memungkinkan kita mengantisipasi segala hal sebagai cara tubuh manusia kita bertahan hidup. Yang namanya sistem tentulah tidak bisa dipecah pecah. Pikiran adalah satu kesatuan sistem kerja.

Pertanyaannya jika semua otomatis, lalu apakah pikiran bisa dikosongkan? Tentu saja tidak. Usaha untuk mengosongkan pikiran, adalah produk pikiran juga. Artinya segala usaha untuk mengosongkan pikiran akan sia sia karena pikiran akan terus bekerja secara otomatis. Sementara pikiran diam adalah kondisi saat pikiran terus bekerja, namun tidak mempengaruhi kesejatian kita. Ia hanya lewat saja seperti awan awan putih yang terus bergerak tanpa mempengaruhi langi biru di belakangnya. Salah satu metode agar pikiran diam yang diajarkan guru saya adalah dengan memberikan pikiran pekerjaan. Salah satu pekerjaannya adalah mengamati objek meditasi seperti nafas. Mengapa nafas?

Nafas adalah salah satu diantara sejumlah sistem kerja tubuh yang dikendalikan syaraf otonom. Artinya sistem nafas berada di luar sistem pikiran atau tidak dikendalikan oleh pikiran. Nafas dan detak jantung terkait dengan kinerja otak sebagai pusat komando, namun tidak diperintahkan oleh pikiran. Ia tetap bekerja walau sistem pikiran tidak ada. Pikiran hanya mempengaruhi kinerjanya saja. Nafas dan jantung akan terus bekerja selama tidak ada sistem tubuh yang rusak. Ibarat sebuah motor, mesin akan menyala walau gas tidak kita putar. Sama dengan pikiran. Ia hanya mempengaruhi sebarapa kencang tubuh anda "berlari", bukan hidup dan mati tubuh anda. Pikiran hanya mempengaruhi seberapa tinggi kecepatan yang kita inginkan sehingga kita bisa memutar gas sesuai kebutuhan. Ibaratnya, jika seumpama pikiran kita buang, tubuh akan tetap hidup dengan setelan pabrikan atau netral seperti awal saat motor keluar pabrik.

Untuk menetralkan ke setelan pabrik, apakah gas perlu kita buang? Tentu saja tidak. Gas tetap ada, namun tidak kita gunakan. Maka agar pikiran menjadi diam, caranya bukan mengosongkan pikiran, namun anda perlu masuk ke setelan pabrikan tadi. Beri pikiran pekerjaan untuk mengamati nafas. Mengamati "bukan konsentrasi", melainkan merasakan atau mengetahui dengan sadar. Dengan terus menerus mengamati nafas atau detak jantung, maka pikiran tidak akan sempat melakukan analisis analisis terhadap data. Hal ini akan membuat gas menurun atau kalau dalam tubuh disebut gelombang otak akan bergeser dari beta, menjadi alpha dan kemudian theta. Pada saat gelombang otak sampai kepada gelombang theta atau meditasi mendalam, maka saat itulah pikiran diam. Motor anda atau tubuh anda tetap hidup, namun dia tidak kemana mana dengan setelan gas netral. Tubuh tetap hidup namun gas netral. Artinya anda tidak perlu mematikan mesin untuk mendapatkan gas netral.

Saat otak berada di gelombang theta, maka otomatis anda akan bergabung dengan syaraf otonom yang mana adalah syaraf syaraf sistem kehidupan yang tidak dikendalikan pikiran agar tetap bekerja. Pada saat inilah anda akan berada dalam kondisi netral, bergabung dalam arus energi alam semesta. Pikiran akan benar benar diam tanpa perlu didiamkan atau dikosongkan. Anda adalah alam semesta dan alam semesta adalah anda. Anda akan bergabung dalam arus besar kesatuan kehidupan alam semesta yang sistematis di luar kendali anda. Tidak ada lagi saya atau anda. Semua menjadi satu kesatuan tanpa batas.

Seperti juga tulisan tulisan saya yang lain, saya selalu mengingatkan agar JANGAN PERCAYA dengan tulisan ini. Selidikilah kebenaran atau bahkan salahnya dengan menyelidikinya ke dalam diri anda sendiri. Anda akan menemukan kebenaran bukan dengan membaca tulisan ini, melainkan dengan MENYELAMI DIRI ANDA SENDIRI..



