Ada seorang perompak yang bermimpi suatu hari bisa berhenti menjadi perompak dan hidup dengan baik. Namun hari demi hari ia justru terus merompak dan tidak berusaha mewujudkan mimpinya. Lalu seorang bijak bertanya, "Mengapa kamu justru berhenti berusaha mewujudkan mimpimu untuk berhenti merompak dan menjadi orang baik?"

Sang perompak berkata, "Kalau aku berusaha dan  berhasil mewujudkan mimpiku menjadi orang baik, setelah itu apa yang aku lakukan setelah mimpiku terwujud? Haruskan aku memimpikan hal lainnya?Ketika aku berhasil menciptakan mimpiku menjadi orang baik, pikiranku akan menciptakan mimpi selanjutnya untuk menjadi orang suci. Mungkin setelah menjadi orang suci, aku akan bermimpi menjadi Dewa. Dan aku tidak akan pernah berhenti bermimpi. Mimpi akan selalu tumbuh seperti biji kenikir yang jatuh ke tanah dan menumbuhkan kenikir baru. Lalu kapan aku "hidup" jika aku selalu bermimpi?Lebih baik aku hidup dengan apa diriku sekarang dan berhenti bermimpi. Jika suatu hari alam semesta menghendakiku berhenti merompak dan kemudian menjadi orang baik, maka biarkan itu terjadi apa adanya.Tidak perlu aku memimpikannya".



Wahyu Juniawan April 04, 2023
Read more ...

Otak manusia seperti handphone multitasking yang hanya bisa mengarahkan perhatian pada satu titik fokus. Walau ada sejumlah aplikasi yg aktif bersamaan, namun hanya satu aplikasi saja yang benar benar aktif, sementara lainnya pasif. Begitulah manusia menciptakan realitas. Seperti tuning gelombang radio. Jika frekuensinya pas, maka suara stasiun radio akan terdengar jernih. Namun jika meleset sedikit saja, maka noise nya akan terdengar. 

Panca indera hanya sensor tubuh untuk menangkap sumber dari luar yang berupa cahaya (mata), getaran dan vibrasi (telinga, kulit, lidah), dan energi (hidung). Selama ini manusia mengira jika panca indera menangkap bentuk materi, namun sebenarnya bentuk materi diciptakan oleh otak kita dari bahan input yang ditangkap panca indera. Lalu bentuk itu pun eksis di dalam pikiran kita. Persamaan paling mudah adalah persamaan sistem mata dengan sistem kamera. Lensa kamera hanya menangkap cahaya, yang kemudian oleh prosesor dibentuk menjadi ribuan titik titik yang membentuk citra atau visual. Bedanya jika visual hasil dari kamera di putar di perangkat berbeda seperti tv atau gadget, visual hasil olah mata diputar di dalam otak kita sendiri sehingga kita seolah olah sedang melihat benda atau materi. Dan menariknya keduanya sama sama memiliki delay, yakni proses dari mulai lensa/mata manangkap cahaya hingga prosesor/otak membentuk materi. Artinya realitas yang kita tangkap dan kita putar (lihat) sebenarnya selisih seper sekian ribu detik. Itu  berarti yang kita lihat sebenarnya hanyalah rekaman. Realitas sebenarnya telah berlalu. Namun karena selesihnya sangat tipis seolah olah apa yang kita lihat adalah realitas yang sedang terjadi. Ini sama seperti bintang yang jaraknya seribu tahun cahaya dari Bumi. Bintang yang kita lihat adalah bintang seribu tahun silam (jarak perjalanan cahaya dari bintang tersebut sampai ke mata kita). Artinya bintang itu sekarang bisa jadi sudah tidak ada di lokasi yang kita lihat atau bahkan telah lenyap.

Dalam menciptakan bentuk materi, otak manusia harus memfokuskan pada satu objek saja, yang disebut konsentrasi atau perhatian. Contoh ketika melihat tanaman, kita tidak akan melihat tanaman secara utuh (fokus). Walau kita melihat satu tanaman utuh, namun otak hanya akan fokus pada satu daun, tangkai, atau bunga. Selain itu akan outfokus. Itulah mengapa ketika kita melamun di jalan saat mengendarai kendaraan, adalah kondisi ketidakselarasan ketika otak kita bekerja di tempat lain, sementara tubuh sedang mengendarai motor. Karena otak bekerja tidak selaras dengan apa yang sedang dilakukan tubuh yang sedang berkendara, akibatnya visual di depan kita menjadi outfocus. Fokus kita ada pada sesuatu yang kita pikirkan atau perhatikan di dalam otak kita, bukan jalan yang ada di depan kita. Bisa dikatakan jalan di depan kita tidak terbentuk secara realitas walau tubuh kita mengalaminya. Itulah mengapa meditasi mengajarkan manusia untuk menyelaraskan otak (pikiran) dan tubuh. Ketika otak dan tubuh selaras, maka itulah yang disebut kesadaran (dasar).

Dalam penelitian fisika quantum, elektron, proton dan neutron adalah energi pembentuk partikel atau materi. Elektron adalah ruang kosong atau biasa disebut dark matter yang menjadi landasan pembentuk materi. Elektron tidak akan terbentuk jika tidak diberi perhatian/fokus. Ia ada dimana saja dalam bentuk bidang energi yang maha luas tak terbatas. Ketika kita ingin memperhatikan elektron muncul di satu titik, barulah elektron akan terbentuk di titik tersebut. Hal ini lah yang menjadi dasar hukum terbentuknya materi, ruang, dan waktu. Artinya masa depan akan tercipta dimana pikiran kita memberikan perhatian. Perhatian di sini tidak hanya berupa fokus pikiran, namun juga rasa dalam kesadaran penuh yang dinamakan keyakinan.

Pada gambar di bawah ini, sebenarnya setiap persimpangan garis ada sebuah titik. Namun otak manusia tidak akan bisa melihat seluruh titik dalam waktu bersamaan. Otak hanya mampu melihat satu titik saja alias satu titik saja yang terbentuk menjadi realitas. Hal membuktikan bahwa otak manusia hanya bisa memperhatikan satu fokus perhatian saja. Dengan itulah materi alam semesta terbentuk di pikiran setiap manusia. Dan kurang lebih seperti itulah elektron terbentuk. Dan seperti itu pula materi, ruang, dan waktu terbentuk.



