Jika anda menemui guru-guru yang telah mencapai tingkat ilmu yang tinggi, anda akan menjumpai kesamaan : rata-rata beliau beliau ini lebih banyak diam, tidak ingin muncul ke publik, atau ribut dengan urusan politik, urusan orang lain, ataupun urusan negara.
Sebelum ini saya bertanya kepada diri saya sendiri, apa
korelasi antara banyak diam dengan pemahaman akan ilmu kehidupan?
Dulu saya berpikir beliau beliau ini semakin banyak tahu,
maka semakin merasa tidak tahu banyak,
sehingga memilih diam. Setelah saya observasi kepada diri saya sendiri,
ada benarnya juga.
Namun ternyata setelah saya praktekkan ke diri saya sendiri,
semakin tinggi ilmu seseorang,
ditentukan oleh semakin heningnya pikiran. Ia hanya sadar dan mengalir
saja. Ia tahu dengan segala konsekuensi sebab akibat (yang akan saya bagi di
tulisan selanjutnya), sehingga segala sesuatu yang ia lakukan adalah untuk
dirinya sendiri. Hal ini berbeda dengan ego yang hanya ingin menguntungkan diri
sendiri. Sadar dan hanya fokus kepada diri sendiri sangat berbeda dengan egois.
Sadar dan hanya fokus kepada diri sendiri berhubungan dengan tahu segala resiko
yang ditimbulkan dari setiap tindakan.
Lantas seperti apa pikiran yang hening yang membuat kita
menjadi diam?Sederhananya adalah begini. Setiap manusia selalu menganalisa
apapun yang masuk melalui panca indera bukan?Analisa itulah pikiran. Ia akan
menghasilkan analisa yang ujung ujungnya akan memberikan anda emosi serta pertimbangan apa yang akan anda lakukan untuk
merespon sesuatu. Inilah sistem ego atau sistem bertahan hidup manusia yang
terdiri dari lingkar kerja yang berpusat pada pikiran. Itulah mengapa meditasi
yang benar, mengajarkan anda untuk mengenali kesadaran. Setelah anda sadar
barulah anda akan benar benar mengenali sistem pikiran anda.
Pikiran yang sibuk menganalisa dan menilai sana sini, akan
berpengaruh pada berisiknya percakapan dalam diri anda. Percakapan inilah yang
disebut batin. Batin seolah olah berada di hati atau jantung, namun sebenarnya
batin, atau mind dalam bahasa Inggris, adalah suara dari pikiran anda sendiri.
Batin adalah rahasia setiap manusia. Tidak ada satupun manusia yang tahu batin
orang lain.
Selama ribuan tahun, leluhur manusia menciptakan sebuah
teknologi canggih, yang nantinya digunakan untuk menguasai dunia, bernama
komunikasi. Komunikasi adalah dengung suara yang keluar dari mulut manusia,
berisi simbol simbol dalam bentuk suara yang mewakili pikiran seseorang.
Akibatnya dengan berkomunikasi, seorang manusia bisa 'bertukar pikiran' dengan
manusia lain. Pikiran yang tadinya rahasia pun bisa diungkapkan kepada orang
lain dengan simbol simbol bunyi bernama bahasa, dan simbol berupa huruf atau
tulisan. Jadi setiap percakapan anda sebenarnya adalah cara anda untuk mengungkapkan
pikiran pikiran anda. Semakin banyak omongan maka korelasinya anda pasti
memiliki banyak pikiran, entah yang remeh temeh hingga yang paling penting.
Namun ada pula jenis orang yang tidak banyak berkomunikasi namun pikirannya
banyak. Biasanya orang seperti ini bukan
telah mencapai keheningan, melainkan justru karena ia minder, dan tidak merasa
pandai berkomunikasi. Lagi lagi, rasa minder muncul karena pikiran juga.
Artinya pikiran anda tidak tunggal, namun berlapis-lapis. Semakin banyak
pikiran, hidup anda menjadi semakin berisik dan tidak tenang, karena apapun
yang masuk ke panca indera pasti anda pikirkan. Bahkan kadang hal hal sepele
anda pikirkan, contohnya suatu hari anda melihat teman anda memakai celana
berwarna merah. Pikiran anda langsung menganalisa : "mengapa, merk apa,
beli di mana, kok aneh pakai celana merah, dan lain lain".
Sampai sini anda mungkin akan paham mengapa meditasi melatih
anda, intinya UNTUK MENDIAMKAN PIKIRAN. Jika anda berpikir mendiamkan pikiran
harus mati terlebih dahulu, maka anda masih jauh sekali dari pemahaman akan
sistem pikiran anda. Itulah mengapa para guru besar selalu berhati hati dalam
berbicara, karena berbicara sama dengan membuka rahasia pikiran anda. Dan
ketika para guru besar yang telah berhasil mengheningkan pikirannya, tidak ada
lagi yang dapat beliau beliau katakan selain hal hal yang memang penting untuk
dikatakan. Karena sekali lagi, setiap kalimat yang anda ucapkan = apa yang sedang anda pikirkan. Lalu bagaimana
cara berlatih mengheningkan pikiran? Persedikit untuk melihat keluar,
banyak-banyaklah melihat ke dalam diri anda sendiri...