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Baik buruk pandangan orang terhadap diri kita adalah akibat baik buruknya pandangan diri kita sendiri. Semua berawal dari prasangka, hasil dari pikiran yang menebak-nebak dan menganalisa. Namun emosi kita seringkali terpicu akibat prasangka kita sendiri, yang lucunya, adalah sebenarnya pikiran kita sendiri.

Namun bagaimana jika prasangka itu kemudian benar?Jika prasangka itu ternyata benar, maka pikiran akan memunculkan prasangka prasangka lainnya, karena itulah tugas pikiran. Prasangka adalah hasil analisa pikiran dari data data berupa memori atau ingatan semua emosi dan peristiwa yang mengendap di otak manusia. Jika sudah sekian tahun atau belasan tahun dan memori itu masih mengendap di otak anda, bisa dipastikan peristiwa itu mengandung emosi besar yang anda bentuk waktu itu. Rekaman atau memori itulah yang menjadi bahan bagi otak untuk membuat prasangka. Jadi prasangka bukan bisikan setan atau iblis ya...

Lalu jika prasangka itu benar, apa masalahnya? Sama juga ketika prasangka itu salah. Apa masalahnya? Banyak orang yang sebenarnya hanya ingin 'pembenaran' ketika prasangka itu benar atau salah. Ketika prasangka itu benar maka seseorang akan mengatakan, "Nah iya kan...benar...saya sudah menduga...". Hal ini diikuti dengan emosi tambahan yang muncul dan tertimbun bersama emosi emosi masa lalu yang tersimpan. Namun jika prasangka salah, anda pun masih berusaha mempertahankan prasangka yang telah bercampur dengan ego anda.

Jadi tidak ada yang salah dengan prasangka karena ia adalah buah dari tugas pikiran yang terus melakukan analisa. Prasangka adalah perangkat atau instrumen kehidupan tubuh manusia kita. Namun ketika topik pembicaraan anda mengenai kedamaian dan kesejatian diri, lagi lagi anda tidak perlu berusaha melenyapkan prasangka, karena prasangka dan analisa analisa itulah yang akan selalu membuat anda waspada dan itu adalah mode bertahan hidup. Namun ketika anda masih memiliki mode bertahan hidup, artinya ego anda masih anda pelihara. Mereka yang masih berada di mode bertahan hidup adalah mereka yang masih jauh dari kata damai. Damai adalah berdamai dengan apapun termasuk prasangka, dan ketika prasangka itu benar atau salah di kehidupan anda. Anda cukup hanya menyadari, menjadi pengamat, dan mengenali prasangka, serta momen ketika prasangka itu terbukti benar atau salah. Ketika anda melampaui prasangka, dan benar salahnya prasangka, maka anda tidak lagi menyatu dengan prasangka tersebut dan dapat mengabaikan prasangka. Anda akan melihat jika ternyata prasangka ibarat kotoran pada kaca jendela dan menghalangi kejernihan anda untuk memandang objek di balik kaca jendela itu..



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Scripting atau menulis adalah salah satu bentuk meditasi. Mengapa tulisan orang orang dahulu bagus bagus dibanding orang sekarang? Ternyata jawabannya sederhana, Orang-orang jaman dahulu pikirannya masih sederhana, tidak serumit manusia sekarang. Pikiran yang rumit dan penuh kekhawatiran selalu membuat kita tergesa gesa. Saat anda menulis dengan tergesa gesa, bisa dijamin tulisan anda tidak akan rapi. Artinya bagus tidaknya tulisan anda, tergantung dari seberapa rumit pikiran anda. Tulisan adalah hasil perbuatan anda. perbuatan yang dilakukan dengan pelan pelan akan lebih rapi dan berhati hati.

Scripting atau menulis adalah salah satu cara untuk belajar merekonstruksi masa depan anda. Saya pernah menjelaskan di beberapa tulisan, bagaimana cara alam semesta bisa mewujudkan kehidupan anda. Masa depan anda, andalah penentunya, andalah yang menariknya ke kehidupan yang akan anda jalani. Anda diberi kunci untuk mengendalikan kehidupan anda. Kunci itu mau anda pakai atau tidak, tidak ada masalah.Kunci itu bisa anda gunakan untuk merekonstruksi masa depan anda.