Wahyu Juniawan April 04, 2023
Read more ...

 Dalam sebuah diskusi, seseorang bertanya, "Mengapa banyak ajaran yang mengajarkan agar kita kembali menjadi anak kecil?Bukankah ajaran manapun selalu muncul simbol anak kecil?Lantas buat apa kita belajar capek-capek jika nantinya dikembalikan lagi menjadi seorang anak kecil?"

                            ----------------------

Pertama anak kecil adalah simbol kepolosan dan kebahagian, apalagi seorang bayi. Bayi hanya menggunakan instingnya saja untuk mencari susu ibunya. Tidak ada satupun yang ia pikirkan, olah, timbang, dan analisa seperti yang dilakukan oleh orang dewasa. Karena itulah bayi menjadi polos, karena otaknya belum diisi memori dari pengalaman kehidupannya. Ia hanya membawa DNA sifat dari orang tua dan leluhurnya. Lalu ketika sang bayi beranjak besar, ia mendapat satu persatu masukan ilmu pengetahuan dari orang tuanya. Iapun dikenalkan dengan pemisahan pemisahan dan dualitas, seperti bapak dan ibunya, nama nama benda sederhana, hingga bagaimana belajar berjalan. Semakin beranjak dewasa, maka memori yang ditanamkan di otaknya semakin banyak dan kompleks. Di situlah memori otak dan memori DNA nya mulai berkolaborasi, sehingga ia pun mulai memiliki keinginan dan sifat-sifat bawaannya pun mulai muncul. Pada fase anak kecil, keinginan manusia masih sangat sederhana, karena pikirannya pun masih sederhana. Ia hanya memiliki keinginan untuk bermain dan bersenang-senang. Lalu dimana adanya ego? Ego sudah ada semenjak manusia di dalam kandungan. Ego adalah sistem pertahanan hidup seorang manusia. Namun di usia bayi hingga anak-anak, ego pun bekerja seiring keinginan dan pikirannya yang sederhana. Mengapa? Karena lingkungan yang masih terbatas, orang-orang yang ditemui pun terbatas. Selain itu ia hanya tahu makan saja, tidak tahu bagaimana cara mencari makan.

Semakin beranjak remaja hingga dewasa, memori otak pun diisi semakin banyak data yang berasal dari pengalaman-pengalaman dan ajaran-ajaran yang ia terima dari orang lain. Otomatis jaringan sistem otak sudah mulai membentuk pola. Ia mulai mengetahui banyak hal. Mengetahui banyak hal otomatis membuat daya analitisnya bertambah canggih. Semakin banyak data yang ia simpan, semakin rumit pula kemampuan analitisnya. Selain itu kemampuan analitis ini juga semakin sering digunakan, bahkan setiap waktu. Mengapa? Karena data di memori otaknya semakin berlimpah, sehingga ibarat sebuah koki, ketika anda memiliki bahan makanan tak terbatas, maka semakin banyak pula masakan yang ingin anda buat. Anda justru menjadi bingung, mau masak apa dengan bahan sebanyak itu. Berbeda dengan ketika anda hanya memiliki sedikit bahan. Anda tidak punya banyak pilihan untuk memasak apa tentunya. Sama dengan pikiran. Semakin banyak bahan, yakni memori di otak, yang anda miliki, otomatis daya analistis anda bertambah banyak dan canggih karena banyaknya bahan yang anda miliki. Namun sama dengan koki tadi, anda justru akan terlalu banyak berpikir sehingga pikiran yang harusnya hanya anda gunakan untuk perangkat bertahan hidup, anda gunakan untuk semua hal dan setiap waktu!! 

"Lalu jika begitu, bukankan lebih baik tidak mengajarkan apa apa kepada bayi sehingga ia akan terus polos seperti adanya?"

Tidak juga begitu. Bahkan anak harimau dan elang pun diajarkan induknya untuk berburu mencari makan. Maka demikian pula anak manusia. Ia harus diajarkan cara untuk mencari makan dan tidak tergantung pada induknya. Namun anda harus tahu, jika manusia dasarnya sama dengan hewan. Ia akan memakan makanannya sendiri sampa kenyang, dan tidak akan berbagi walaupun makanan tersebut masih sisa saat ia kenyang. Manusia juga sama, di mana tidak ada manusia yang mau berbagi makanannya dengan manusia lain walaupun makanan itu masih tersisa. Keinginan manusia untuk hidup lebih nyaman juga membuat manusia hidup kolektif, untuk mencari makan bersama sama, dan memudahkan kehidupan mereka. Kemajuan pikiran manusia akhirnya membentuk komunitas. strata sosial, pekerjaan, dan sistem hidup bekerja bersama yang membuat manusia manusia menjadi lebih mudah mencari makan.  Artinya tidak semua manusia harus menanam padi, atau mencari air sendiri, namun sebagian saja manusia yang menanam padi, sementara yang lainnya bertugas menjualkan padi kepada manusia lain yang membutuhkan atau mengatur jatah air untuk semua manusia yang membutuhkan air. Manusia lain mungkin akan membuat traktor, membuat baju, mengolah makanan, bahkan mengelola jual beli dan mengelola benda kesepakatan seluruh dunia yang bernama uang (disebut perbankan). Akibatnya hidup manusia semakin mudah untuk mencari makan. Namun semua kerjasama itu memiliki konsekuensi, yakni seorang manusia harus bisa berperan apa dalam kerjasama tersebut agar bisa mendapat makanan. Membuat traktor kah, membantu menyalurkan beras kepada manusia lain yang membutuhkan, atau peran lainnya? 

Agar dapat berperan dalam sistem yang dibuat manusia sendiri, manusia membutuhkan spesialisasi keterampilan. Lalu manusia pun mengajarkan kepada anaknya keterampilan keterampilan tersebut. Saat keterampilan tersebut semakin kompleks, maka kemudian manusia menciptakan sekolah yang berjenjang hingga akhirnya manusia yang telah selesai belajar di sekolah tersebut, dapat mengambil peran dalam satu titik kecil bernama pekerjaan dalam rantai sistem kehidupan manusia. 

