Sakit, pegal, gatal, gelisah, atau bosan ketika bermeditasi adalah objek untuk belajar menghayati penerimaan. Semua adalah produk pikiran kita. Yang berkata sakit, pegal, gatal, gelisah, atau bosan adalah pikiran kita. Pada dasarnya semua hanyalah sensasi ketika anda yang terus berlari dalam kehidupan, tiba-tiba dipaksa duduk diam.
Segala rasa yang dialami seseorang dalam meditasi adalah alarm yang diciptakan oleh pikiran. Sifat pikiran adalah terus mengajak sesorang untuk bergerak. Kekhawatiran dan ketakutan adalah senjata utama pikiran untuk memaksa tubuh terus bergerak. Jangan sampai tubuh diam, karena diamnya tubuh anda akan dibaca sebagai ancaman untuk kelangsungan hidup tubuh. Tubuh harus hidup. Oleh karena itulah tubuh harus mengantisipasi segala ancaman di masa depan. Saat itulah apa yang dinamakan kekhawatiran dan ketakutan muncul dan memaksa tubuh untuk terus bergerak.
Lalu bagaimana jika tubuh "dipaksa" duduk diam dan bermeditasi? Tentunya ini tidak diinginkan oleh pikiran yang terus menerus bertugas membuat anda bergerak, guna menjamin tubuh anda tidak celaka atau mati. Pikiran terus membuat anda mengejar kenyamanan. Dalam hal ini kenyamanan berarti anda melakuka semua yang anda sukai. Ketika tidak suka, artinya itu tidak nyaman. Ketika bermeditasi dan anda memaksa tubuh anda diam, hal yang pertama dilakukan pikiran adalah berkata, ini tidak nyaman. Tubuh tidak boleh diam. Harus terus bergerak. Diam adalah ancaman!
Maka ketika anda bermeditasi, tubuh anda tentu merespon postur diam anda. Rasa pegal, sakit, dan lain lain akan hadir. Namun sebenarnya itu bukan masalah sebelum akhirnya pikiran membujuk anda untuk bergerak melawan rasa sakit, pegal, dan lain lain yang dianggap ancaman bagi tubuh. Pikiran akan berkata, ini harus segera berakhir! Dan ketika anda menyerah, maka pikiran anda menang. Anda kembali bergerak, dimana setiap gerakan adalah pikiran.
Tiap orang yang baru bermeditasi atau mungkin bahkan yang telah lama bermeditasi, rasa sakit, pegal, bosan, atau gelisah sangat lumrah dialami. Tidak perlu dilawan, ditolak, atau berusaha anda terima. Karena berusaha juga bagian dari gerakan pikiran. Jangan ada usaha apapun. Anda cukup menyadari segala sensasi yang muncul ketika bermeditasi. Sadarilah jika semua yang dinamai sakit, pegal, bosan, gelisah hanyalah sensasi tubuh dan gerakan pikiran yang menyimpan memori, bahwa sensasi sensasi yang anda rasakan dinamai gelisah, sakit, bosan, atau pegal. Bagaimana jika anda tidak pernah mengenal nama-nama yang mewakili sensasi yang anda rasakan?. Semua hanya akan menjadi sensasi saja. Segala macam sensasi yang anda rasakan, seperti sebuah perjalanan ke puncak gunung. Ketika sampai ke puncak, maka tentu yang kemudian anda lakukan adalah turun gunung. Hal itu juga berlaku bagi sensasi dalam meditasi. Ketika anda merasa ada bagian tubuh anda yang sakit, maka ia akan terus menerus meninggi hingga mencapai puncak, dan ketika telah sampai di puncak rasa sakit, rasa sakit itu akan menuruh dan perlahan hilang. Hal ini juga berlaku bagi rasa pegal, bosan, dan gelisah. Namun rata-rata orang yang bermeditasi tidak tahan untuk menerima sensasi-sensasi tersebut. Pelan-pelan pikiran logisnya akan memasukkan khawatir dan takut, hingga akhirnya orang tersebut menyerah kalah sebelum sensasi yang ia rasakan sampai pada puncaknya. Padahal ketika sensasi tersebut telah mencapai puncak, maka secara alamiah ia akan menurun dan hilang. Kuncinya adalah penerimaan. Menerima adalah diam pasif tanpa usaha apapun. Menerima adalah netral. Seperti batang ilalang yang tertiup angin, Kemanapun angin bertiup, ia akan mengikuti arah angin tanpa melawan. Apakah menerima sama dengan terombang ambing? Tentu berbeda. Terombang ambing adalah seperti rumput kering yang terbang kesana kemari tertiup angin. Sementara batang ilalang bukanlah rumput kering. Akar membuat ia tetap pada tempatnya walau batangnya mengikuti gerak tarian angin.
Menerima seperti anda mendayung perahu di tengah arus sungai. Ikuti saja arusnya, jangan dilawan. Terus gerakkan dayung anda agar arah perahu anda tetap terjaga. Berbeda dengan terombang ambing, dimana anda hanya diam saja tanpa menggerakkan dayung ketika arus sungai menghanyutkan anda. Ketika sensasi-sensasi dalam meditasi anda terima saja seberapapun sakitnya, pegalnya, bosannya, atau gelisahnya, maka pelan-pelan, semuanya akan mengecil dan hilang. Namun bagi anda yang memiliki sakit yang agak berat, maka ketika anda tidak tahan lagi dengan rasa sakit, segera akhiri meditasi anda. Jangan pula paksa tubuh anda dengan keras. Pelan pelan saja dan bertahap, agar tubuh tidak kaget. Pertama mungkin anda bisa bermedita si 10 menit. Jika semua baik baik saja, tambah durasinya pelan pelan, hingga anda bisa melakukan meditasi minimal satu jam. Perlu kemauan dan disiplin untuk meningkatkan kualitas meditasi anda....