Kunci itu adalah "rasa" atau bahasa awamnya keyakinan kuat, emosi nol persen, dan pikiran nol persen. Ketika anda sudah menggunakan kunci tersebut, anda bisa mengarahkan masa depan anda kemanapun anda mau dengan cara merekonstruksi secara detail apa yang anda inginkan. Rekonstruksi bisa dilakukan dengan cara menggambarkan secara detail masa depan anda dalam kepala anda. Namun jika anda sulit melakukannya, anda bisa merekonstruksinya dengan scripting atau menulis secara detail apa masa depan yang anda tuju. Caranya : tidak hanya menulis apa masa depan anda tentunya. Anda perlu menambahkan rasa jika masa depan tersebut telah terjadi.Jika anda menginginkan rumah baru, maka lihatlah rumah itu di kepala anda dan deskripsikan dalam tulisan anda. Anda juga bisa menambahkan bagaimana anda benar benar menyentuh temboknya, bagaimana bau harum udara di ruangannya, bagaimana anda mendengar suara burung burung di halamannya, dan detail detail lainnya seperti apa yang alami saat ini. Syaratnya : pikiran diam dan emosi nol. Tidak ada harapan, tidak ada doa, tidak ada kata "berharap", "semoga", atau "ingin". Ini sama seperti anda mendeskripsikan apa yang sedang anda alami saat ini beserta rasa dan emosinya dalam tulisan anda. Pikiran dan emosi nol persen ibarat anda menelepon teman anda. Jika nomornya tepat, maka frekuensi telepon anda akan terkoneksi dengan telepon teman anda. Setelah terhubung anda bisa berbicara apapun dengan teman anda. Pikiran dan emosi diam adalah cara anda menelepon alam semesta untuk bisa terhubung. Setelah terhubung anda bisa menyampaikan apa saja. Alam semesta akan menangkap apa saja yang akan anda sampaikan secara detail, karena bahasa alam semesta bukan bahasa verbal melainkan bahasa vibrasi dan rasa. Anda tidak perlu berdoa sampai sujud sujud dengan air mata bercucuran. Cukup lakukan hal di atas, yang telah saya buktikan sendiri di berbagai kesempatan.

Scripting atau menulis adalah cara saya "berdoa" dan menyampaikan gagasan saya akan masa depan saya kepada semesta. Yang penting, setelah menulis secara detail rekonstuksi masa depan saya, maka buku pun saya tutup. Saya tidak akan mempertanyakan kapan dan bagaimana, masa depan yang saya tulis tadi akan terwujud. Dalam dunia film atau televisi, hal ini sama dengan menulis skenario drama. Bukankah skenario drama yang kita tulis adalah bentuk masa depan di drama yang akan kita produksi?



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...

Anda tidak akan benar benar menjadi pribadi yang menemukan kedamaian sebelum anda sadar bahwa mengejar apa yang dihasilkan pikiran bernama ambisi, tujuan, dan mimpi begitu melelahkan...

Anda tidak akan pernah menemukan arti "sejati" sebelum anda menanggalkan segala analisa anda terhadap fenomena, kejadian, ruang dan waktu..

Anda tidak akan meresapi esensi kehidupan yang selalu berproses dengan pelan tanpa tergesa, ketika anda masih dikejar-kejar oleh kekhawatiran dan ketakutan akan sesuatu yang sebenarnya anda ciptakan sendiri dan tidak pernah ada..

Ketika anda hanya berhenti pada kebahagiaan, anda tidak akan pernah menemukan esensi segala sesuatu, karena kebahagiaan bukanlah dasar segala sesuatu melainkan kebijaksanaan..

Dan kebijaksanaan bukanlah sebuah tindakan untuk segala sesuatu di luar anda, melainkan segala sesuatu yang akhirnya untuk diri anda sendiri..

Anda tidak akan menemukan apa-apa ketika anda ingin belajar untuk mendapatkan sesuatu. Karena ilmu spiritual dipelajari bukan untuk mendapatkan sesuatu, melainkan tanpa tujuan apapun. Karena ketika anda mengetahui hasilnya saat anda baru mulai belajar, anda tidak akan tertarik untuk mempelajarinya. Karena semuanya berakhir ketika anda tidak mendapatkan apapun dan mengetahui jika semuanya terlalu sederhana....



Wahyu Juniawan Mei 28, 2023
Read more ...