Namun saat data dalam memori sudah sangat banyak, dan otak pun memiliki kecanggihan analisa, manusia justru semakin tenggelam dalam sifat dasar hewaninya : bertahan hidup dan menganggap bahwa semua yang diciptakannya nyata. Manusia menjadi semakin menderita akibat sistem kehidupan yang diciptakannya. Jika leluhur manusia bertahan hidup dari hewan pemangsa atau cuaca ekstrem, di masa modern hewan pemangsa dan cuaca ekstrem itu sudah tidak lagi menjadi musuh manusia. Musuh manusia berganti menjadi sesama manusia. Hewan pemangsa cuaca ekstrem tersebut menjelma menjadi atasan anda, teman kerja anda, tetangga anda, hingga mungkin orang tua, istri, dan anak anda. Pada dasarnya bukan salah sistem yang diciptakan, namun karena satu hal dasar : semua memperebutkan makanan. Manusia menjadi hidup dalam ilusi pikirannya sendiri dan tidak bisa membedakan mana realitas dan mana bayangan. Pada dasarnya makanan ini hanya menjadi dasar masalah saja, dan menjadi masalah berantai bagi manusia, akibat sistem kehidupan yang diciptakan manusia sendiri. Manusia menjadi ketakutan akan ilusi pikirannya sendiri. Karena takut tidak bisa makan, lantas manusia berusaha menjamin agar di kemudian hari ia tak lagi kelaparan. Akibatnya manusia harus mencari jatah makanan lebih banyak untuk menjawab ketakutannya yang semu. Agar makanan banyak, maka anda harus naik jabatan. Agar naik jabatan, anda harus bersaing dengan teman anda sekantor. Persaingan itupun bisa persaingan yang dikatakan sehat (walau tidak ada persaingan sehat) dan persaingan "tidak sehat" alias anda menggunakan segala cara kotor tidak peduli menyakiti manusia lain agar anda memenangkan pertarungan untuk naik jabatan. Keruwetan itu belum juga usai karena masih ada bagian yang namanya keinginan. Sebenarnya keinginan ini tadinya adalah insting dasar, seperti saat perut lapar ya ingin makan. Namun semakin banyak benda yang diciptakan manusia untuk memudahkan hidupnya, keinginan manusia pun semakin banyak. Akibatnya ketika keinginan banyak (bagian dari ego), maka manusia akan menggunakan otak pikirannya untuk mencari cara guna memenuhi keinginannya yang tak pernah berhenti dan terus menerus ada. Akibatnya energi manusia seringkali habis hanya untuk memenuhi keinginannya. 

Jika kita kembali ke bayi tadi, anda bisa mengetahui betapa rumitnya hidup manusia saat ini. Manusia tidak lagi saling berebut makan, namun berlomba mewujudkan keinginan. Pikirannya 24 jam tidak pernah berhenti, bahkan saat tubuh manusia harus non aktif alias tidur. Lalu manusia pun diingatkan para leluhurnya tentang ajaran kebijaksanaan, "kembali lagi seperti bayi yang baru lahir". 

Bedanya kini, manusia telah memiliki pengetahuan berlimpah yang dapat untuk menciptakan segala sesuatu yang baik bagi kehidupan. Jika dipergunakan dengan semestinya, otak manusia akan sangat berguna, tidak hanya bagi kehidupan manusia saja, namun juga kehidupan lainnya dan alam semesta. Bandingkan dengan bayi yang baru lahir dan tidak memiliki memori apa apa selain memori DNA nya?Apa yang bisa diperbuat bayi?

Kesimpulannya, ajaran agama dan spiritualitas mengajarkan kita untuk kembali tidak banyak pikiran seperti seorang bayi yang baru lahir. Pikiran harus sesedarhana mungkin dan digunakan untuk kebaikan peradaban manusia sendiri serta kehidupan lain di luar manusia. Hewan sakit bisa sehat karena teknologi kedokteran hewan. Padi yang tadinya asal tanam, menjadi gemuk-gemuk karena ilmu pertanian. Bahkan ajaran ajaran spiritualitas dan agama bisa dibuktikan karena adanya ilmu fisika, biologi, dan kimia. Manusia yang tidak memiliki sayap, bisa terbang seperti burung dan membantu memadamkan kebakaran hutan yang membuat mahluk lain menderita karena adanya teknik pemadaman udara. Dan masih banyak produk lain dari pikiran dan otak manusia yang berguna bagi mahluk lain dan alam semesta. Itulah yang dinamakan hamemayu hayuning bawono atau manusia adalah khalifah rahmatan lil alamin atau berkah bagi mahluk lain dan alam semesta. Manusia hanya tinggal mencari tahu bagaimana kembali menggunakan pikiran dan memori yang ada di otaknya sesekali untuk memecahkan permasalahan demi memudahkan kehidupan lain. Manusia hanya harus menjadi bayi, namun bayi yang juga memiliki pengetahuan luas demi kebaikan seluruh mahluk dan alam semesta. Itulah mengapa bayi tetap harus dibekali dengan data data dan pengetahuan seiring perkembangan tubuhnya. Ketika seorang bayi hanya menjadi seorang bayi, maka otak manusia tidak ada gunanya. Tidak akan ada kemajuan apapun yang dicapai peradaban manusia untuk memudahkan hidupnya sendiri dan kehidupan lain di alam semesta. Belajar menjadi bayi, berarti adalah belajar berpikir seperti bayi dengan pikiran yang sangat sederhana, namun tetap memiliki data memori yang lengkap dan canggih untuk mendukung kemajuan peradaban manusia. Dengan ini, kehadiran manusia menjadi berguna bagi alam semesta...



Wahyu Juniawan April 04, 2023
Read more ...

 Menjelang memasuki lautan, sungai kembali mengingat setiap jengkal perjalanannya. Ia lahir di indahnya pegunungan, mengalir melalui hutan belantara yang sunyi dan penuh kebahagiaan, melintasi kota yang penuh sampah, lalu tibalah ia di sebuah muara.


Di depannya terbentang lautan luas. Rasa takut pun muncul dan membuatnya bimbang. Ia harus meninggalkan semuanya dan tak mungkin kembali.
Namun begitulah sifat aliran air yang telah ditetapkan kepadanya. Sungai kemudian tahu bagaimana ketakutan ini akan hilang. Ini bukan bagaimana ia lenyap ke lautan, namun bagaimana ia lebur menjadi lautan..."



Wahyu Juniawan April 04, 2023
Read more ...

Bukankah yang membuatmu kebingungan dengan kehidupan ini adalah karena pikiranmu sendiri yang terus mengajakmu bergerak?
Hingga saat diam-mu di penghujung malam pun, ia terus saja memaksamu bergerak dari posisi duduk heningmu. Pikiran tidak akan membiarkanmu berlama lama diam. Jadi percayalah, kamu melakukan hal sia sia ketika memerintahkan pikiranmu untuk diam, karena pikiran bekerja otomatis sesuai sistem tubuh manusiamu yang telah berevolusi selama ribuan tahun.

Jadi sambutlah ketika ia datang, namun tolak ketika ia mengajakmu pergi dari keheningan dan kesendirian. Banyak manusia yang mentasbihkan dirinya memiliki ilmu agama tinggi, namun tidak paham sama sekali mengenai kinerja pikiran. Mereka berpikir keruwetan hidup, emosi, dan stress disebabkan oleh faktor luar dan orang lain. Padahal kamu bisa diam, walau egomu terus memberontak untuk membuatmu menjadi yang paling hebat, paling dikagumi, paling pandai, paling kaya, paling berkuasa. Hanya satu bahasa ego....yakni "ter"....Aku terhebat, tercantik, terbaik, terkaya, tersuci, terpandai, memiliki ilmu tertinggi, dan ter-ter lainnya. Amati saja seolah pikiran, emosi, dan ego adalah tamu di rumahmu. Persilakan ia masuk ke pintu rumahmu dan minta ia duduk diam. Ketika ia mengajakmu pergi, sadari saja dan tolaklah dengan cinta kasih, karena pikiran, emosi, dan ego adalah keluargamu juga.

Pikiran akan selalu datang ketika kamu melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa sesuatu. Ia adalah perangkat tubuhmu, yang memberikan beragam analisis untuk kebaikanmu agar kamu selamat dan tetap hidup di planet indah ini. Ia adalah seorang patih Sengkuni buat Duryudana. Ia adalah sang Prabu Bathara Kresna untuk para Pandawa. Penasehat ulung yang selalu menguntungkan dirimu. Tugasnya adalah sebagai penimbang, analis, sekaligus penasehat bagi setiap manusia. Ia lah yang membedakanmu dengan satwa dan tumbuh-tumbuhan sehingga kamu tidak hanya memiliki insting seperti mereka, namun juga pilihan yang menentukan nasib dan kemana kamu akan melangkah dalam hidup.

Sayangnya banyak manusia yang menyepelekan pikiran dan tidak mengetahui bahwa pikiran adalah iblismu. Iblis adalah malaikat yang menggerakkan ego serta emosimu yang membuat kamu memakan buah khuldi atau apel kehidupan. Buah yang membuatmu nyaman dan lupa diri, bahwa kenikmatan di hidupmu adalah semu. Ia akan kamu tinggalkan ketika tubuhmu tidak lagi kuat dan berfungsi membuatmu berjalan di atas tanah planet Bumi. Iblis tidak selamanya jahat karena ia juga malaikatmu. Begitulah manusia yang dikisahkan sebagai mahluk yang bisa menjelma menjadi iblis yang penuh api, atau malaikat yang bercahaya.

Pikiran adalah sumber dari keterpisahanmu dengan frekuensi alam semesta, dan kesejatian dirimu. Ia ibarat sebilah pisau yang jika digunakan dengan baik, akan sangat berguna. Namun ia juga sekaligus menjadi senjata pembunuh yang mematikan. Maka diperlukan kebijaksanaan untuk menggunakannya "hanya" saat kamu memerlukannya.

Pikiran juga lah yang menciptakan duniamu, dan dunia orang lain. Demikian juga pikiran orang lain lah yang menciptakan dunianya dan duniamu. Begitulah ketika setiap manusia saling menjadi pengamat atas dirinya sendiri dan kehidupan. Tanpa ada pikiranmu yang memiliki frekuensi pembentuk materi, mustahil dunia yang saling bersilangan ini akan terbentuk. Dan akan selalu ada mahluk yang berpikir, karena ketika semua mahluk tidak lagi berpikir, maka alam semesta ini akan lenyap menjadi keheningan tanpa bentuk. Dengan adanya pikiran, maka terbentuklah frekuensi-frekuensi yang tervibrasi dan kemudian menjadikan semua materi terbentuk.
Tanpa pikiran, tidak akan ada dualitas, tidak akan ada keindahan semesta, tidak akan ada matahari yang bersinar lembut di pagi hari.

Dia yang menjelma dalam setiap tubuh-tubuh manusia dan semua mahluk, menggunakan pikiran tubuh untuk menciptakan masing cerita bagi setiap individu sekaligus menciptakan habitat bagi individu tersebut. Yang perlu kamu lakukan adalah rawat pikiranmu dan gunakan dengan kebijaksanaan yang diajarkan para leluhur. Percayalah, bijaksana berada di atas level benar dan salah, karena benar dan salah adalah dualitas dan produk pikiranmu semata. Sementara kebijaksanaan adalah Dia yang merupakan sejatinya dirimu. Pikiran adalah kecerdasan tubuh manusiamu yang memberimu tugas berat di alam semesta, menjadi pencipta, pemelihara sekaligus pelebur bagi duniamu..



Wahyu Juniawan April 04, 2023
Read more ...
Jika anda menemui guru-guru yang telah mencapai tingkat ilmu yang tinggi, anda akan menjumpai kesamaan : rata-rata beliau beliau ini lebih banyak diam, tidak ingin muncul ke publik, atau ribut dengan urusan politik, urusan orang lain, ataupun urusan negara. 
Sebelum ini saya bertanya kepada diri saya sendiri, apa korelasi antara banyak diam dengan pemahaman akan ilmu kehidupan?
Dulu saya berpikir beliau beliau ini semakin banyak tahu, maka semakin merasa tidak tahu banyak,  sehingga memilih diam. Setelah saya observasi kepada diri saya sendiri, ada benarnya juga.

Namun ternyata setelah saya praktekkan ke diri saya sendiri, semakin tinggi ilmu seseorang,  ditentukan oleh semakin heningnya pikiran. Ia hanya sadar dan mengalir saja. Ia tahu dengan segala konsekuensi sebab akibat (yang akan saya bagi di tulisan selanjutnya), sehingga segala sesuatu yang ia lakukan adalah untuk dirinya sendiri. Hal ini berbeda dengan ego yang hanya ingin menguntungkan diri sendiri. Sadar dan hanya fokus kepada diri sendiri sangat berbeda dengan egois. Sadar dan hanya fokus kepada diri sendiri berhubungan dengan tahu segala resiko yang ditimbulkan dari setiap tindakan. 

Lantas seperti apa pikiran yang hening yang membuat kita menjadi diam?Sederhananya adalah begini. Setiap manusia selalu menganalisa apapun yang masuk melalui panca indera bukan?Analisa itulah pikiran. Ia akan menghasilkan analisa yang ujung ujungnya akan memberikan anda emosi serta  pertimbangan apa yang akan anda lakukan untuk merespon sesuatu. Inilah sistem ego atau sistem bertahan hidup manusia yang terdiri dari lingkar kerja yang berpusat pada pikiran. Itulah mengapa meditasi yang benar, mengajarkan anda untuk mengenali kesadaran. Setelah anda sadar barulah anda akan benar benar mengenali sistem pikiran anda.

Pikiran yang sibuk menganalisa dan menilai sana sini, akan berpengaruh pada berisiknya percakapan dalam diri anda. Percakapan inilah yang disebut batin. Batin seolah olah berada di hati atau jantung, namun sebenarnya batin, atau mind dalam bahasa Inggris, adalah suara dari pikiran anda sendiri. Batin adalah rahasia setiap manusia. Tidak ada satupun manusia yang tahu batin orang lain. 

Selama ribuan tahun, leluhur manusia menciptakan sebuah teknologi canggih, yang nantinya digunakan untuk menguasai dunia, bernama komunikasi. Komunikasi adalah dengung suara yang keluar dari mulut manusia, berisi simbol simbol dalam bentuk suara yang mewakili pikiran seseorang. Akibatnya dengan berkomunikasi, seorang manusia bisa 'bertukar pikiran' dengan manusia lain. Pikiran yang tadinya rahasia pun bisa diungkapkan kepada orang lain dengan simbol simbol bunyi bernama bahasa, dan simbol berupa huruf atau tulisan. Jadi setiap percakapan anda sebenarnya adalah cara anda untuk mengungkapkan pikiran pikiran anda. Semakin banyak omongan maka korelasinya anda pasti memiliki banyak pikiran, entah yang remeh temeh hingga yang paling penting. Namun ada pula jenis orang yang tidak banyak berkomunikasi namun pikirannya banyak. Biasanya orang seperti ini  bukan telah mencapai keheningan, melainkan justru karena ia minder, dan tidak merasa pandai berkomunikasi. Lagi lagi, rasa minder muncul karena pikiran juga. Artinya pikiran anda tidak tunggal, namun berlapis-lapis. Semakin banyak pikiran, hidup anda menjadi semakin berisik dan tidak tenang, karena apapun yang masuk ke panca indera pasti anda pikirkan. Bahkan kadang hal hal sepele anda pikirkan, contohnya suatu hari anda melihat teman anda memakai celana berwarna merah. Pikiran anda langsung menganalisa : "mengapa, merk apa, beli di mana, kok aneh pakai celana merah, dan lain lain".

Sampai sini anda mungkin akan paham mengapa meditasi melatih anda, intinya UNTUK MENDIAMKAN PIKIRAN. Jika anda berpikir mendiamkan pikiran harus mati terlebih dahulu, maka anda masih jauh sekali dari pemahaman akan sistem pikiran anda. Itulah mengapa para guru besar selalu berhati hati dalam berbicara, karena berbicara sama dengan membuka rahasia pikiran anda. Dan ketika para guru besar yang telah berhasil mengehingkan pikirannya, tidak ada lagi yang dapat beliau beliau katakan selain hal hal yang memang penting untuk dikatakan. Karena sekali lagi, setiap kalimat yang anda ucapkan =  apa yang sedang anda pikirkan. Lalu bagaimana cara berlatih mengheningkan pikiran? Persedikit untuk melihat keluar, banyak-banyaklah melihat ke dalam diri anda sendiri...




Wahyu Juniawan Maret 31, 2023
Read more ...

Jaman ketika banyak orang berpuasa hanya karena kewajiban dan suasananya yang meriah.

Banyak yang tidak memahami caranya selain "katanya harus menahan nafsu dan emosi".
Lalu banyak yang berpuasa dengan cara menahan amarah...ya menahan...bukan berusaha mengerti darimana amarah muncul.
Banyak yang menahan perkataan buruk, namun batinnya sibuk menghakimi.
Banyak yang tafakur, berdzikir, dan sholat Tahajud di malam hari untuk mencari Lailatul Qadr, namun tidak memahami apa itu Lailatul Qadr.
Banyak yang menahan lapar dan haus di siang hari, namun berpesta ketika buka puasa tiba, seolah penderitaan bisa diatur awal dan akhirnya.
Banyak yang menderita lapar dan haus di siang hari, namun ia tidak tahu jika itu bukanlah penderitaan, melainkan seperti itulah makna hidup cukup. Ya..seperti itulah hidup seharusnya. Kamu tidak akan mati ketika seharian penuh tidak makan dan minum. Lalu mengapa banyak manusia takut lapar?Semua karena keinginan, dan keinginan muncul dari pikiran...
Semua karena pikiran...
Di situlah Ramadhan ada...melatih manusia untuk mengendalikan pikirannya, bukan nafsu dan emosinya. Karena nafsu dan emosi adalah produk pikiran. Kamu hanya perlu diam, ya benar...pikiranmu yang diam...kamu tetap bisa bekerja, belajar, dan bergerak. Maka ketika kamu memahami makna diam, kamu akan sekaligus memahami apa yang dimaksud Lailatul Qadr.

Maka berpuasalah ketika kamu tahu makna puasa dan mengapa berpuasa. Bukan hanya berpuasa karena bulan Ramadhan tiba. Bukan hanya karena diwajibkan. Dan bukan karena mencari pahala.
Berpuasalah karena dirimu ingin tahu Dirinya yang Maha Suci dan penuh Kasih yang telah mengijinkan kamu masih memiliki kesempatan untuk mengenal-Nya...
Di bulan Ramadhan, kamu akan belajar memahami Habluminannas atau dirimu sendiri, dan seharusnya di akhir Ramadhan kamu akan memahami Habluminallah..



Maka..inilah perjalananmu menggapai sunyi...
Wahyu Juniawan Maret 26, 2023
Read more ...

 Hari ini saya berkunjung ke Vihara Mendut di Magelang Jawa Tengah. Bermeditasi di salah satu ruangan, dan benar benar merasakan damai, seolah saya masuk ke sebuah tempat yang terisolasi dari dunia luar. Satu hal yang saya renungkan selama perjalanan dari Yogyakarta menuju candi Borobudur dan kemudian ke Vihara Mendut adalah pikiran. Betapa banyak manusia yang tidak sadar dikendalikan oleh pikiran. Bahkan dalam bulan suci Ramadhan ini, terlalu banyak manusia yang berpuasa fisik, namun tidak berpuasa pikiran. Terlalu banyak manusia menderita karena ketidaktahuan akan pikiran.

Sepanjang jalan saya terus mengamati pikiran dan terus berada di keheningan pikiran selama saya mampu. Dan di Vihara Mendut adalah puncaknya. Di depan arca Buddha tidur dan ruangan harum aroma dupa, serta penuh damai, saya bermeditasi dengan mengheningkan pikiran saya yang ternyata begitu ruwet dengan segala macam permasalahan duniawi. Saya beberapa kali menulis tentang pikiran manusia, namun saya sadar jika tidak semua orang mengenali pikirannya sendiri. Pikiran seperti gula dalam secangkir kopi yang larut tak berbentuk, namun rasanya tetap ada. Bagi orang yang tidak mengenali gula, ia akan berkata jika kopi yang diminumnya manis. Namun kopi sebenarnya pahit, dan gula lah yang manis. Bagi mereka yang tidak bisa memisahkan gula dan kopi, maka ia tidak akan pernah mengenali bentuk gula. Demikian pula pikiran. Bagi sebagian orang, pikiran seolah larut dan menyatu dengan dirinya. Akibatnya pikiran yang sangat otomatis dan bergerak cepat tidak bisa dikenali. Itulah mengapa, bagi meditator awal, guru saya mengajarkan untuk mengenali kesadaran dulu. Tanpa mengenali kesadaran, anda tidak akan bisa mengenali pikiran, karena pikiran begitu halus dan seolah menyatu dengan "diri kita". Namun bagi sahabat sahabat yang telah berpengalaman dalam bermeditasi, saya yakin mengenali pikiran bukanlah hal sulit, karena memang mengenali pikiran adalah hal yang sangat mudah.

Guru Agung Buddha pernah berkata, hidup dengan pikiran yang jernih dan hening, akan membuat seseorang bahagia karena semua tindakannya dilandasi oleh pikiran yang hening. Filsuf Jiddu Krishnamurti pernah berkata, mengheningkan pikiran tidak bisa dllatih. Mengheningkan pikiran juga tidak bisa di analisa. Mengheningkan pikiran juga tidak bisa dijadikan tujuan. Mengapa? Karena saat mengheningkan pikiran dilatih, dianalisa, dan menjadi tujuan meditasi anda, maka anda tanpa sadar telah menggunakan pikiran anda untuk melandasi niat mengheningkan pikiran. Artinya apa? Mengheningkan pikiran tidak perlu dilatih, diusahakan, atau di analisa bahkan dijadikan tujuan. Saat ini juga anda bisa mengheningkan pikiran dan tercerahkan. Namun bagaimana akan mengheningkan pikiran jika pikiran anda saja tidak anda kenali?

Saya baru paham mengapa para guru-guru besar di jaman dahulu, semakin tinggi ilmunya semakin diam. Tadinya saya mengira semakin banyak tahu maka semakin takut salah akibat sadar semakin banyak ilmu yang tidak diketahui. Namun setelah saya praktekkan di sepanjang jalan tadi, saya jadi paham, ternyata semakin pikiran anda hening, semakin tidak ada kata yang ingin anda ucapkan. Artinya hening "di dalam" otomatis hening "di luar". Mengapa? Sederhana saja.. Ucapan adalah jembatan dari sebuah pikiran seseorang agar dipahami orang lain. Semakin pikiran anda hening, semakin tidak ada yang ingin anda ucapkan. Apa yang mau diucapkan jika tidak ada lagi kehendak, usaha, dan analisa?

Ketika anda belum bisa mengenali pikiran, anda tentu akan diperbudak pikiran. Sederhana saja, apapun yang tertangkap oleh panca indera, secara alami akan masuk ke otak untuk diolah menjadi citra materi. Selain diolah menjadi citra materi, apa yang ditangkap panca indera juga akan masuk ke sistem analisa otak anda. Mengapa? karena otak harus bertugas untuk menganalisa segala macam kemungkinan bahaya yang akan menimpa anda serta apa langkah yang harus anda lakukan? Hasil hasil analisa tersebut kemudian diberi nama "prasangka".

Maka berlatihlah meditasi untuk mengenali kesadaran terlabih dahulu. Saat anda sudah mengenali kesadaran, anda akan tahu yang mana pikiran, yang mana kesadaran, yang mana emosi, yang mana ego. Jika anda sudah mengenali pikiran, maka walau tidak mudah, anda akan bisa mengendalikan pikiran, bahkan mengosongkan pikiran. Dalam tradisi Jawa, "Patining urip" atau mati dalam kehidupan adalah heningnya pikiran yang berakibat matinya kemelekatan. Anda tidak perlu mati dulu untuk mengheningkan pikiran, seperti yang dikatakan banyak orang. Untuk mengheningkan pikiran anda harus mati terlebih dahulu. Pertanyaan saya, apakah heningnya pikiran sama dengan matinya pikiran?Tidak..pikiran tetap ada..namun tidak lagi mendominasi. Ia hanya duduk manis di sudut kehidupan anda tanpa bisa mengatur hidup anda.

Dan di Vihara Mendut, saya diberitahu, pikiran hening tidak harus di tempat-tempat yang sunyi dan nyaman. Pikiran hening harus terus menerus ada selama anda hidup dan dimanapun anda berada.



Wahyu Juniawan Maret 26, 2023
Read more ...
Aku rindu
Dengan keheningan batin
Dengan keheningan pikiran
Dengan keheningan kehidupan

Aku rindu
Pada hari yang sunyi
pada waktu yang berhenti
pada hidup yang hanya bergulir

Mengapa aku menulis tentang rindu?
Karena pikiranku memiliki rindu
Namun ketika aku tahu, rindu itu tidak ada..
Hanya ada aku dan pikiranku



Wahyu Juniawan Februari 17, 2023
Read more ...
Pagi gerimis di akhir musim hujan.
Aku menghayatinya, bukan mencoba.
Kemanapun aku berlari dan bersembunyi,
Kehidupan harus tetap dijalani..

Namun pikiran ini terus mengejarku..
Seolah-olah aku terjebak dalam sebuah perangkap..
Dan ketika para capung itu mengingatkanku..
Aku telah larut terlalu jauh..

Kesunyian, dimanakah kamu...
Begitu sulitnya menggapaimu..
Betapa beratnya menjalani..
Walau aku tahu itu adalah pikiranku sendiri..





Wahyu Juniawan Februari 14, 2023
Read more ...

Saat itu jam masih menunjukkan pukul 2 dini hari, ketika Wagirah dan teman-temannya tiba di Pasar Beringharjo dari kabupaten Kulonprogo yang berjarak sekitar 35 Kilometer dari kota Yogyakarta. Wagirah adalah seorang lansia berusia 70 tahun yang bekerja sebagai buruh gendong di pasar Beringharjo. Sembari menunggu kendaraan angkutan distribusi bahan pangan yang tiba dari Magelang sebelum adzan Subuh berkumandang, Wagirah dan para buruh gendong tidur di emperan toko.


Ketika kendaraan pengangkut bahan pangan tiba, dengan sigap Wagirah mengangkut karung-karung berisi bahan pangan yang beratnya kadang mencapai 40 kilogram. Namun sayang upah yang ia terima seringkali tidak sesuai dengan berat beban yang ia gendong di punggungnya. Ia mendapat upah dari mulai dua ribu hingga lima ribu rupiah, tergantung dari berat beban yang ia gendong. Mengapa?Karena pekerjaan buruh gendong hingga saat ini belum diakui sebagai sebuah profesi oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Akibatnya tidak ada standarisasi upah bagi buruh gendong.

Beban berat yang digendong Wagirah kadang melampaui kemampuan fisik manusianya yang telah lanjut usia. Tak jarang ia kelelahan. Namun saat lelah, Wagirah sadar ia harus libur dan memanjakan tubuhnya dengan meminum jamu, pijat, maupun memeriksakan kesehatannya di puskesmas.Wagirah hanyalah satu dari 200-an wanita berusia 35 hingga 80 tahun yang kini bekerja sebagai buruh gendong di pasar Beringharjo Yogyakarta.

Bagi sebagian besar orang, pekerjaan yang dilakukan Wagirah adalah sebuah penderitaan. Itulah kesombongan manusia, selalu membandingkan apa yang dilihatnya dengan apa yang dialaminya dalam kehidupan. Padahal beberapa buruh gendong mengaku mereka justru sangat berbahagia dengan pekerjaannya. Hal ini terkait tradisi kerja keras di kalangan masyarakat Jawa jaman dulu yang masih dipegang teguh oleh Wagirah. Daripada menganggur di rumah dan menjadi beban anak cucu, Wagirah lebih senang bekerja. Baginya pekerjaan mengangkut barang, selain mencari uang, juga sebuah pengabdian pada kehidupan. Hal ini terkait dengan tradisi Jawa jaman dahulu dimana seseorang dengan sukarela mengabdikan dirinya pada sultan dan para bangsawan. Bagi masyarakat Jawa, sultan adalah ulama dan orang suci yang tercerahkan. Sultan dianggap sebagai representasi dari guru, pemimpin, dan kehidupan itu sendiri. Sultan bukanlah sosok manusia semata.. Namun bagi orang Jawa, pengabdian kepada sultan seperti yang dilakukan abdi dalem keraton dan buruh gendong, adalah praktek untuk melepaskan ego keakuan. Banyak diantara kita sekarang, yang walaupun digaji mahal, namun tidak mau diperintah-perintah akibat ego keakuan yang melekat pada diri kita. Hal ini tidak berlaku bagi masyarakat Jawa dimana setiap jengkal tanah adalah ajaran suci baginya untuk melatih diri. Bagi para buruh gendong dan abdi dalem, pekerjaan mereka bukan dilakukan semata -mata karena uang, namun merupakan praktek latihan untuk melepaskan ego sebagai bagian dari ajaran spiritualitas Jawa yang masih dipegang teguh oleh sejumlah orang di Yogyakarta.Itulah mengapa mereka rela dibayar sedikit, karena bagi mereka mengabdikan diri berarti berharap berkah dari sultan. Apa berkahnya?Melepaskan ego diri pribadi.

Bagi masyarakat sekarang yang penuh ego dan telah melupakan ajaran suci spiritualitas leluhur Nusantara, tentunya pekerjaan buruh gendong dan abdi dalem adalah perbudakan. Mereka tidak sadar betapa sombongnya orang sekarang yang menganggap semua hal harus dibayar dengan uang . Masyarakat modern yang materialistis tidak akan paham dengan apa yang dilakukan Wagirah dan para buruh gendong. Bagi Wagirah, pekerjaan buruh gendong adalah sarana untuk mencari uang sekaligus sarana untuk berlatih melepaskan ego mereka. Mereka tidak malu menjadi manusia yang dianggap rendah. Bahkan para wanita kuat ini telah membuat saya belajar, bagaimana dalam setiap sendi kehidupan masyarakat Jawa, selalu ada cara untuk melatih diri guna mencapai tujuan manunggaling kawula Gusti, atau peleburan dengan Ia yang Maha Sunyi. Mereka bahagia dengan pekerjaannya, tidak seperti pandangan kebanyakan orang yang mengasihani mereka dengan kesombongan dan ketidaktahuan akan ego dirinya sendiri..



Wahyu Juniawan Desember 28, 2022
Read more ...

 Mengapa terjadi koneksi antara seseorang dengan leluhur di sejumlah tempat?


Saya pernah iseng mampir ke candi Mendut di Magelang, setelah muter muter naik motor keliling sputar kawasan Borobudur. Saat itu pandemi Covid 19 masih merajalela sehingga tidak ada satupun orang yang boleh memasuki halaman candi termasuk saya. Saya pun hanya mengucapkan salam dari luar halaman candi. Tiba-tiba tanpa sebab, bulu kuduk saya berdiri terutama di bagian kedua tangan saya. Istri saya juga heran. Hal itu terus terjadi hingga saya sampai rumah.

Selang beberapa hari kemudian, saya pun ditunjukkan mengapa hal tersebut terjadi. Ternyata jawabannya sangat ilmiah. Hal itu terkait dengan DNA yang ada dalam diri masing-masing tubuh manusia. DNA adalah cetak biru memori dari garis leluhur setiap manusia. Memori tidak hanya berupa memori fisik saja, namun juga memori dalam ingatan atau perbuatan yang pernah dilakukan semua leluhur yang satu garis dengan kita. Semakin jauh jarak leluhur semakin kecil pula energinya. Setiap tempat yang pernah didatangi leluhur dan tempat itu memiliki rasa yang mendalam bagi leluhur kita, maka memorinya juga akan tersimpan di tempat tersebut. Dan ketika kita mengunjungi tempat tersebut, maka energi dalam DNA kita yang menyimpan kenangan akan tempat tersebut, akan terkoneksi dengan energi leluhur yang tersimpan di tempat tersebut. Ketika energi yang sama bertemu dan saling tarik menarik, maka yang terjadi kemudian seperti sebuah kabel listrik yang disambungkan ke sebuah lampu : menyala. Demikian pula DNA kita yang menyimpan memori leluhur kita yang tadinya pasif, kemudian menjadi aktif. Akibatnya bermacam-macam dimana masing masing orang berbeda beda. Ada orang yang merasa terhubung secara rasa dengan energi leluhur, ada yang seperti saya meresponnya secara fisik, namun bagi orang yang peka, pikirannya akan memproyeksikan kenangan tersebut serta akan terlihat nyata. Ada yang bahkan kemudian bisa berkomunikasi dengan para leluhurnya.

Sebenarnya tidak hanya tempat penuh emosi saja yang menyimpan memori kuat. Ada pula benda benda lama yang pernah dimiliki atau dicintai leluhur kita seperti senjata yang berupa keris, mandau, atau tombak. Mengapa?karena benda benda tersebut dirawat dengan penuh cinta dan emosi oleh para leluhur. Itulah mengapa dalam tradisi Jawa, benda pusaka yang layak dimiliki adalah benda pusaka milik leluhurnya karena memiliki energi yang sama. Menurut salah satu teman yang hobi dengan keris, sebenarnya keris pusaka tidak boleh diperjual belikan. Seseorang yang ingin memiliki keris disarankan untuk membuat melalui seorang empu keris berpengalaman, atau jika tidak, ia mendapatkan kepercayaan untuk merawat keris leluhurnya. Jika tidak, sering terjadi sebuah keris yang dimiliki seseorang tidak cocok dan "memberontak" karena keris tersebut bukan keris leluhurnya yang satu frekuensi energi dengannya. Tidak hanya pusaka, bahkan baju, hingga cincin pun menyimpan memori leluhur jika benda tersebut menjadi kesayangan para leluhur. Apa yang dimaksud khodam sebenarnya bukan jin atau mahluk halus yang mendiami sebuah benda atau keris, melainkan energi yang tersimpan dari sebuah benda atau keris. Ketika energinya terkoneksi dengan energi kita, maka seseorang yang memiliki kepekaan akan memproyeksikan wujudnya sesuai memori yang ia miliki.

Kadang banyak orang yang berpikir, semua hal yang terkait tradisi masa lalu adalah klenik atau syirik. Padahal orang tersebut sebenarnya orang yang tidak tahu sama sekali tentang adat tradisi dan alam semesta saja. Jika tahu dan paham, maka anda akan tahu jika semua hal yang dianggap ghaib sebenarnya sangat ilmiah dan masuk akal. Hal ini seperti yang dikatakan oleh ilmuwan jenius asal Kroasia Nikola Tesla yang mengatakan alam semesta ini terdiri dari energi, frekuensi, dan vibrasi. Hal itu kemudian terbukti dengan penelitian fisika quantum yang semakin berkembang. Artinya tidak ada yang namanya ghaib, klenik, keajaiban, keberuntungan dan lain lain. Semua selalu ada sebabnya..

Saya juga baru tahu dari ibu saya jika jaman dahulu, nenek buyut saya sangat sering melakukan sembahyang dan ritual di candi Mendut. Jadi silakan cari sendiri jejak leluhur anda. Apa gunanya mengenali leluhur kita?Yang paling sederhana adalah bagaimana kita bisa berbakti dan mengucapkan terima kasih karena tanpa mereka, kita tidak akan ada di kehidupan ini. Asal jangan minta kekayaan kepada para leluhur. Kita adalah titisan leluhur kita yang menitis melalui DNA kita..
Tradisi Jawa dan Nusantara sangat ilmiah dan rasional. Mereka yang membencinya adalah mereka yang tidak tahu, tidak mau tahu, dan tersesat terlalu jauh tanpa pernah sadar...



Wahyu Juniawan Desember 28, 2022
Read more ...
Rasanya aku tak ingin beranjak dari keheningan batinku..
Aku ingin berlama-lama denganmu, 
dan menjauh dari kehidupan yang berisik dan semu..
Hanya diam dalam rinduku akan pelukanmu..

Seperti Bima yang tak ingin berpisah dari Dewa Ruci..
Menyatu dalam samudera sunyi ketika senja beranjak hadir..
Aku tak ingin apa-apa lagi..
Aku hanya ingin berlama-lama di sini..

Dengan lembut dan perlahan kau menuntunku kembali..
Lalu aku melihat para Rsi melantunkan mantra suci..
Indahnya lambaian gaun para sufi berkontemplasi..
Dan gemulai gerak para penari bermeditasi..

Kedamaian tak kan tersentuh tanpa perjalanan ke dalam diri...
Cinta terlalu indah untuk dipahami..
Keheningan begitu lembut untuk dihayati..
Kehidupan terlalu sederhana untuk dimaknai..

Ijinkan aku yang rindu untuk selalu kembali..
Duduk diam menepi di sini
Walau kau selalu menyertaiku tanpa aku sadari
Maafkan aku yang selama ini lupa dan membuatmu menungguku 
dalam lautan cinta yang sunyi...









Wahyu Juniawan Desember 16, 2022
Read more ...